BAB 11

9.3K 804 39
                                    

Keenam mahasiswa tersebut tiba di Stasiun Malang sekitar pukul setengah 9 pagi. Mereka memutuskan untuk mencari sarapan dahulu di sekitar stasiun, sebelum melanjutkan perjalanan ke pasar Tumpang. Arumi baru pertama kali menginjakkan kakinya di kota Malang, suasananya yang sejuk membuatnya langsung menyukai kota ini. Arumi sudah merasa muak dengan udara panas dan polusi yang semakin menjadi setiap harinya. Oleh karena itu, keputusannya untuk menjauh dari Jakarta untuk sementara waktu dirasa tepat.

"Arumi mau makan apa?" tanya Divo saat mereka tiba di sebuah warung makan di pinggir jalan.

"Apa ya? Bingung. Kamu makan apa, Div?" Arumi balik bertanya.

"Maunya makan kamu, tapi gak boleh. Makan rawon aja deh," canda Divo.

Wajah Arumi bersemu merah. Pasalnya teman-teman Divo mendengar dengan jelas apa yang baru saja diucapkan pria itu, reaksi mereka pun sangat luar biasa heboh.

"Divo ih kebiasaan, gak pernah serius," Arumi berucap dengan nada sedikit manja.

"Arumi mau diseriusin ya? Nanti ya tunggu aku ngusir pacar kamu yang serba -Wan dulu. Sabar yaa," goda Divo lagi.

Sorakan dan siulan dari teman-teman Divo pun semakin menjadi dan Arumi semakin salah tingkah dibuatnya.

"Arumi, cuma sama lo doang tuh Divo ngomongin masalah kayak gitu," celetuk Rafsan.

"Gitu gimana coba."

"Ya itu, ngomongin ke arah pernikahan. Bau-baunya nikah muda nih, hahaha," tambah Malik dan celotehannya pun disambut gelak tawa oleh teman-temannya. Kecuali Arumi yang sedang menyembunyikan wajahnya di atas meja.

"Udah jangan digodain terus, kasian umi gue," Divo menengahi. Tangan kirinya terulur dan mengelus kepala Arumi.

Dada Arumi tiba-tiba bersemangat untuk berdetak, ia tidak menyangka bahwa Divo adalah sosok yang dapat membuat hatinya menghangat, selain Dipta.

***

Sekitar pukul 10, Arumi, Divo, dan teman-teman Divo bertolak ke pasar Tumpang menggunakan mobil angkot. Di pasar Tumpang, mereka mendaftar untuk menyewa mobil Jeep yang akan membawa mereka ke desa Ranu Pani.

Mereka akan menaiki angkot dari pasar Tumpang menuju rest area Klakah. Dari situ, barulah mereka akan diangkut menggunakan Jeep ke desa Ranu Pani. Arumi berpikir, bahwa ia akan langsung menaiki Jeep dari stasiun Malang, seperti di film 5CM. Tetapi pemikirannya salah besar. Karena menurut supir angkot yang mengangkutnya, popularitas gunung Semeru melonjak setelah film itu tayang. Banyak pendaki yang berbondong-bondong ke Semeru dan hal ini menjadi lahan bisnis untuk para supir angkutan perkotaan. Mereka membagi-bagi rejeki dengan cara membagi rute yang harus ditempuh oleh para pendaki. Dari stasiun ke pasar Tumpang, pasar Tumpang ke rest area Klakah, dan barulah dari Klakah, para pendaki akan diangkut menggunakan Jeep.

Sambil menunggu angkot yang akan membawa mereka sekitar pukul 12 siang, mereka memutuskan untuk melakukan pengecekan ulang. Arumi, Emma dan Malik mendapat tugas untuk berbelanja kebutuhan logistik mereka di pasar yang letaknya tak jauh dari pos penyewaan Jeep. Sedangkan Divo, Aden dan Rafsan kembali mengecek barang-barang yang mereka bawa, khawatir ada yang barang yang tertinggal atau terlupakan.

"Rum, kamu sama Divo beneran gak ada apa-apa?" tanya Emma.

"Gak ada, Em. Aku udah punya pacar," Arumi menjawab dengan jujur.

"Oh ya? Kemarin mantannya Divo curhat ke aku, katanya Divo nolak balikan sama dia gara-gara Divo udah punya seseorang," ucap Emma,"Dan setahuku, Divo enggak lagi deket sama cewek manapun selain kamu," lanjutnya.

The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang