Chapter 7

356 60 8
                                    

"Kenapa aku baru tahu kalau kau pegawai baru ku ya?"

"Pegawai siapa?"

"Kau. Di cafe milik ku"

"Cafe siapa?! Omo omo--! Jwesonghamnida sajangnim." Nari membungkukan badannya.

(Jwesonghamnida sajangnim= Saya minta maaf, tuan (sopan))

Nari tidak menyangka bahwa senior nya itu ternyata adalah bosnya sendiri. Ia menyadari betapa tidak tahu dirinya tadi saat ia meminta tolong mengantarkan hp miliknya. Padahal jelas-jelas istilah kasarnya ia sekarang sedang membolos.

"Jadi teman kenalan Seok Jin sunbae itu Jimin Sunbae ternyata."

"Kau mengenal Seok Jin hyung darimana?"

"Acara orientasi. Oh iya Jimin sunbae kok malam itu tidak ada?"

"Aah, Aku ada keperluan mendadak."

"Begitu ya."

"Aku sedikit menyesal tidak datang."
Disruputnya soda yang tadi sempat ia beli sambil memandang Nari.

Angin malam mulai berhembus. Suasana malam ini terlihat sepi. Begitupun minimarket di tempat mereka duduk sekarang. Bahkan sang penjaga kasir sampai terkantuk-kantuk menunggu penbeli.

"Aku malah bersyukur sunbae tidak datang. Jadi tidak melihatku melakukan hal memalukan itu."

"Ku dengar kau jadi penyelamat ya? Black knight?" Jimin tertawa pelan.

Sejujurnya ia ingin melihat langsung kelakuan aneh apa yang diperbuat Nari pada malam itu. Melihatnya yang pada saat itu sedang berbicara dengan cola saja membuat Jimin geleng-geleng kepala.
Kalau saja ia datang dan tak ada urusan mendesak. Dia mungkin tidak akan sepenasaran ini.

Saking penasarannya ia sampai membayangkan bagaimana ekspresi Nari saat itu. Membuatnya tersenyum pelan.

"Sunbae mengetahuinya?!"

"Siapa yang tidak tahu. Black night untuk Yoongi hyung? Itu berita besar loh." Jimin tertawa pelan melihat ekspresi terkejut Nari.

Nari merutuki dirinya. Jadi beritanya sudah menyebar? Ia mungkin tidak bisa lagi berfikir jernih esok saat kuliah. Tak kuasa menahan malu.
Apa berita dia memuntahi baju Yoongi sudah tersebar ataupun belum ia ingin tahu. Kalau sudah habislah dia.

"Kau sebelumnya sudah kenal Yoongi hyung?"

"Kami pernah bertemu sih. Tapi bukan dalam kondisi yang baik. Jadi ya.....ya..."

"Jadi?" Jimin mengernyitkan alisnya penasaran. Karena yang Jimin tahu Yoongi tidak suka berurusan dengan perempuan.

Tidak lagi.

"Hanya...."

Drrttttt.....drttttttt

kom sema-ri-ga,
han chi-be-yi-so,
appa gom,
omma gom

Handphone Nari berbunyi, membuat gadis itu permisi sejenak untuk mengangkat telpon. Meninggalkan Jimin yang masih dirunding rasa penasaran.

Jimin berfikir sejenak. Malam itu ia yakin jika bukan hanya ia yang penasaran akan hal ini. Entah gadis itu memang kenal atau hanya sekedar tahu. Bisa saja ia hanya sekedar ingin mencari perhatian Yoongi. Mengingat Yoongi termasuk jajaran pria populer di kampus.

Mungkinkah gadis itu juga suruhan orang itu?

Tidak. Tidak mungkin.

Tak lama Nari kembali dengan ekspresi muka panik. Gadis itu mengatakan bahwa ia harus pergi sekarang jadi ia izin pulang. Mengambil tas nya seakan tergesa-gesa.

LOCKED (min yoongi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang