Chapter 23

137 3 2
                                    

Hida terkejut dengan apa yang ia lihat itu, Hida tak dapat mempercayainya sama sekali. Karena ia tahu, Gaima adalah satu satunya guru yang ia kagumi.

"Hehehe, Pak Gaima. A...apa maksudnya ini?" Hida hanya bisa memberikan raut wajahnya yang tersenyum setengah.

Gaima langsung membungkukan tubuhnya ke arah Hida, "Gaima? Siapa itu?"

"Apa maksudmu Gaima!" Ryome hanya bisa meneriaki Gaima dengan posisinya yang terlengkup tak berdaya.

Gaima langsung memalingkan tubuhnya ke arah Ryome dengan raut wajahnya yang kesal, "Sudahku bilang, aku bukan Gaima!" Gaima pun langsung menendang wajah Ryome dengan teriakan kesalnya.

Ryome pun langsung pingsan dengan kepalanya yang telah mengalirkan cairan berwarna merah.

"Apa yang kau lakukan, Pak Gaima?" Hida kembali bertanya kepada gurunya itu dengan nada pelan yang menggambarkan jika ia tak percaya dengan apa yang ia lihat itu.

Gaima langsung kembali ke arah Hida dengan raut wajahnya sudah lelah akan ketidak percayaan Hida kepadanya.

"Sudahku katakan, jika aku bukan Gaima."

"Lalu, kau siapa?"

"Aku adalah Oman, Oman Klui."

Hida hanya terdiam ketika ia mendengar apa yang diucapkan oleh gurunya tersebut.

"Sudahlah Oman, cepat lepaskan aku."

Tiba-tiba seseorang yang berada di sebelah kiri Hida meminta pertolongan kepada Gaima atau Oman.

"Baiklah, Lilit," Oman langsung menghampiri bocah lelaki yang Hida kenal sebagai Moli.

Oman pun langsung menyentuh pundak Moli dan tak setelah itu Moli langsung dapat berdiri dengan tegak.

"Hey, bagaimana dengan yang satunya?" Moli atau Lilit pun langsung bertanya kepada Oman tanpa berkata apapun yang lain.

"Ah iyaa, kau benar juga. Baiklah tunggu di sini." Oman pun langsung menuju ke arah Joku.

Lilit pun menghampiri Hida yang sedang terlengkup tak berdaya.

"Sudahku bilang, aku akan datang kembali tuk mengambil kekuatanku."

"Sialan kau Lilit," ujar Hida dan langsung meludahi wajah Lilit.

Lilit pun terdiam dan terkejut akan apa yang Hida lakukan padanya. Ia pun langsung membersihkan wajahnya itu dan langsung berdiri. Tak lama setelah itu ia langsung mencambak rambut Hida dan menyeretnya.

Karena dengan tekanan gravity yang sangat besar bagian dada Hida hingga ke pinggang tertarik oleh gravity itu ke bawah sedangkan kepalanya terangkat oleh Hida yang mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa pada dada hingga pinggang.

"Aaaaaahhhhhhhhhhkkkkkkkk! Hentikaaaaaaaaann!"

Setelah Lilit menyeretnya cukup jauh hingga ke tengah tengah lapangan, ia pun melepaskannya dan membuat dada hingga wajahnya terbanting ke bawah dengan sangat kencang.

"Aaaagggghhhhh!"

Tidak ada teriakan untuk menghentikan perbuatan mereka terhadap Hida, karena mereka semua pingsan karena tertarik oleh gravity Oman yang sangat kencang dan tiba-tiba itu.

"Tidak akan ada yang dapat menolongmu, Hida. Mereka semua tak sadarkan diri akan apa yang telah dilakukan oleh gurumu itu," ujar Lilit.

Hida hanya bisa terdiam sambil menahan rasa sakit yang ia terima dari Lilit.

"Kenapa kau diam, Hida?"

"Bagaimana kau bisa melakukan ini?"

Ketika Lilit akan menjawabnya tiba tiba Oman datang bersama dengan seseorang yang tak asing bagi Hida.

Sang PengendaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang