Chapter 14

258 11 2
                                    

Keempat pengendali elemen itu sudah sangat siap untuk mengalahkan Lasri dengan semua kekuatan yang bisa mereka kendalikan.

Susana semakin mencekam dengan waktu yang terus menuju kegelapan yang sangat pekat, suara suara hewan nokturnal yang bernyanyi menjadi sangat jelas terdengae oleh telinga.

Air keringat semakin deras turun ke bawah pipi mereka masing masing dengan suasana yang lembab mereka rasakan.

Tanpa berpikir panjang, Napa langsung menyerangnya dengan cepat.

"Tangan Api!" Ketika ia sudah dekat dengan Lasri ia langsung memberikan serangan fisiknya. "Combo Api!"

Napa langsung mencakar Lasri terus menerus tanpa berhenti, tapi Lasri masih bisa menghindarinya dengan sangat mudah.

Tak lama dari hindaran Lasri, Lasri pun langsung menahan serangan Napa. "Aduh aduh, sepertinya ada pangeran dari Suku Api Utara, dimana seorang Ratunya terbunuh oleh kesalahan anaknya sendiri." Ujar Lasri dengan senyuman jahatnya.

Mendengar hal itu Napa menjadi syok dan membuat emosinya memuncak hingga ia tidak bisa mengendalikannya. "Diam kau!".

Mendengar hal itu Hida beserta ketiga temannya itu terkejut dengan apa yang ada pada masa lalu Napa.

Lasri tidak menghentikan apa yang ia katakan pada Napa, melainkan semakin menjadi. "Inilah akibatnya jika seorang raja menikahi babunya sendiri. Hahahahahahaha!"

"Diam kau, sialan!"

"Seorang raja yang bodoh dan anaknya yang bodoh, entah bagaimana ketika anaknya ini menjadi raja, mungkin akan hancur kerajaannya tersebut."

Napa yang sudah tidak menahan emosinya langsung menyerang Lasri. "Mati kau, sialan! Cakaran Besar!"

Napa langsung mengayunkan lengan kanannya yang akhirnya mengelurkan sebuah cakaran merah besar.

Lasri terkejut dan langsung melepaskan kedua lengannya yang menahan serangan Napa yang sebelumnya dan ia pun langsung menghindari jurus Napa tersebut.

Lalu Lasri pun langsung menuju Napa dengan sangat cepat dan langsung menendang Napa dengan sangat kencang hingga membuatnya terpental jauh.

"Gaaaaaahhhhhkkkk!" Teriak Napa dengan darah yang keluar dari mulutnya.

"Napa!" Teriak semua teman temannya tersebut dan menghampirinya.

"Cih sialan!" Ronma yang melihat keadaan Napa sangat kesal hingga ia tak bisa menahan emosinya tersebut. "Aku akan menghajarnya!" Katanya dengan membalikan tubuhnya.

Hida pun menahannya di pundak. "Jangan, kita atur strategi terlebih dahulu!" Pintanya.

"Brisik kau! Apa kau tidak lihat apa yang terjadi padanya?"

"Aku tahu! Memangnya kau bisa mengalahkannya tanpa terjadi seperti Napa?"

Ronma hanya terdiam ketika mendengar perkataan Hida tersebut karena ia berpikir dia saja kalah dalam pertarungan dengan Hida dan Sizi apalagi dengannya. "Cih!" Kesalnya sembari duduk.

Hida langsung menengok ke arah Sizi. "Sizi apa kau bisa menyembuhkannya?"

"Mmm, bisa kok." Katanya dan ia pun langsung duduk dan mulai menyembuhkannya.

Hida pun menengok kesana kesini kembalu seperti mencari sesuatu dan yang dicarinya tersebut tidak ada. "Apa kalian melihat Sage?"

Mendengar itu Ronma pun langsung berdiri dan membuatnya semakin kesal. "Apa! Bocah tanah itu tidak ada?"

Tiba tiba dua buah tembok tanah keluar dari arah kanan dan kiri Lasri yang langsung menjempit Lasri. Tetapi, Lasri masih bisa menahan serangan tersebut dengan mudah menggunakan kedua tangan kosongnya.

Sang PengendaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang