Mereka pun akhirnya sudah sampai di kelas mereka yaitu kelas 6-1.
Ketika mereka melewati ruang guru, mereka tak sengaja melihat bayangan hitam dari pintu yang terbuat dari kaca yang tidak tembus pandang itu.
"Sepertinya kita akan mendapatkan teman baru." Ujar Napa dengan memikirkan kriteria teman barunya itu.
"Kira kira siapa ya?" Tanya Sage dengan senyuman lebarnya.
"Pasti itu perempuan." Ujar Sizi dengan semangat yang disatukan dengan jari telunjuknya yang ia tinggikan.
"Kenapa seperti itu?" Tanya Napa dengan pandangannya yang tertuju pada Sizi.
"Karena tadi bayangannya saja sudah terlihat, jika ia memiliki rambut yang panjang. Sudah pasti itu perempuan." Ujar Hida dengan senyumannya yang manis.
"Nah itu dia!" Sizi berteriak dengan semangatnya kembali.
"Benar juga!" Ujar Sage dengan lengan kanannya yang memegang dagunya.
Mereka pun akhirnya sampai di kelas mereka dengan suasana hati yang sangat bahagia tanpa mengingat kembali kejadian yang telah mereka alami sebelumnya.
Beberapa saat kemudian bell sekolah pun berbunyi yang bertanda jika jam pembelajaran akan segera dimulai. Mereka semua langsung duduk di tempat mereka masing masing dengan tenang.
Tak lama guru mereka yaitu Pak Gaima masuk ke kelas 6-1 tersebut. Semua murid terkejut melihat guru sekaligus wali kelas mereka membawa seorang perempuan yang tak asing di mata mereka.
"Lasri!"
Semua murid terkejut dengan kehadiran seorang penjahat yang paling ditakuti di desa terbesar di daerah tersebut.
Hida, Sizi, Sage, dan Napa pun langsung berdiri dan menyiapkan kuda kuda mereka.
"Pak Gaima, apa maksudnya ini?" Tanya Hida dengan raut wajahnya yang sangat serius.
Lalu tiba tiba ada seorang pria dengan raut wajahnya yang selalu datar dan matanya yang selalu ia pejamkan memasuki ruangan tersebut.
"Tenanglah murid murid." Ujarnya dengan santai.
Hida terkejut ketika melihat pria yang tak asing di matanya itu dan langsung merubah raut wajahnya menjadi keheranan.
"Pak Ryome, ada apa ini sebenarnya?"
"Tenanglah Hida, biarkan aku menjelaskanya." Pintanya dan ia langsung mendekati bocah perempuan berambut ungu cerah itu.
Ryome langsung menariknya dan memeluk di sampingnya lalu mengusap kepala bocah perempuan itu.
"Bocah perempuan ini, jangan kalian panggil dengan nama Lasri lagi. Tetapi, panggilah dia dengan nama Sulas, Sulas Zofya."
Seketika itu semua murid jelas 6-1 terkejut dengan pernyataan itu.
Tiba tiba bocah perempuan itu langsung berlari dan mendekati Hida. Ketika ia sudah dekat dengan Hida ia langsung menundukan dirinya kepada Hida.
Hida langsung terkejut dengan apa yang bocah perempuan bernama Sulas itu mendekatinya bahkan menundukan dirinya
"Aku mohon maaf dengan apa yang terjadi sebelumnya, tubuhku ini telah membunuh ibumu dan melukai teman temanmu." Kata bocah perempuan itu dengan raut wajahnya yang sangat sedih.
Raut wajah Hida yang sebelumnya terkejut berubah drastis menjadi marah, karena ia mengingat kembali dengan apa yang tubuh bocah perempuan itu lakukan terhadap ibunya dan teman temannya.
"Tapi, itu semua karena ia dikendalikan oleh Lilit. Wanita yang telah membunuh ayahmu dulu." Ujar Ryome dengan nada bicaranya yang tinggi.
Raut wajah Hida yang marah pun menghilang dan berubah menjadi sebuah senyuman yang manis dan nyaman untuk dilihat. Ia pun langsung menepuk kepala perempuan bertubuh mungil itu dan langsung mengelus elusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengendali
FantasiDi dunia ini terdapat berbagai macam elemen yang terdiri dari berbagai macam elemen. Ada yang elemen alam dan ada yang elemen buatan, dan di dunia ini pasti ada orang yang bisa mengendalikannya termasuk Hida dan teman temannya ini.