Baper 5

193 11 0
                                    

Dua hari berlalu masih dengan pesan-pesan yang tidak penting memenuhi WhatsApp Alan dengan orang tersebut. Sekeras apapun dia mencoba untuk menanyakan siapa yang ada di balik pesan tersebut, tapi tetap saja nihil. Tidak satu pun pesan yang dijawabnya. Tapi pada akhirnya Alan tau kalau orang itu adalah seorang lelaki. Dari mana dia tau? Karena secara tidak sengaja dia menerima dengan cepat pelanggilan orang tersebut. Sementara yang diseberang sana mungkin tidak sadar kalau ponselnya dalam keadaan tersambung dengan seseorang.

Alan mendengar mereka berkelakar. Dengan modal penasaran, Alan bertahan mendengarkan percakapan sekelompok lelaki diujung Sana. Hingga akhirnya dia mendengar suara empunya. "Mati gue." Lalu panggilan terputus begitu saja.

                              *********

Semakin hari Alandia semakin dibuat penasaran. Dia yang selalu saja melakukan interaksi dengan Alan tak henti-hentinya mengirimkan pesan-pesan tak penting tapi mulai membuat Alan merasa diperhatikan. Mulai ucapan-ucapan selamat pagi, siang, malam, bahkan ucapan selamat tidur dan mimpi indah. Hal-hal sepele yang cukup membuat kupu-kupu diperutnya berterbangan.

Alan menikmati interaksinya dengan orang asing yang tiba-tiba masuk di kehidupannya akhir-akhir ini. Saat ini, Alan sedang bersantai di kamarnya. Dua jam lalu dia telah kembali dari sekolah. Hari yang menyenangkan. Tidak ada tugas, dan beberapa guru pun tidak masuk untuk mengajar dikelas. Sementara saat tiba dirumah, Alan mendapati satu paket atas namanya. Dan saat dibuka, isinya adalah novel-novel terbaru yang menjadi incaran seorang Alandia. Such a beautiful day.

Alan mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur yang bergambar bulan dan bintang. Dia mengetikkan beberapa kata. Lebih tepatnya mencari kepastian atas bingkisan yang diterimanya.

To : +62 888 7368 xxxx
Pasti lo yang ngirimin novel-novel ini kan?

Sent~

Alan tersenyum simpul. Setelah mengirim pesan tersebut dia pun berguling ke atas kasur dan mencoba merilekskan otot-ototnya. Tak perlu menunggu lama, balasan pun di dapatkan.

From : +62 888 7368 xxxx
Semoga kamu suka ;)

Alandia tidak bisa menghilangkan senyum senang dari bibirnya. Hingga menit kesekian senyum tersebut masih saja bertengger manis di wajahnya. Ia senang, bukan hanya karena apa yang ia idam-idamkan akhir ini terpenuhi. Tapi ia mendapatkan benda tersebut dari seseorang yang semakin hari semakin mencuri perhatiannya.

Alan terbawa perasaan. Bagaimana tidak, ia sedang memikirkan seseorang yang entah bagaimana rupanya tetapi bisa memberi perhatian dan membuatnya bahagia. "Andai aja dia cowok gue. Pasti gue bahagia banget. Andai dia suka gue, gak bakal gue tolak. Gue rela 24 jam chattingan sama dia." Batinnya.

Alan menenggelamkan kepalanya di atas bantal. Masih dengan senyum simpul mengingat pesan whatsapp mereka yang masih berlangsung hingga saat ini. Tak perlu menjeda lama, Alandia memilih terlelap di tidur siangnya.

                              **********

Nada dering ponsel nyaring terdengar. Alandia yang masih terlelap, kini terjaga mencari benda pipih yang berisik tersebut layaknya sebuah alarm pagi.

Tanpa melihat siapa yang menghubungi Alan mengangkat telpon tersebut dengan suara seraknya.

"Hallo..."

"Morning.. Udah bangun?"

Sontak Alan yang tadi masih setengah sadar segera duduk di atas kasurnya. Matanya membulat, telinganya mencerna suara siapa yang sedang berbicara. Alandia menarik ponselnya menjauh dari telinga. Melihat sederetan angka yang mulai familiar di kepalanya.

"Pagi, ini baru bangun." Jawabnya serak.

"Good girl, mandi sana nanti telat ke sekolah."

Alan mengangguk menuruti, walaupun yang diseberang telpon tidak melihat. Sambungan terputus, senyum Alan merekah. Dia meletakkan ponsel di atas meja belajarnya dan menyambar handuk yang tergantung di samping lemari.

                          

BaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang