Chapter 7

770 45 8
                                    

Hida, Lasri, Napa, Sage, dan Ronma masih berada di dalam kelasnya dengan masing masing sedang duduk di atas kursi dengan membentuk lingkaran.

"Jadi, seminggu yang lalu tepatnya hari selasa. Daerah rumahmu diserang oleh seseorang yang misteriu," Napa menyilangkan jarinya pada dagunya.

"Dikatakan, jika orang misterius itu memakai baju yang aneh berwarna ungu," Lasri melanjutkannya dengan duduk manis.

"Tapi, yang membuat anehnya, kenapa ia hanya membunuh ibunya Hida? Sedangkan dirimu Hida, ia abaikan?" Sage memegang dagunya sembari menatap ke langit.

"Lalu siapakah orang itu!" Hida memeras kepalanya keras sekali.

Lasri pun langsung bersimpati kepada Hida, "Kamu jangan terlalu memaksakan dirinu, Hida," ia pun mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Napa dan Sage, "Dikatakan, bahwa di semua desa tidak ada yang ingin mengakui bahwa itu ulah dari salah satu warganya, karena kekuatan yang orang misterius itu miliki tidak dikendalikan oleh warga desanya."

Ronma tiba tiba meloncat dari meja yang ia duduki, "Tapi yang lebih membingungkan, elemen apa yang ia kendalikan? Tidak ada tanda-tanda jika elemen Penha di kendalikan di sana, hanya ada rumahnya yang hancur luluh, begitu pula dengan mayat ibunya Hida terdapat lubang yang berada pada dadanya."

"Jadi, itu adalah elemen Pensrif dong," Napa menurunkan tangannya yang berada di dagunya.

"Iyaaaa, tapi elemen apa? Dan juga, sekarang rumahnya kenapa sudah kembali normal?" Tanya Lasri

"Dan itulah yang lebih misteriusnya, bagaimana bisa rumah yang tadinya hampir hancur lebur bisa kembali utuh hanya dalam semalam?" Ujar Ronma

Seketika itu suasana menjadi sangat sepi.

"Tapi, kenapa aku.......aku.....tidak ada di sana? Dan kenapa aku tidak tau bahkan ingat?" Hida semakin meremas kepalanya.

"Kau di saat itu sedang memburu ayam hutan seperti biasanya, dan saat para warga mencarimu, kau di temukan dengan keadaan pingsan," ujar Napa

"Lalu kenapa aku tidak mengingatnya?"

Hida semakin depresi.

"Itulah yang kami tidak tau, dan untuk saat ini. Lebih baik kita serahkan kepada yang lebih ahli," ujar Lasri

...

     Jauh di dari desa berunding sekumpulan orang ahli yang sedang menyelidiki kematian ibunya Hida. Mereka adalah para penyelidik setiap ada peristiwa misterius. Mereka di sebut Peyki.

"Coba perhatikan lubang yang telah di buat oleh si penjahat itu?" Ujar seorang pria berambut orange.

"Kenapa?" Tanya seorang wanita berkacamata.

"Yaaaa, lihatlah dia," seorang pria dengan rambut berwarna hitam mendekati mayat ibunya Hida, "meskipun dia sudah memiliki anak, tapi dia masih memiliki kulit yang mulus," ujarnya sambil mengelus kulit mayat itu, "aku ingin tau, apakah lubang gelapnya itu masih te........"

Ia belum selesai berbicara tetapi langsung dipotong oleh lelaki berambut orange, "Oy! Jangan bercandalah! Kau ini seharusnya serius! Dasar mesum!" Protesnya, "Yaa kan ketua?"

Seorang pria yang lebih tua dari mereka bertiga pun berdiri dari duduknya, "Mayat ini, terbunuh bukan oleh benda tajam, tapi oleh elemen. Dan jenis elemen itu Pensrif," ia pun melihat lebih dalam lagi pada mayat itu, "Henta!"

"Siap ketua!" Teriak lelaki berambut orange

"Kau minta kepada seluruh pengguna elemen tuk membuat lubang pada daging manusia, dan kau amati. Lusa berikan padak," pinta ketua Peyki itu

"Hah! Kau pasti becanda ketua," protes pria yang bernama Henta itu

"Tidak! Aku serius!" Teriak ketua Peyki itu dengan kesal.

"Aaahhh yaaaa," Lelaki yang bernama Henta pun langsung terdiam karna takut, "Tapi ketua, dari mana aku bisa mencari daging manusia?"

"Hmm, Vivi!"

"Siap ketua!" Teriak wanita berkacamata itu.

"Tolong, gunakan elemen molekulmu untuk membuat daging manusia lalu berikan kepada Henta dan bantu dia!"

"Siap ketua!"

"Ketua, bagiaman dengan a k u?" Tanya lelaki mesum itu dengan jari tangan membentuk huruf V di sebelah mata kanannya

"Ah, kau tolong analisa kain ini," ia pun mengeluarkan kain yang berwarna ungu di meja mayat itu

"Kain apa ini?" Lelaki mesum itu langsung berubah menjadi serius

"Itu adalah kain yang berada pada baju tersangka itu."

"Untuk apa aku analisa?"

"Cari tahu, kain itu terbuat dari apa? Dan dibuat dimana?"

"Memangnya ada apa dengan kain ini?" Ia mengangkat kain itu.

Ketua Peyki itu mengambil kain itu lalu melemparnya dan ia serang menggunakan elemen petirnya hingga mengakibatkan tembok sebelah barat hancur.

"Apa yang kau lakukan ketua?" Tanya pria berambut hitam iu.

Kain itu pun terbang dan langsung di tangkap oleh ketua Peyki itu.

"Kau paham, Joku?" Tanya ketua Peyki itu.

"Paham ketua."

"Baiklah! Silahkan pergi bekerja!" Teriak ketua Peyki itu.

"Siap! Ketua Ryome!" Teriak ketiga orang itu dengan tangan kanan mereka berada di atas pundak sebelah kiri.

Mereka pun berpencar dan mulai bekerja, sedangkan Ketua Peyki itu Ryome melihat kembali mayat itu lebih dalam.

"Sayang sekali Sila, andai saja kau menikah denganku. Mungkin ini tidak akan pernah terjadi"

Dont forget your voice
Awas salah sangka:v

Sang PengendaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang