Chapter 9

330 59 10
                                    

Read:
-Putar Video diatas saat bagian paling akhir chapter - (musik pengiring suara piano Yoongi)

    ●●●    


Jimin membereskan bukunya setelah bel pertanda jam kuliah telah berakhir.

Sesekali ia tersenyum ramah kepada mahasiswa yang menyapanya sebelum keluar dari kelas. Terutama mahasiswi baru. Mereka bergantian tersenyum manis menebarkan pesonanya pada Jimin. Namun tak ada yang menarik hatinya.

Dia tidak menyangka bahwa ia akan se-populer itu dikalangan mahasiswi baru. Ia begitu tak mengerti apa yang mereka suka dari dirinya. Ia tak setampan Seok Jin, tidak sepintar Namjoon, tidak secerah Hoseok, tidak memiliki wajah sesimetris Taehyung, apalagi se-charisma Yoongi.

Satu yang Jimin tidak ketahui.
Ia tampan.
Ia sangat ramah.
Memiliki hati yang bersih. Senyumnya juga bagai malaikat mampu menenangkan setiap orang yang melihatnya.
Berarti ada banyak yang jimin tidak ketahui.

Saat akan melangkah keluar kelas. Seseorang memanggil namanya dari belakang. Suara yang sepertinya ia kenali.

"Jimin Sunbae!" 

Jimin menoleh dan tersenyum.

"Annyeong, Song Nari"

  ●●●  


Nari mengigiti kukunya sambil berjalan mondar-mandir. Dirinya dilanda panik luar biasa. Bukan hanya dirinya. Sujin pun yang sedari tadi duduk di atas kasurnya juga dilanda kecemasan luar biasa.

Suara bel terdengar dari arah pintu.
Mereka masih bergeming dan saling menatap. Raut wajah mereka terlihat resah.
Bel itu terus berbunyi. Nyaring dan tanpa jeda.
Tak lama suara bel itu berubah menjadi gedoran pintu.

"Ya! Agasshi cepat buka pintunya! Aku tahu kalian ada di dalam!" Suara ajhumma pemilik apartement terdengar agak redam dari balik pintu.

"Eotthoke?" Ucap Nari dengan suara berbisik.

"Sst! Nanti dia dengar."

Gedoran terdengar lagi dari pintu. Kali ini lebih nyaring.

Ini sudah hari kelima dihitung saat ajhumma bawel itu memberitahu bahwa mereka harus membayar sewa bulan ini. Tapi dilihat dari kondisi Nari dan Sujin sekarang, sudah bisa dipastikan. Mereka belum memiliki uang untuk biaya sewa.

Apalagi jika mengingat Nari memiliki hutang yang begitu besar pada seniornya, Min Yoongi.

"YAA! KALAU KALIAN TIDAK MEMBUKA PINTU INI, AKU AKAN MEMANGGIL SATPAM UNTUK MENDOBRAKNYA LALU AKU USIR KALIAN!" Ajhumma itu berteriak lagi dengan nada menggerutu yang membuat Nari kesal.

Akhirnya Nari memilih untuk membuka pintunya daripada ajhumma itu benar-benar akan mengusirnya.

"Dasar anak muda tidak tau sopan santun!" Ucap ajhumma itu sambil memandang Nari kesal.

"Jwesonghamnida." Nari membungkukan badannya pelan.

"Agasshi, aku ingin menagih biaya sewanya." Sahut ajhumma itu to the point. Membuat mata Nari terbelalak tak percaya.

"Aah, ajhumma....soal itu..." 

"Wae?! Mau bilang tidak ada uang lagi?!"

"Bukannya saya tidak mau bayar. Tapi kami benar-benar belum ada uang. Perjanjiannya kan harusnya satu minggu."

"Mau lima hari, mau satu minggu bagiku sama saja! Ujungnya kalian tidak akan membayarnya lagi!"

"Kumohon ajhumma. Satu minggu lagi. Jebalyo."

LOCKED (min yoongi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang