Chapter 2

1.8K 95 6
                                    

Ronma terkejut di saat ia melihat pedang petirnya tidak menebas apapun selain tertahan oleh tanah, "Apa! Tanah!" Terkejut Ronma.

"Sudahlah hentikan kalian ini! Bisa bisa kita kena masalah," ucap Sage dengan posisi tangan kanan menapak di lantai.

Ronma pun membalikan tubuhnya, "Apa yang kau lakukan? Apa kau ingin ku tebas juga?" Tanyanya dengan sedikit marah.

Hida sedikit meredakan amarahnya, "Hey kau bodoh, kau lupa jika kau sedang berurusan dengan siapa?" Tanya Hida dengan kedua tangan yang menapak pada arah Ronma, "Hantaman Angin." Ucapnya dengan pelan.

Tiba keluarlah angin yang sangat keras dan menghantan Ronma dari belakang dan membawanya hingga menabrak pada tembok dan menjadi retak.

Ronma pun bangkit dari hantamannya dari tembok, "Kau, ingin ini menjadi serius ya?" Ucapnya dengan sedikit marah, "Baiklah, Pedang Petir!" Kata Ronma dan mulai bergerak ke sana ke sini tanpa terlihat. "Hyaaattt!" Teriaknya.

Tiba tiba ada seseorang yang berteriak, "High Grafity Area!" Teriak seseorang.

Seketika itu semua yang berada di sana  terjatuh dan tak bisa berdiri.

"Apa lagi ini?!" Tanya dengan bentak Ronma.

Seseorang mendekati mereka, "Itu adalah kemapuan elemen bapak, Gravity." Kata Pak Gaima.

"Hah!" Heran semua.

Tiba tiba Napa berteriak, "Woohhoo! Keren, itu adalah elemen Pensrif!" Kagum Napa.

"Diam Napa!" Bentak Hida pada Napa.

Napa terkejut diam, "WWWOOOOHHHOOOO! HIDA MARAH! BARU KALI INI AKU LIHAT KAU MARAH!" Teriak Napa dengan kagum.

"Sial," menyesal Hida.

"Yang jelas kalian harus menjelaskan, apa yang sebenarnya terjadi di sini," ucap Pak Gaima dengan kedua tangannya memeluk dadanya.

    Ke esokan harinya di pagi hari.

Hida bangun dan langsung terkejut ketika melihat jam bahwa jam menunjukan arah pukul setengah delapan, "Haahh! Sial!" Katanya dengan kesal.

Ia pun langsung berlari menuju kamar mandi, lalu berhenti ketika melihat ibunya yang sedang masak.

"Ibu, kenapa ibu tidak membangunkanku?" Tanya Hida dengan kesal.

Ibunya Hida pun langsung membokok dengan wajah yang marah, "Hmmmm, apa kamu lupa? Bahwa kamu itu sedang di sekor selama satu minggu?" Tanyanya.

Hida heran dan langsung menaikan alis kanannya.

#Kemarin

Hida, Napa, Ronma, Sage, dan Sizi di panggil oleh Pak Gaima. Mereka pun berkumpul di ruang guru.

"Jadi begitu ya?" Ucap Pak Gaima dengan tangan kanan di dagunya.

"Iya Pak, begitu. Jadi yang salah Ronma kan?" Ucap Sizi dengan menunjuk ke arah Ronma.

Ronma pun meliriknya, "Cih!" Katanya.

"Tidak, menurut bapak Ronma tidak salah," kata Pak Gaima.

Semuanya pun terkejut dengan jawaban Pak Gaima, "Hah!" Teriak mereka.

Ronma pun terkejut. "Hah! A..a..ku tak ber..salah?" Tanyanya dengan gugup.

Pak Gaima pun memejamkan matanya. "Iyaa, kamu tidak salah, Yang salah itu kamu Sizi!" Katanya sambil menunjuk ke arah Sizi.

Sizi keheranan, "Hah! Kok saya sih, Pak?" Tanyanya dengan menunjuk pada dirinya sendiri.

"Iyaa Pak? Kok jadi dia? Dia kan cuman mau memberikan peraturan," Bela Hida.

Sang PengendaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang