Setelah mereka pulang sekolah, mereka pun secara serentak langsung berkumpul terlebih dahulu di dalam kelas. Sedangkan murid yang lain bergegas untuk menuju kembali ke kediaman mereka.
"Jadi, bagaimana?" tanya Napa yang langsung bangkit dari tempat duduknya seraya melihat ketiga temannya yang masih merapihkan bukunya ke dalam laci tempat duduk mereka.
"Yaaa... ayo..." kata Sizi dengan raut wajahnya yang senyum dilapisi ke heranan.
"Kau ini, Napa. Pertanyaan macam apa itu?" tanya Sage dengan sedikit kesal.
"Kenapa memangnya? Salahkah?"
"Tentu saja..."
"Rasanya bagaimana yaa pertanyaannya..." ujar Sulas dengan raut wajahnya yang menahan tawa dibarengi oleh lengan kanannya yang menutupi mulutnya.
"Memangnya... kenapa?"
"Sudah sudah. Ayo kita berangkat. Nanti keburu sore," ujar Sizi yang langsung pergi meninggalkan kelas.
Kemudia disusul oleh Sulas, Sage, lalu Napa.
Ketika mereka masih berada di koridor, mereka masih kebingungan dengan sikap Ronma yang sangat aneh tadi pagi.
"Sebenarnya, Ronma itu kenapa sih?" tanya Napa dengan raut wajahnya yang keheranan.
"Mungkin dia memiliki masalah yang sangat besar, sehingga sekarang dia tidak masuk sekolah," ujar Sizi yang memasang raut wajah yang serius.
"Sudahlah teman-teman. Agar bisa cepat kelar, kita harus cepat-cepat bertanya pada tim penyelidik," ujar Sulas dengan kedua alisnya yang ia tekuk.
"Tidak, Sulas. Kita harus bisa mengetahuinya, mengapa Ronma bersikap seperti itu," Napa pun langsung menoleh ke arah Sizi, "Ya kan, Sizi?"
Sizi terkejut dengan tanggapan Napa, perempuan itu langsung memasang raut wajah seriusnya, "Yaaa itu benar. Oleh karena itu, kita harus cepat-cepat menuju ke gedung penyelidik."
"Yooo itu benar."
"Ayooo kita berangkat!"
Sizi, Napa, dan Sage pun langsung pergi meninggalkan Sulas yang hanya bisa tersenyum terpaksa karena tanggapan dari ketiga temannya itu.
Ketika mereka berjalan di lorong dekat dengan pintu keluar, mereka akan melewati mading yang selalu terpasang tentang berita yang ada di sekolah tersebut.
Mereka terkejut melihat wali kelas mereka sedang memasang sesuatu di mading tersebut.
"Hey lihat!" Ujar Napa sambil menunjuk ke arah wali kelasnya tersebut.
"Apa yang dilakukan Pak Heine?" tanya Sizi.
Mereka berempat pun langsung pergi menuju wali kelasnya tersebut.
"Permisi Pak. Apa yang Pak Heine lakukan?" Tanya Sizi.
Pak Heine sekejap langsung berhenti dan menoleh ke arah keempat bocah tersebut.
"Apa kalian tidak ingat, jika bulan ini, bulan apa?"
Keempat pelajar itu langsung terdiam dan berpikir, jika apakah ada sesuatu yang spesial pada bulan itu.
Tiba-tiba Sizi seperti mengetahuinya dan langsung memasang raut wajah riang.
"Aaahhhh iyaaaa... bulan ini kan, bulan juni."
Ketiga temannya masih terdiam dengan raut wajah kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh Sizi.
"Memang ada apa di bulan juni?" Tanya Sulas yang langsung mendekati Sizi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengendali
FantasyDi dunia ini terdapat berbagai macam elemen yang terdiri dari berbagai macam elemen. Ada yang elemen alam dan ada yang elemen buatan, dan di dunia ini pasti ada orang yang bisa mengendalikannya termasuk Hida dan teman temannya ini.