"Ajhumma cerewet itu sudah menagih biaya apartemen kita lagi. Ini giliranmu bayar kan?""Apa?! Padahal sudah kukatakan padanya 2 minggu lagi akan kubayarkan. Tidak sabaran sekali sih."
Terdengar suara Sujin yang menghela nafas panjang dari sebrang sana, "Dia minta dipercepat jadi 5 hari. Katanya apartemen kita banyak yang minat kalau tidak segera di bayar bakal di jual ke orang lain."
"Cih! Banyak minat apanya! Tempat itu lebih pantas di sebut flat dari pada apartemen."
"Tapi apartemen yang kau sebut flat itu tetap saja sulit membayar sewanya. Padahal harga sewanya yang paling murah dari yang lain."
"Iya-iya tenang akan aku bayar secepatnya."
Lonceng di pintu masuk berdenting pertanda ada pengunjung yang baru saja datang, membuat Nari yang sejak tadi sibuk menelfon pun menoleh.
"Sudah dulu ya, ada pengunjung." Nari memasukan handponenya setelah memencet layar yang bertanda merah, kemudian dengan sigap berjalan ke arah kasir.
Hari ini merupakan hari pertamanya bekerja sambilan di sebuah cafe. Setelah melalui hari pertama mengampus yang menurutnya cukup membosankan, ia segera pergi ke cafe ini.
Cafe tempat ia bekerja sekarang merupakan cafe yang menyediakan banyak jenis kopi. Bisa dibilang kedai kopi, tapi bisa juga di bilang tidak. Karena bukan hanya kopi yang di sajikan di sini.
Ada beberapa jenis minuman unik dari squash yang merupakan minuman racikan dari pemilik cafe ini sendiri. Cafe tersebut juga merupakan cafe yang lumayan ramai pengunjung.
Tidak hanya kaum muda yang berdatangan tapi juga banyak orang tua yang sekedar mampir untuk menikmati secangkir kopi di cafe ini.
Interior cafe ini juga cukup menarik. Mengambil konsep alam dengan perpaduan modern minimalis, menghasilkan suasana cafe yang nyaman dan hangat seakan sedang berada di sebuah taman. Sistem pencahayaannya juga cukup unik dengan menggunakan lampu yang memang didesain sendiri oleh ibu sang pemilik cafe.
"Eoseo oseyo! Ada yang bisa saya bantu?" Dilihatnya pria paruh baya yang sepertinya seorang pekerja kantoran berjalan mendekati kasir.
(Eoseo oseyo = selamat datang)"Ice americano-nya satu ya."
"Ice americano satu, ada tambahan lagi?" Ucap Nari dengan satu tangannya mengetikan pesanan di layar kasir, kemudian di sambut dengan gelengan pelan.
"Totalnya 3.800 won." setelah melakukan pembayaran dan mendapatkan americano yang di inginkan pria itu melangkah keluar.
"Eoseo oseyo! Ada yang bisa saya bantu?" Sahut Nari pada pengunjung berikutnya.
"Oh! Kau?" Sahut pengunjung di hadapannya sambil menunjuk Nari dengan jari telunjuknya.
Nari mengerjapkan matanya saat dilihatnya seseorang yang sangat dia kenal, "Seok Jin Sunbaenim? anyeonghaseo." kemudian membungkukan badannya.
"Eyy, formal sekali sih. Panggil nama saja."
"Eh? Memangnya boleh?"
"Tentu saja tidak. Hahahaha." sahutnya sambil diikuti suara ketawanya yang terdengar seperti suara decitan saat sedang membersihkan kaca. Sangat khas.
"Ah ya, ngomong-ngomong kau pegawai baru disini ya?"
"Bagaimana sunbae bisa tau?"
"Ini pertama kalinya aku melihatmu disini, aku kan sudah jadi pelanggan tetap disini..."

KAMU SEDANG MEMBACA
LOCKED (min yoongi)
أدب الهواةAda hal yang di sembunyikan dari seorang Min Yoongi dalam dirinya. Beban berat dalam hidup ia tangguhkan di pundak dan tangannya. Mempertanyakan antara kebenaran dengan kebohongan. Memberikannya pilihan sulit yang menyakitinya. Hidup untuk merasakan...