Chapter 8

330 57 8
                                    


Nari sejak tadi hanya membolak balik kan kertas formulir yang ia pegang. Di otaknya sudah terlalu banyak pikiran, sekarang malah ditambah lagi dia harus menentukan klub apa yang harus ia masuki. Pasalnya Nari tidak pandai pada apapun, ia juga tidak mempunyai kegemaran khusus yang membuat ia ingin bergabung pada klub tertentu.

Tidak seperti Yerim yang malah sedang asik mengisi formulir dan terus berkicau mengatakan ia sangat suka melukis. Ya, Nari sudah tau itu semenjak ia pertama kali bertemu Yerim saat SMP dulu.

Gadis itu suka sekali ke sekolah hanya membawa sketchbook, kuas dan cat air sambil melukis pria yang ia sukai setiap jam istirahat. Satu yang Nari bingungkan, kenapa Yerim tak masuk sekolah seni saja.

"Sudah putuskan mau masuk klub apa?" Yerim menoleh pada Nari yang masih bergeming memandangi kertas miliknya.

"Entahlah. Andai saja aku punya kegemaran atau bakat khusus sepertimu." Nari menghembuskan nafas panjang.

"Kau punya."

"Memangnya aku punya?"

"Ya, kau cerewet. Itulah bakatmu"

Nari memukul pelan lengan sahabatnya itu, "Ya! Mana bisa itu disebut bakat. Itu namanya musibah."

"Kalau begitu kita ke hall saja, kan sedang ada pameran klub."

"Kalau kita kesana berarti kita juga harus mendaftar. Aku tidak mau, kan aku belum memutuskan."

"Siapa tau ada klub yang membuatmu tertarik. Sudahlah ikut saja." Yerim menarik tangan Nari menuju hall yang mereka masud. Nari yang ditarikpun memasrahkan diri.

Suasana di depan hall terlihat ramai. Banyak sekali mahasiswa yang datang berkunjung ke pameran klub ini. Khususnya para mahasiswa baru yang akan mendaftarkan dirinya ke klub yang mereka suka.

Di gerbang hall, senior mereka sudah menyambut dengan berbagai macam kostum andalan sambil membagikan brosur klub kebanggaan mereka. Ada yang berkostum layaknya anime Jepang yang Nari yakin pasti itu klub para ottaku. Ada juga yang berseragam karate, taekwondo dan klub lainnya yang tidak mungkin Nari sebut satu pesatu.

(Ottaku= orang yang fanatik terhadap anime)

Suara live music mengalun mengiringi ramainya suasana hall. Bahkan klub basket membuat lapangan mereka sendiri di tengah-tengah hall yang ramai. Mereka dengan asiknya bermain basket disana. Begitu pula dengan klub voli. Mahasiswa baru mengerumungi klub-klub itu seolah mereka sedang mengadakan pertandingan besar.

Nari yang sedari tadi diajak keliling oleh Yerim malah bertambah pusing karena suasana yang begitu ramai. Terlalu banyak pilihan klub membuatnya bingung.

"Bagaimana?! Sudah punya pilihan?!" Yerim berbicara setengah berteriak karena terlalu ramai.
Nari yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya lemas.

Mereka melanjutkan langkah lagi sambil menoleh ke segala arah.
Menemani Yerim mengumpulkan formulirnya, lalu kembali berkeliling.
Namun langkah mereka terhenti saat seseorang meneriaki namanya.

"Song Nari!" Seorang pria dengan senyum lebarnya berlari kecil menghampiri mereka.

"Taehyung sunbae?" Nari menoleh kaget.

"Kebetulan sekali kalian ada disini. Kalian sudah punya klub?"

"Aku sudah. Tapi dia belum."

"Wah! Bagus! Ikut aku ya." Tiba-tiba Taehyung merangkul pundak mereka dan menggiringnya ke salah satu stand.

"Tadaaa!" Sahutnya sambil merentangkan tangannya pada stand di belakangnya.

Nampak di mata Nari beberapa frame terpajang. Semua orang tau, itu stand fotografi. Katakan Nari terkesima, hasil jepretan yang di pamerkan begitu indah. Di sudut stand Nari melihat barisan lensa kamera, berbagai macam. Nari tak mengenal apa namanya.

LOCKED (min yoongi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang