Chapter 4

430 65 8
                                    

Sinar matahari masuk melalui sela-sela jendela kamarnya. Sinar menyilaukan itu tepat mengenai matanya dan mengganggu tidurnya.

Nari mengerjapkan matanya perlahan. Mencari kesadaran di sana. Badannya ia renggangkan karena pegal-pegal di seluruh badan. Kepalanya masih terasa sedikit pusing.

Sesaat Nari tersadar bahwa dia masih mengenakan pakaian yang ia kenakan semalam. Tercium bau alkohol dan bau muntahan dari sana yang membuat perutnya seketika mual.

"Sudah sadar rupanya" sahut Sujin teman se-apartemenya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Sujin-ah! Kenapa bajuku bau alkohol sih? Kau mabuk ya semalam!"

"Enak saja! Kau yang mabuk, bukan aku"

"Eyy, itu tidak mungkin"

"Kau tidak ingat?" Sujin berdecak sebal, kemudian ia berkacak pinggang sambil menatap kesal kedua bola mata sahabatnya itu.

"Ingat apa? Aku kan semalam hanya menghadiri acara orientasi dan......"

"Dan....?"

"Omo omo!!!" Nari membulatkan matanya karena terkejut. Memori akan kejadian semalam seakan kembali berputar mengisi kepalanya. Seperti sebuah rentetan film yang diputar kembali.

"Baguslah kalau ingat"

"Huaaaa Sujin-ah! Eottokhe?! Aku malu sekaliii!" Nari menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal. Gadis itu merutuki dirinya atas kebodohan yang ia buat semalam.

"Aku hampir pura-pura tidak mengenalmu semalam saking malunya tau!"

"Huaaaaa! Mau di taruh di mana mukaku nanti jika bertemu dengannya" dengus Nari, membayangkannya saja membuatnya bergidik ngeri.

"Kau ini! Sudah tau tidak kuat minum, kenapa malah minum sih!"

"Semalam benar-benar sangat memalukan ya?"

"Sa-ng-at!" Sujin memberi penekanan di setiap kata. Bagaimana tidak. Kejadian semalam membuat Sujin pusing bukan main akibat sahabatnya itu. Gadis itu menggeleng pelan jika membayangkan kejadian semalam.


-Flashback On-

Sujin mempercepat langkahnya menuju apartemennya. Wajahnya menampakan raut resah dan khawatir.

Siapa yang tidak khawatir, dia baru saja mendapat telpon dengan nomor Nari, tapi suara di sebrang sana malah suara pria yang mengaku seniornya Nari dan mengatakan bahwa gadis itu sedang mabuk.

Sujin berdecak sebal. Nari bisa jadi wanita yang tidak waras jika sudah mabuk.

Langkahnya terhenti saat sudah sampai di depan apartemennya, dilihatnya sudah terdapat mobil SUV hitam yang terpakir tepat di depannya, lengkap dengan pria yang sedang bersandar di mobil tersebut.

"Permisi" Sujin membungkukan badannya di hadapan pria itu.

Gadis itu merutuk dalam hati. Merutuki kebodohan Nari yang membuatnya malu. Apalagi setelah Sujin sadari bahwa pria di hadapannya merupakan pria tampan. Sial! Dia membuatku malu dihadapan pria tampan.

"Kau temannya?"

"I-iya. Maafkan aku. Dia memang begitu kalau mabuk" sahut Sujin sambil membungkukkan badannya lagi.

Yoongi membuka pintu mobilnya dan mengeluarkan Nari dari dalam sana.

Sujin dari tempatnya menggeleng pelan melihat kondisi Nari. Rambut Nari sudah tak berbentuk, liurnya sudah menetes kemana-mana, make-upnya sudah luntur, bahkan maskaranya sudah sukses membuat mata Nari seperti mata panda. Ah! Dasar anak ini!

LOCKED (min yoongi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang