Chapter 25

381 47 4
                                        

Anak-anak panti asuhan Flower Sun memiliki cara tersendiri untuk bermain. Taman dihalaman depan panti menjadi referesi bagi anak-anak untuk menikmati sore hari berharga. Ada yang bermain perosotan, jungkat-jungkit, membangun instana pasir.

Sepasang kakak beradik yang pautan umurnya tidak terlalu jauh memilih untuk bermain ayunan. Permainan yang sangat digilai oleh adiknya.

"Oppa lebih cepat lagi!" Sang adik berteriak berharap kakaknya mau mendorong ayunannya lebih cepat.

"Tidak boleh Nari, berbahaya. Bagaimana kalau nanti kau jatuh."

"Oppa!" Ia mengerucutkan bibirnya tak suka dengan jawaban kakaknya.

Min Ho tertawa pelan melihat sikap adiknya, "Baiklah. Tapi janji dengan oppa ya, kau tidak boleh memasang wajah cemberut seperti itu lagi. Oppa lebih suka kalau kau tersenyum."

Nari mengangguk dengan cepat. Ia kemudian mengembangkan senyum terbaiknya, "Seperti ini?"

"Omo cantiknya adikku." Jawab Min Ho sambil mengacak rambut adiknya, "Bersiaplah! Oppa akan menambah kecepatan ayunannya! Berpegangan yang kuat! Hana.... dull... Set!"

Ayunan bergerak dengan kecepatan penuh sehingga Nari lekas menguatkan genggamannya pada tali ayunan. Momen paling menganggumkan adalah ketika ayunan sampai di puncak, dimana langit terlihat sangat dekat, angin berhembus sangat kencang, rasanya seakan-akan seperti sedang terbang.

Min Ho menaikan sudut bibirnya.  Melihat adiknya tertawa bahagia seperti itu membuat hatinya menghangat. Bagaimanapun juga kebahagiaan adiknya adalah kebahagiaan utama baginya. Walaupun sekarang mereka hidup tanpa orang tua, bagi Min Ho asal ada Nari maka ia tidak apa-apa dengan itu.

"Nari, katakan pada oppa. Apa cita-citamu?" Teriak Min Ho disela-sela permainan mereka.

"Aku ingin jadi istri oppa?"

"Istri?!" Min Ho cukup terkejut dengan jawaban Nari, "Kenapa kau ingin jadi istri oppa?"

"Karena aku ingin selalu disisi oppa sampai akhir hayat. Kata Ji Sung oppa istri itu yang akan menemani seorang laki-laki sampai ajal menjemputnya. Aku akan menjadi istrimu karena kita berdua akan selalu bersama selamanya."

Ji sung anak itu! Apa yang ia ajarkan pada anak kecil berumur 6 tahun. "Kau tidak bisa menikahi oppa, kita kan saudara kandung. Sepasang manusia jika mereka sedarah, maka mereka tidak boleh saling menikah."

"Eh? Tidak mau! Pokoknya aku mau menjadi istri oppa!"

Min Ho terkekeh pelan mendengarnya, "Tidak Nari. Suatu saat kau harus menikahi laki-laki yang kau cintai dan juga mencintaimu."

"Kita saling mencintai, jadi tidak masalah bukan?"

"Benar, tapi ini jenis cinta yang berbeda."

Nari menoleh bingung ke arah kakaknya. "Aku tidak mengerti oppa."

"Suatu saat kau akan mengerti." Min Ho memberikan senyum yang sulit dipahami oleh Nari. 

"Min Ho-ya, bisa kemari sebentar." Bibi Hwan tiba-tiba berteriak memanggilnya. Wanita itu berdiri di depan pintu panti sambil melambaikan tangannya menyuruh Min Ho mendekat.

"Ne~! Nari-ya, oppa ke dalam sebentar ya." Ucap Min Ho pada Nari.

Min Ho sudah pergi terlebih dahulu ketika Nari hendak protes. Sebal sang kakak pergi meninggalkannya sehingga ayunan menjadi melambat, gadis manis berumur 6 tahun itu memutuskan berjalan ke panti untuk memaksa kakaknya bermain lagi

LOCKED (min yoongi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang