"Dav, lo kenal Alandia anak 2Sains2?"
"Kenal. Kenapa?"
"Lo punya kontaknya? Gue minta dong."
"Punya. But wait, lo suka Alan?"
"Udah ntar gue jelasin kalo ketemu."
"OK, gue WA aja ya."
"Sip, thanks a lot bro."
Sambungan terputus. Entah mengapa Dewa tiba-tiba ingin menghubungi Dia. Dewa rindu. Sekian lama berpisah dengan Dia, akhirnya mereka dipertemukan lagi. Dewa tak ingin membuang waktu. Ia mencari info dengan cepat melalui David.
Dewa berjalan menyusuri gang. Dari jarak yang cukup jauh, ia melihat Dia dengan seorang cowok berhenti tepat di depan rumahnya. Matanya menyipit meyakinkan bahwa itu Dia atau bukan. Dewa melangkah mengurangi jarak antara dia dan Dia. Tepat saat ia melintas di depan rumah Dia, Dewa berhenti sejenak. Melihat Dia tertawa lepas dengan cowok tersebut membuat hatinya memanas. Dewa berangan, andai dia yang bercengkrama dengan Alandia saat ini. Mengantarnya pulang, dan selalu menjaganya.
Dewa memilih pulang. Selama di perjalanan perasaannya tak enak. Dadanya sesak. Ada rasa cemburu yang ia rasakan saat melihat Dia dengan cowok lain. Melihat Dia dijaga cowok lain selain dia, Raka Sadewa.
**************
David duduk manis di meja belajar milik Dewa. Setelah menyelesaikan tugas kelompok dan teman-teman lain sudah pulang, David memilih untuk bersantai sejenak di rumah Dewa.
Dewa menyajikan segelas susu coklat dingin untuk David. Ya, mereka memang penyuka susu coklat dingin. Dewa duduk di atas kasurnya. Sementara David membalikkan badan menghadap Dewa. Tak cukup lama jeda diam antara mereka. Dan pada akhirnya Dewa mulai bercerita tentang dia dan Alandia. David terpana mendengar cerita Dewa. Tak menyangka kalau mereka adalah sepasang sahabat sedari kecil.
"Jadi itu ceritanya kenapa gue minta kontak dia ke lo. Gue pengen intens lagi sama Alandia kaya dulu. Kaya dulu waktu kita kecil. Mungkin kalau dulu dia udah kaya sahabat sekaligus adik yang mesti gue lindungin. Tapi lama kelamaan, makin gue mikirin dia gue punya rasa yang lebih."
"Hampir setiap hari gue bareng dia. Main, sekolah, apapun itu. Tapi sejak gue pindah, karna bokap gue pindah kerja juga, akhirnya gue putus kontak. Nyokap gue juga kehilangan kontak sama keluarganya. Suatu hari gue kangen banget sama Alan. Gue janji sama diri gue sendiri, gue bakal balik lagi kesini dan gue bakal nemuin Alandia lagi." Sambungnya.
Panjang lebar Dewa bercerita mengenai dirinya dan Alandia. David hanya bisa diam dan menjadi pendengar yang baik. David berpikir kalau cinta tak kenal umur, jarak ataupun siapa orangnya.
********************
Dewa mengetikkan sesuatu di layar ponselnya. Jari-jarinya berpindah dari huruf satu ke huruf lainnya. Nomor ponsel yang sudah dia simpan, telah menambahkan secara otomatis kontak orang tersebut di memorinya. Dewa ragu, antara mengirim pesan atau langsung menghubungi gadis tersebut. Pada akhirnya Dewa memilih untuk mencoba menelepon.
Panggilan pertama berlangsung hanya Nada sambung yang terdengar. Hingga waktunya habis, tak ada jawaban. Dewa mencoba untuk yang kedua kalinya. Ketiga, keempat dan yang terakhir. Masih sama. Tak ada jawaban. Hanya nada sambung yang terdengar di telinganya. Dewa gundah, ingin sekali berkomunikasi dengan Alandia. Ingin tau, apakah Dia masih mengingatnya atau tidak.
30 menit berlalu, Dewa menunggu. Berharap panggilan kali ini dijawab oleh sang empunya. Tapi setelah berpikir, Dewa mengurungkan niatnya.
Dewa memilih untuk tidak memberikan pesan singkat kepada Alan. Ia takut jika Alan terganggu. Tapi walaupun begitu, Dewa memastikan akan kembali mendekati Alan dengan caranya. Menginginkan Alan menjadi sahabatnya, bahkan lebih dari itu. Meyakinkan Alan dengan caranya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baper
Teen FictionCewek baper yang bertemu dengan murid baru disekolahnya. Cowok tersebut adalah teman dekatnya semasa kecil. Dewa, begitu dia di panggil. Kembali ke kota dimana dia mengukir kenangan bersama seorang teman kecilnya, Alandia. Dewa berjanji akan selalu...