Baper 23

99 4 0
                                    

Sekotak besar pop corn karamel dan dua botol air mineral menjadi teman selama film di putar di gedung bioskop ini. Entah mengapa, Raka setuju sama diajak Alan untuk menonton film dengan genre romantis.

Alan pun senang. Tak takut nantinya Raka akan menjadi Bosan karena hanya menemaninya menonton film yang benar-benar ingin Alan tonton sebelumnya.

Dua jam kemudian mereka pun keluar dari ruang teater tersebut.

"Aku mau ke toilet dulu ya sebentar."

Raka hanya mengangguk. Sementara Alan berlalu meninggalkan Raka dengan dua botol air mineral yang masih berisi setengahnya.

"Yuk!"

Alan menghampiri Raka sambil menyambar sebotol air mineral miliknya.

"Laper?"

"Belum sih."

"Trus mau kemana lagi?"

Pertanyaan ini sungguh menyebalkan bagi Alan. Raka yang mengajaknya untuk keluar sore ini. Tapi sekarang malah dia yang bertanya kepada Alan mau kemana.

"Terserah. Aku ngikut aja. Kan kamu yang ngajak."

"Hmmm.. I have no idea. Abisnya kamu belum laper."

"Ya udah kalo gitu muter-muter dulu aja gimana? Siapa tau ada diskonan. Kan lumayan."

Ucap Alan sambil tersenyum. Raka mengangguk menyetujui. Mereka berkeliling mall ini entah dengan tujuan apa.

Berjalan beriringan, berdua saja seperti ini mungkin hanya beberapa Kali mereka lakukan. Ini juga yang membuat Alan terkadang merasakan dan bertanya dalam dirinya, kira-kira kalau gue jadian sama Raka cocok gak ya? Jalan berdua, gandengan tangan, sambil....

Tiba-tiba sebuah tangan merangkulnya. Mengajak Alan menepi dan memasuki sebuah toko yang biasanya menjadi seorang gadis bernama Alandia. Lamunannya buyar seketika. Tergantikan dengan pemandangan novel-novel terbaru dan best seller di rak-rak depan matanya. Mukanya memerah. Terasa hangat.

"Ada yang minat gak?"

Tanya Raka sembari membolak-balik komik-komik yang ada di rak sebelahnya.

"Tunggu."

Alan membuka ponselnya. Menampilkan menu di benda pipih tersebut. Membuka sebuah note yang berisikan daftar novel-novel incarannya. Matanya mulai jeli. Menjelajahi satu persatu tumpukan novel dari rak ujung hingga ke ujung satunya lagi. Satu novel ia temukan. Kemudian berpindah dan kembali memindai novel-novel tersebut.

Raka yang dari tadi sebenarnya tak berkonsentrasi untuk mencari, paling tidak satu saja komik yang akan di bawanya pulang. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Yang jelas sedari tadi, hampir tiga puluh menit berlalu, Raka hanya sibuk memandangi Alan yang tampak semakin menarik dengan beberapa novel dalam keranjang belanjanya.

***********

Hari ini ditutup dengan menyantap ayam geprek favorit mereka berdua. Bukan saja karna memang rasanya enak, tetapi juga harganya terjangkau dan mengenyangkan. Makan sambil berbincang. Terkadang diam, dan terkadang tertawa. Ada saja yang menjadi bahan obrolan bagi Raka dan Alan. Bahkan sekeliling mereka pun bisa jadi bahan lelucon.

"Ka, ada yang mau aku tanya."

Alan tampak serius. Suasana yang tadinya santai dan Cari tiba-tiba menjadi sedikit kaku.

"Kenapa?"

"Mmmm.. Tentang..."

Sebelah alis Raka terangkat. Menunggu kalimat yang belum selesai dari mulut mungil Alan.

"Apa?"

"Kado. Kotak-kotak yang kamu kasih ke aku."

"Iya, terus?"

Alan terdiam sejenak. Sementara Raka menyelesaikan makannya dan akhirnya menyilangkan sendok dan garpunya di atas piring.

"Kamu... Gak salah tentang kotak itu?"
"Enggak. Aku gak salah."

"Tapi kan.... Aku.."

"Gak usah dijawab kalau belum mau. Santai aja. Aku gak maksa."

Matanya berkaca-kaca. Entah apa yang ia rasakan sekarang. Alan belum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di berikan Raka dari setiap kotak-kotaknya. Sementara Alan pun punya rasa yang mulai berkembang tak hanya kepada Raka. Tapi Dewa juga. Dewa sahabat kecilnya.

BaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang