Baper 22

98 4 0
                                    

Lewat sebulan setelah Alan mendapatkan kembali semua ingatannya. Kenangan yang dulu pernah di lalui Alan dan Dewa, kini mereka lanjutkan. Kedekatan mereka tak berubah. Bahkan Dewa yang saat itu menyebalkan kini berubah drastis. Dewa lebih dan lebih menyayangi Alan sebagai sahabat. Bahkan rasa sayang itu semakin membesar dan ingin segera untuk memiliki Alan.

Usia remaja. Benih-benih cinta mulai tumbuh. Rasa suka tak pernah bisa untuk di pungkiri. Tapi semakin Dewa berusaha untuk menggenggam Alan dengan erat, makan semakin lepas pula Alan dari genggamannya. Seperti pasir. Semakin di genggam erat, semakin Banyak pula yang tumpah.

Lain halnya dengan Alan yang merasa dilema atas dua pilihan. Sebulan ini, ia dan Dewa semakin hari semakin dekat. Seperti mengulang persahabatan saat mereka kecil dulu. Walaupun begitu, Alan tau bagaimana Dewa menyayanginya.

Sementara Raka? Entahlah, Alan semakin bingung. Sulit untuk bertemu Raka. Walaupun hubungan mereka tetap berlanjut hingga kini. Raka tak pernah lupa untuk menghubungi Alan. Memberikan perhatian-perhatian yang membuat dadanya menghangat. Yang membuat Alan merasakan ada sesuatu yang Lain ketika ia bersama Raka, tapi tidak begitu saat ia bersama Dewa.

Raka : kamu lagi dimana?

Pesan itu masuk tanpa basa basi. Tapi Alan maklum. Itu sudah menjadi ciri khas Raka. Cuek, tapi perhatian.

Alandia : aku di rumah. Kenapa?

Tak menunggu lama, balasan pun tiba.

Raka : aku jemput ya. Aku mau ngajak kamu keluar sore ini.

Alandia : emang kamu di mana sekarang?

Raka : depan komplek rumah kamu.

See? Tingkah Raka selalu membuat Alan ketar ketir tak karuan. Disatu sisi hatinya seneng di perhatikan oleh Raka. Tapi di sisi lain, sungguh demi apapun Raka adalah lelaki menyebalkan.

Alan bersiap-siap. Mandi secepat kilat dan sibuk membongkar Isi lemarinya. Rasanya baju apapun yang ia punya tak ada yang pantas. Heii, Raka cuma ngajak jalan keluar. Bukan mau nge-date ataupun makan malam romantis. Bahkan Alan selalu saja merasa berlebihan jika ingin bertemu Raka.

Tok.. Tok.. Tok..

"Dek, ada Raka tuh di bawah."

"Iya Kak, tunggu aku ganti baju."

Semakin panik pula lah Alan mencari baju apa yang cocok untuk digunakannya.

Raka : buruan. Kita gak nge-date. Gausah pake gaun segala. Just be yourself beautiful. 😉

Oh Tidak. Rasanya mata Alan mau keluar membaca pesan tersebut. Bagaimana Raka tau kalau Alan sedang sibuk dengan semua baju-bajunya? Sungguh lelaki ini menyebalkan dengan caranya sendiri.

Pada akhirnya Alan hanya mengenakan atasan kaos putih dan jumpsuit jeans serta sneakers putih. Outfit ternyaman bagi Alan di bandingkan harus mengenakan dress dan flat shoes ataupun high heels.

Tak lupa rambut sebahunya gulung asal diatas kepala dan mini sling bag yang selalu ia bawa kemana-mana.

"Yuk.." Ucap Alan yang saat ini sudah berada di dekat Raka.

Raka mengangguk. Tak lupa pamit dan minta izin kepada ayah dan bunda Alan.

"Tante, Om, Saya pamit. Dan izin untuk membawa Alan jalan sore ini."

"Ya nak Raka. Silahkan. Ingat, pulangnya jangan malem-malem ya."

"Iya tante. Nanti abis jalan Saya langsung antar Alandia pulang."

Begitu pula Alan menyalami ayah dan bunda untuk pamit.

                          **********

"Kenapa lama banget? Cuma mau jalan pake dandan segala."

Raka memecah keheningan diantara mereka. Sejak masuk Mobil hingga keluar gerbang komplek tak satupun yang bersuara. Hanya suara penyiar yang sibuk bercuap-cuap ria di radio yang sedang di putar Raka saat ini.

"Ya kan aku mandi dulu. Sapa bilang dandan? Sok tau!"

Alan kesal. Tapi dalam hatinya sangat senang. Ini bukan pertama kalinya bagi Alan jalan berdua Raka. Tapi entah mengapa, selalu saja ada gelenyar aneh yang ia rasakan. Seperti kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya. Seperti itulah kira-kira.

"Jadi kita mau kemana?"

"Ya gak tau. Kan kamu yang ajak aku. Kok malah kamu yang Tanya mau kemana?"

"Nanti aku ajak ngopi kamu gak mau."

"Aku sih ngikut aja. Terserah yang ngajak."

Raka hanya tersenyum ini yang ia suka dari Alan. Gadis cuek yang tak Banyak menuntuk seperti gadis-gadis lainnya.

Mobil melaju lurus menuju sebuah pusat perbelanjaan.

"Nonton?"

"Sure!"

Alan terlihat bersemangat. Sementara Raka tak kalah bersemangatnya melihat gadis ini. Gadis yang di sukainya. Gadis yang tak akan ia lepaskan hingga kapanpun.


BaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang