Chapter 32

70 5 1
                                    

Hari hari telah berlalu dengan sangat cukup lama, begitu pula dengan semua kebisingan yang oleh para pengendali yang berlatih untuk menjaga ketentraman desa dan untuk menghadapi tes kepantasan. Hingga tak terasa hari di mana tes kepantasan akan segera dilaksanakan esok hari.

Toko peralatan untuk membantu para pengendali mengendalikan elemennya pasti akan sangat ramai oleh para pembeli yang masih memasuki tes kepantasan tingkat dasar.

Sizi, Sage, Napa, dan Sulas sedang berada di sana untuk membeli sarung tangan pengendali guna membantu mereka mengendalikan elemen mereka.

Mereka di sana sedang mengantri untuk membayar sarung tangan yang telah mereka pilih untuk mereka gunakan, suasana di sana cukup ramai sehingga mereka tidak melakukan obrolan sama sekali.

"Tak terasa kita sudah mendekati tes kepantasan yaa?" Ujar Sizi yang langsung mematahkan suasana.

"Karena dari itu kita harus bisa lulus dan bisa bersama lagi nanti di SMP," ujar Napa yang langsung menepuk pundak Sizi.

"Kau juga harus lulus, Napa," ujar Sage yang menepuk pundak Napa.

Napa terkejut dan langsung menoleh ke arah Sage yang berada di belakangnya, "Tentu saja aku akan lulus,"

Sizi hanya bisa melirik kedua teman lelakinya yang sangat baik, lalu ia melihat Sulas yang terus menerus melihat sarung tangannya.

"Ada apa, Sulas?"

Sulas pun terkejut dan langsung menoleh ke arah Sizi yang berada di belakangnya, "Mmm, tidak ada apa apa..."

Sizi pun menepuk pundak Sulas, "Jika ada masalah katakan saja yaa..."

Sulas tidak menjawab permintaan Sizi melainkan terkejut dan langsung tertawa kecil dengan mulutnya yang ia tutupi oleh tangannya.

Sizi terheran-heran dengan apa tanggapan yang diberikan oleh temannya itu.

"Ada apa, Sulas?"

Sulas pun berhenti tertawa dan menurunkan tangannya yang menutupi mulutnya itu.

"Kalian bertiga lucu yaaa. Saling menepuk pundak teman yang berada di depan kalian, seperti apa saja..."

Ketiga temannya itu langsung bingung dengan perkataan Sulas. Ketika mereka melihat tangan mereka yang menepuk pundak temannya yang berada di depannya, langsung menarik tangannya dan tertawa dengan perasaan yang sangat senang.

Setelah mereka selesai membeli sarung tangan pengendali, mereka pun langsung pulang dengan perasaan senang membanjiri hati mereka.

Napa langsung berlari dan berhenti di depan mereka, "Aku tak sabar ingin menggunakan ini!" Teriak Napa dengan sarung tangan berwarna merahnya yang melekat pada tangannya.

Lalu disusul oleh Sage, "Aku pun!" Teriak Sage dengan sarung tangan berwarna Coklatnya.

Sizi yang melihatnya merasa sangat malu dengan kelakuan kedua temannya itu, "Ya ampun. Kenapa aku harus mempunyai teman seperti mereka?"

Sulas yang mendengar keluhan Sizi hanya bisa tertawa dengan mulutnya yang ia tutupi, "Tapi Sizi, jika mereka tidak ada pasti akan terasa sangat sepi..."

"Mungkin kamu benar..." Sizi pun langsung menoleh ke atas langit siang hari yang sangat cerah, "... tapi tanpa Hida, semuanya melebihi dari kata sepi..."

Perempuan berambut ungu itu langsung terdiam mendengar perkataan temannya itu. Sudah 1 bulan lebih Hida tidak terlihat oleh mereka.

"Hei! Ayo kita ke sekolah terlebih dahulu untuk melihat pembagian kelompok!" Teriak Napa sembari melambaikan tangannya ke arah Sizi dan Sulas.

Sang PengendaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang