Chapter 23

418 50 7
                                    

Angin dingin pagi berhembus menusuk tulang dan terasa menyakitkan seperti baru saja ditusuk ribuan jarum. Uap mengepul keluar dari bibirnya tapi Min Yoongi tetap melanjutkan aktivitas berlarinya. Ia menghirup udara dingin itu sedalam-dalamnya kemudian ia hembuskan dengan cepat. Membiarkan paru-parunya membeku dan hidungnya memerah.

Mungkin orang-orang yang berlalu lalang sedang menganggapnya aneh sekarang. Siapa juga yang berolahraga di luar ruangan seperti ini dengan cuaca yang super dingin. Apalagi banyak berita di televisi mengatakan beberapa hari lagi salju pertama akan turun. Hanya Min Yoongi. 

Pria itu tak pernah sekalipun meninggalkan kebiasaan berlari pagi. Baik memang. Tapi ia berlari tanpa mengenal cuaca. Bahkan hujan sekalipun ia tidak peduli. Baginya dengan berlari di pagi hari dapat meringankan beban setelah semalaman merasa kesakitan. Entah karena insomnia atau karena gangguan kecemasannya.

Akan tetapi, semalam berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Ia  dapat tertidur dengan sangat nyenyak. Begitu nyeyak hingga ia tidak bisa membuka mata di pagi hari dan tubuh tidak ingin berpisah dengan nyamannya kasur yang ukurannya tidak lebih besar dari ukuran kasurnya. Terdengar aneh memang. Entah ada sihir atau guna-guna di dalam sana atau karena ada tangan seorang gadis yang menepuk punggunya pelan.

Gadis itu pintar menghipnotis ya?

Sudut bibir pria itu terangkat mengingat kejadian semalam. Bahkan lagu anak-anak yang gadis itu nyanyikan masih terus terngiang di telinganya. Berputar-putar berulang kali di dalam otaknya tanpa henti. Bahkan musik klasik yang ia sedang dengarkan sekarang sudah kalah dengan suara lengking milik gadis itu.

Benarkan gadis itu pintar menghipnotis orang.

Tak lama ponselnya bergetar. Seseorang menelponya. Yoongi baru ingat kalau hari ini ia memutuskan untuk menyalakan ponselnya. Membiarkan orang-orang yang mengkhawatirkan sejak pekan lalu menelponnya.

Nama Nari tertera di layar.

Belum beribicara, suara melengking gadis itu lebih dulu terdengar.

"Sunbae, kau dimana? Kau sudah kembali ke apartemenmu? Kenapa tidak bilang-bilang sih!" Ucap Nari kesal.

Yoongi melepas headsetnya karena terkejut. Suara gadis itu hampir saja memecahkan gendang telinganya.

"Kau masih tidur tadi."

"Kenapa tidak membangunkaku." Yoongi menebak gadis itu sedang menggembungkan pipinya sekarang.

"Aku sudah membangunkanmu. Tapi kau tidur seperti sapi."

"Benarkah?? Kenapa aku tidak sadar ya?" Jawab gadis itu bingung.

Yoongi mendengus, "Kalau tidak ada hal lain yang kau ingin bicarakan aku tutup telponnya." Hendak memencet tombol merah, suara gadis itu terderngar, "Jangan!!!"

"Sunbae belum menjawab pertanyaanku sebelumnya."

"Yang mana? Pertanyaanmu ada banyak tadi."

"Yang 'kau dimana?'." Baru akan menjawab, gadis itu sudah berbicara lagi, "Tunggu! Semuanya saja! Hehehe."

Yoongi berdecak pelan,"Memangnya kau ini wartawan."

"Ayolah... please... pleasee" Ucapnya dengan nada suara yang sengaja dibuat imut.

"Hentikan. Aku akan menjawabnya. Aku sedang berolahraga dan aku belum kembali ke apartemenku."

"Berarti kau akan kembali ke apartemenku lagi?"

"Tidak. Aku akan langsung pulang. Terima kasih atas tumpanganya."

"Apa?! Sungguh kau tidak akan kembali ke sini lagi?" Nari sedikit terkejut.

LOCKED (min yoongi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang