Bangwan: Arumi, jaga kesehatan yaa sayang.
Satu pesan dari Dipta yang dikirimkan pukul 2 dinihari sukses mengubah pagi Arumi menjadi indah. Padahal ia baru saja bermimpi buruk tentang Divo yang berpacaran dengan Hera. Sebenarnya ia tidak keberatan jika hal itu terjadi, tetapi ia tidak rela jika ia kehilangan penggemarnya. Sebut saja Arumi egois, tapi seperti yang Divo bilang jika pria itu hanya untuk Arumi.
Ia kembali memfokuskan pikirannya kepada pesan yang dikirimkan Dipta. Jangan salah, ia sangat bahagia saat membacanya dan sekarang ia bingung, memikirkan balasan apa yang harus ia kirimkan.
Arumi R. A: Iya dong, kalo Rumi sakit ntar bang Dipta khawatir. Wkwkwk.
Arumi R. A: btw sering2 ya panggil sayang, sesering Rumi kentut dalam air. Blubuk-blubuk kentutnya sama kayak blubuk-blubuk yang ada di hati Ruminsaat abang panggil sayang.
Arumi R. A: typo, Rumi saat*
Arumi R. A: ih abang bikin Rumi deg2an mulu deh, jd grogi wkwk.Sent.
Akhirnya, itulah balasan yang Arumi kirimkan. Awalnya ia ingin membalas, 'kalo Rumi sakit, bang Dipta jadi dokternya ya, kita main dokter-dokteran.' Tapi ia mengurungkan niatnya karena pesan itu bersifat ambigu.
'Ih Rumi! Masih pagi udah nakal,' omelnya pada diri sendiri. Kemudian ia meninggalkan singgahsananya alias kasurnya, lalu bergegas bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.
***
"Rumiiiiiiii, Rum Rum Rum Mi Mi Miiiiiii," teriak seseorang seolah-olah suaranya bergaung.
Arumi tahu siapa yang memanggilnya, oleh karena itu ia tidak menoleh.
"Rumi...i...i...i," teriakan itu kembali terulang.
"Apaan sih, Divo! Berisik tahu pagi-pagi!" Sungut Arumi.
"Rum, jadi gak nih jalan-jalan ke Malang? Ke Semeru yuk Rum nanti agustus," ajak Divo.
"Sama siapa aja, Div?" Arumi tertarik akan ajakan Divo.
"Sama Abi dong," jawab Divo sambil mengedip-ngedipkan matanya manja.
"Najis, nanti dikira pasutri!" kata Arumi sambil memandang Divo jijik.
"Ih malah bagus tahu, Umi. Kan bisa sambil 'ibadah' kita," goda Divo lagi.
"Ibadah muke lo bau bawang! Ish ora sudi!" omel Arumi lagi dan Divo hanya tertawa puas.
"Bener nih, Rum. Mau ikut gak? Ada aku, Aden, pacarnya Aden, sama temenku anak mapala 2 orang. Kalo mau kasih tahu hari ini juga ya, biar cepet diurus simaksi sama tiketnya. Soalnya mumpung lagi ada promo tiket kereta, lumayan kan," cerocos Divo.
"Nanti deh, aku tanya Dipta dulu, siapa tau dia mau ikut," ujar Arumi.
Sontak raut wajah Divo berubah, ia sangat kesal mendengar ucapan Arumi. Ia sengaja mengajak Arumi, agar ia bisa berpasangan dengan gadis itu. Sebut saja ia jahat karena tahu jika Arumi sudah berpacaran dengan Dipta, tetapi ia masih melancarkan serangannya pada Arumi. Divo tidak rela jika Arumi bersama pria lain, padahal yang selama ini mengejar-ngejarnya adalah ia, bukan Dipta atau lelaki lain.
"Ngajak Dipta banget, Rum?" tanya Divo dengan nada tidak rela.
"Loh, dia kan pacar aku, Div. Siapa tau dia mau ikut juga soalnya kita belum pernah liburan bareng," jawab Arumi polos.
Divo membuang nafas kasar, "Rum, kamu itu ngegemesin ya, pengen aku toplesin sumpah! Untung aku sayang, Rum, aku tunggu keputusan kamu pas pulang kuliah," kata Divo seraya meninggalkan Arumi yang malah mencebik tanpa dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The One
ChickLit-COMPLETED- Setiap orang memiliki kriteria masing-masing dalam memilih pasangan. Entah itu penampilan, perilaku, sifat, dan yang akhir-akhir ini selalu dijadikan kriteria paling utama adalah kekayaan. Bagi Arumi, tipe kekasih dan pendamping hidup i...