Sejak hari itu, perlakuan Dipta terhadap Arumi menjadi semakin manis. Terkadang, pria itu menghampiri Arumi saat ia dan teman-temannya sedang berkumpul di kantin atau panggung di depan fakultasnya. Malah sekarang Dipta sering mengantar Arumi pulang. Well, tidak sampai rumah, karena di daerah Duku Atas, mereka harus berpisah karena rumah yang berlawanan arah. Arumi yang diperlakukan manis seperti itu senang bukan kepalang. Ia sangat suka perhatian Dipta, masa bodo dengan Divo yang selalu mengganggu dan melarangnya berdekatan dengan Dipta.
"Rum, gimana hubungan kamu sama bang Dipta?" Tanya Hera saat Arumi, Hera, Netta dan Lesti sedang makan di kantin Universitas.
"Biasa aja, tapi dia baik banget sekarang. Aku tuh dibikin klepek-klepek terus sama dia," Ujar Arumi semangat.
"Kok dia bisa berubah gitu sih, Rum? Perasaan dulu dia kayaknya ogah banget deket sama kamu," Tanya Netta. Ia memang merasa aneh, karena sejak Rektor Cup, Dipta jadi sangat menempel dengan Arumi.
"Gini ya Nett, kayaknya si bang Dipta itu baru sadar kalo selama ini aku cantik dan menggoda gitu," Balas Arumi dengan nada yang sedikit disombong-sombongkan. Ia juga sedikit mengibaskan rambutnya dengan gaya yang menurutnya seksi tapi terlihat menjijikan bagi teman-temannya.
"Sumpah, kok aku tiba-tiba enek ya?" Gerutu Hera lagi. Arumi memang memiliki kepercayaan yang sangat tinggi dan terkadang, patut diacungi jempol kaki.
"Rum, kamu ga takut kalo bang Dipta ngedeketin kamu karena ada maunya?" Kali ini Lesti yang bertanya.
"Engga, lagian apa yang dia mau dari aku? Aku lemah tak berdaya tanpa harap gini, kecuali kalo dia ngincer anak Humas atau Mapres, baru deh ga aneh," Ucap Arumi merendah.
"Rum, kamu bipolar ya? Tadi muji-muji diri sendiri, sekarang merendah, kamu sakit ya? Sakit jiwanya!" Kata Lesti sebal.
"Iya, aku overdosis karena setiap kali sama bang Dipta, aku butuh penenang, jantungku ga bisa dikontrol, dia ulala sih cuy!" Ujar Arumi dengan semangat dan teman-temannya hanya menggelengkan kepala tanda pasrah.
Orang jatuh cinta memang benar-benar kehilangan kewarasannya!
***
Arumi baru saja meninggalkan kelas terakhirnya untuk hari ini dan berjalan menuju halte Transjakarta saat ia menerima sebuah pesan di aplikasi Line dari Dipta.
Pradipta Haryawan: Rum, udah pulang belum?
Tanpa berpikir panjang, Arumi langsung mengetikkan balasannya.
Arumi R.A: baru mau, knp?
Pradipta Haryawan: bisa anter aku ga?
Arumi R.A: anter kemana?
Pradipta Haryawan: mau beli kado buat kakakku
Arumi baru tahu jika Dipta memiliki seorang kakak, ia akan dengan senang hati membantu Dipta mencari kado karena itu artinya ia selangkah lebih dekat dengan keluarga Dipta.
Arumi R.A: bisa bang, aku tunggu di pintu keluar yaa!
Arumi melangkahkan kakinya menuju gerbang keluar, menunggu Dipta menjemputnya.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Arumi melihat mobil Dipta dan tanpa segan, ia membuka pintu penumpang dan masuk dengan santai. Ia memasang sabuk pengamannya lalu setelah merasa nyaman dengan posisinya, ia baru menoleh ke arah Dipta yang sedang fokus menyetir di tengah kemacetan.
"Bang, mau beli kado dimana?" Arumi membuka obrolan.
"Kayaknya Plaza Senayan, kamu gak apa-apa pulang malem?" Tanya Dipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
The One
ChickLit-COMPLETED- Setiap orang memiliki kriteria masing-masing dalam memilih pasangan. Entah itu penampilan, perilaku, sifat, dan yang akhir-akhir ini selalu dijadikan kriteria paling utama adalah kekayaan. Bagi Arumi, tipe kekasih dan pendamping hidup i...