Chapter 11

968 39 10
                                    

"Gleegaaaaaaarrrr!"

Muncul sebuah ledakan berwarna ungu kehitaman dari hutan sebelah kanan rumah Hida.

"Apa itu?" Napa keheranan.

Hida tiba tiba langsung berlari menuju ledakan tersebut.

"Hida tunggu!" Napa langsung mengejar Hida tanpa pikir panjang.

"Ada apa lagi ini?" Sage merasa kesal tapi ia langsung mengejar mereka.

Ronma tanpa berkata apa pun langsung menyusul mereka.

Hida berlari dengan ekspresi wajah yang merasa ketakutan.

"Perasaan ini, ledakan ini, peristiwa ini, aku...seperti...pernah...merasakannya." Benak dalam hatinya.

Hida terus berlari meskipun kakinya terluka oleh sejuta rumput liar yang berduri.

Napa, Sage dan Ronma terus mengejarnya dengan sekuat tenaga, meskipun mereka sedang  dalam keadaan perut yang kembung, mereka terus mengejar temannya itu.

"Hida tunggu!"

"Hida tunggu kami!"

"Hida!"

Napa merasa ada yang aneh dalam ledakan itu.

"Aku rasa, aku pernah melihat ledakan seperti itu." Ia melihat ke arah langit.

"Iyaaa, aku juga merasa pernah melihatnya. Tapi aku tidak mengingatnya." Sage menengok ke arah Napa.

"Itu adalaha ledakan yang sama persis di saat peristiwa ibunya Hida terbunuh." Ujar Ronma dengan dingin.

Seketika itu semuanya menoleh ke arah Ronma.

"Apa maksudmu?" Tanya Sage.

"Di saat sebelum peristiwa itu terjadi, ledakan ini pun keluar terlebih dahulu." Ujar Ronma.

"Berarti Sizi.........." Napa belum sempat menyelesaikan perkataannya tapi Ronma Sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Iyaa benar, terbunuh." Ujar Ronma dengan dingin.

Semua terkejut dengan perkataan Ronma, suasana pun langsung menjadi tegang ketika mereka mendengar kata terbunuh.

"Maka dari itu, kita harus cepat cepat pergi ke arah ledakan itu dan membantu Hida." Ujar Ronma.

Mereka pun terus berlari bahkan menambahkan kecepatan mereka.

Hida terus berlari tanpa arah, karena ia telah kehilangan jejak ledakan tersebut.

Tapi di saat dia sedang berlari, tiba tiba di balik pohon besar di depannya ada seorang wanita yang terpental.

"Aaaahhhkkk!!" Teriak wanita itu.

Hida terkejut ketika melihat wajah wanita itu.

"Hah! Sizi!" Hida langsung menghampirinya.

"Sizi!" Teriak Hida di saat dia sudah di dekatnya.

"Hi...da..." kata yang keluar dari mulut Sizi berpatah patah yang dibarengi dengan darah yang keluar dari mulutnya.

"Ada apa Sizi? Dimana Lasri?" Hida semakin panik dengan keadaan Sizi yang sudah sekarat.

Tiba tiba ada seorang wanita berambut ungu yang bersinar dan dikelilingi oleh aura hitam yang pekat dari arah terpentalnya Sizi.

"Aduh aduh, aku ketahuan." Ujar wanita berambut bersinar itu.

Hida langsung membaringkan Sizi pelan pelan. "Tunggu di sini Sizi." Ia pun langsung berdiri dengan tegap. "Siapa kau!"

"Kau tak mengingatku?" Tanya wanita itu dengan tangan yang berada di bawah dagunya.

Sang PengendaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang