Baper 7

175 10 0
                                    

"Baper bisa disebabkan karena memang disukai seseorang atau hanya rasa semu tak terbalas"

Dewa's POV

Pindah sekolah itu menyenangkan. Terlebih memiliki teman baru atau gebetan baru. Yang gue suka dari moment pindah sekolah adalah gue bisa eksis di sekolah baru. Bukannya sombong, tapi memang bisa di bilang gue salah satu orang yang suka terlibat bahkan dilibatkan dengan kegiatan luar maupun dalam sekolah. Ekstra kurikuler menjadi daya tarik bagi siswa yang baru pindah. Karena beda sekolah, beda pula ekstra kurikuler yang di tawarkan.

Hari pertama pindah ke SMA Garuda gue lalui dengan lancar. 2Sains1 menjadi kelas yang akan gue naungi hingga entah kapan. Anak-anaknya cukup welcome saat pertama kali gue memasuki kelas. Para cewek berbisik-bisik saat gue memperkenalkan diri di depan kelas. Kegiatan khas para siswi jika ada teman baru -cowok- mereka.

Jam istirahat berbunyi. Jika biasanya anak baru akan sedikit Susah mendapatkan teman, tapi gak buat gue. Beberapa teman mulai mengajak gue istirahat bersama. Memperkenalkan gedung-gedung yang ada di dalam sekolah. Sekolah ini bagus. Wajar menjadi incaran para siswa siswi di kotanya. Kami duduk di salah satu meja di sudut kantin. Teman semeja gue, David, memesankan mie ayam.

Sebelum pesanan tiba, gue mencoba scanning seisi kantin. Siapa tau ada yang bisa dijadikan gebetan. Mata gue terhenti disalah satu meja. Seorang gadis manis yang dikelilingi teman-teman cowoknya. Ya, dia Alandia. Alandia Shinta. Teman dekat saat di taman kanak-kanak. Dia gak berubah, masih sama seperti dulu. Wajah bulat dengan senyum yang manis. Masih senang berteman dengan lelaki dari pada perempuan. Khas seorang Alandia.

                           **************

Memori berputar di dalam otaknya "Dia, kamu kenapa sukanya main sama anak laki-laki?" Ucap seorang anak laki-laki yang sedang duduk di salah satu ujung jungkat jungkit.

Di ujung lainnya seorang Alandia kecil tersenyum. Menampakkan gigi-gigi mungilnya nan putih. "Aku suka temenan sama laki-laki karena laki-laki itu kuat. Dia bisa melindungi aku dari orang jahat." Ucapnya.

Dewa kecil mengangguk senang. Dalam hatinya ia berjanji akan selalu menjaga Alandia kecil.

Dua bulan berikutnya, Dewa yang ayahnya adalah seorang  TNI Angkatan Laut ditugaskan untuk pindah ke pulau Sulawesi. Dewa kecil dan adiknya diboyong dan disekolahkan disana. Sejak saat itu Dewa dan Dia putus kontak. Hingga Dewa pada akhirnya kembali ke kota yang sama dimana dia dan Dia dulu tinggal semasa kecil.

Tepat saat Kelas 3 SMP, Dewa memutuskan untuk tinggal dengan neneknya. Bukan hanya karena dia bosan tinggal di pulau Sulawesi, tetapi juga ia masih memegang janjinya untuk menjaga Dia. Dengan bekal izin dari orangtuanya, dan janji untuk menjaga sang nenek akhirnya Dewa kembali ke kota asalnya bersama Alandia.

Dewa menyusuri gang memperhatikan satu per satu rumah-rumah yang dulu sederhana kini telah bertransformasi menjadi rumah-rumah dengan tipe minimalis. Dewa menghitung Nomor-nomor rumah tersebut. Hingga akhirnya ia berhenti di satu titik dimana rumahnya dulu yang berhadapan dengan rumah Dia. Kenangan-kenangan kembali berputar di kepalanya. Sore hari mereka bersepeda didepan rumah. Dengan sepeda kecil mereka saling mengejar. Hingga akhirnya Dia terjatuh dan menyebabkan luka di dengkulnya. Dewa kecil panik. Tapi dia berusaha tidak ikut menangis agar Dia segera tenang.

"Dia, maafin aku. Kamu jadi luka." Ucap Dewa dengan kepala tertunduk. "Aku kanji akan jagain kamu, aku gak akan bikin kamu luka lagi. Aku janji." Dewa meniup-niup dengkul berdarah Dia. Ia pikir dengan begitu rasa sakit Dia akan berkurang.

Dia yang terduduk di jalanan hanya menangis melihat dengkulnya tiba-tiba berdarah. Perih. Tapi dengan adanya Dewa ia merasakan perihnya sedikit berkurang. Dia sayang Dewa. Sayang sebagai sahabat serta seperti kakak yang selalu setia disampingnya.

Dewa tersenyum masam, saat ini ia terlalu takut untuk mencari Dia langsung ke rumahnya. Dewa memilih berlalu dari depan rumah Dia. Ia berjalan cepat menuju taman bermain yang biasa dulu mereka datangi setiap harinya.

BaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang