Chapter 9

722 41 3
                                    

"Vivi! Tenanglah mereka hanya anak kecil," pria bernama Henta itu menepuk pundak lainnya tuk menyadarkan temannya itu yang tertelan oleh emosinya.

Wanita itu langsung membalikan kepalanya dan sedikit melihat temannya itu.

"Diamlah," kata wanita itu dengan sangat menyeramkan.

"Hiiiiihhh!!" Pria itu ketakutan dan langsung mundur sekitar 5 meter.

Wanita berkacamata itu membentuk tangan kanannya seperti memegang mangkuk dan langsung mengarahkannya kebelakang.

"Jika kau ingin tetap hidup, tarik kembali kata katamu itu wahai bocah ingusan," wanita itu semakin menyeramkan ketika mengatakannya itu.

"Kau hanya harus bisa mengalahkanku terlebih dahulu, lalu aku akan meminta maaf," ujar Napa dengan sombongnya.

"Dasar kau bocah sombong!" Wanita itu semakin kesal.

Wanita yang bernama Vivi itu langsung mengarahkan tangannya yang membentuk mangkuk itu ke arah Napa.

"Matilah kau bocah!" Teriaknya, "Molekul kematian!" ucapnya dengan melepaskan sesuatu yang berada di tangannya tadi.

Kekuatannya itu tak dapat terlihat hanya dengan mata biasa. Itu adalah molekul dari kekuatan racun berwarna hitam yang sangat kecil.

Napa terkejut dengan hal itu karena dia tidak bisa melihat elemen yang di lemparkan wanita itu.

"Apa! Aku lupa! Aku lupa kekuatan elemen yang dia kendalaikan, dan sekarang aku ingat elemen apa yang dia kendalikan. Tapi sialnya aku tidak bisa melihatnya," ujar Napa dalam hatinya.

"Aaaaahhhhhkkkkkk!!"

Napa berteriak kencang sekali dengan di barengi oleh tebasan cakar apinya itu kedepan sebanyak tiga kali.

Karena tebasannya itu serangan dari Vivi berhasil di atasi, tapi membuat energi Napa terkuras banyak.

"Boleh juga," wanita itu merendahkan Napa.

"Kau juga boleh juga," Napa masih tetap berarogan seperti biasanya, "Sekarang giliranku."

Napa langsung berlari kencang kearah wanita itu dengan berzigzat, dan saat sudah berada di depan wanita bernama Vivi itu ia langsung menebasnya dengan cakarannya.

"RASAKAN INI! CAKARAN API!"

Dan terciptalah ledakan api yang sangat besar dan membuat kepulan asap dimana mana.

"Glaaaaarrrr!!"

Dan di dalam kepulan asap itu ada seseorang terpental dari arah situ, semua orang yang melihatnya sangat terkejut karena yang mental adalah Napa sendiri.

Seketika itu semua orang yang berada di sana terkejut ketika melihat orang yang terpentalnya itu.

"Napa!"

Keadaan semakin kelam dengan langit yang berubah menjadi gelap dan angin yang bertiup kencang.

"Vivi! Hentikanlah!" Henta berteriak dengan tangan kanan yang menutupi wajahnya agar matanya tidak termasuki oleh debu dari angin kencang.

"Napa sudahlah!" Sizi berteriak.

Napa tak mendengarkannya dan langsung pergi menuju ke arah Vivi dengan sangat cepat melebihi yang awal.

Ketika Napa berada di depannya ia langsung menendangnya, tapi serangannya kali ini tetap tidak mempan dan ditahan oleh Vivi bahkan hanya dengan tangan kirinya.

Dan ketika Vivi akan membalasnya dengan memukulnya Napa langsung melompat kearah belakang Vivi dan menendangnya, dan akibatnya ia terdorong dan hampir terjatuh.

Sang PengendaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang