Dengan perubahan yang sangat drastis, yang terjadi pada tubuh Hida, kepribadiannya juga berubah drastis yang biasanya sangat menyayangi menjadi sangat kejam.
"Sekarang, giliranku."
Dengan sangat cepat Hida pun meluncur ke arah belakang Oman.
Tetapi, dengan sangat santainya, Oman mengetahui dimana Hida akan muncul, "Sudah kuduga, kau akan muncul di sini," katanya dengan kepalan tangan kanannya yang ia hantamkan pada dada Hida.
Hida hanya bisa menahan rasa sakitnya dengan kedua matanya melebar dan mulutnya yang mengeluarkan sebuah cairan yang terkontaminasi dengan tumpukan makanan yang sudah membusuk.
Tiba-tiba Oman pun memutarkan tubuhnya dengan kaki kanannya yang ia posisikan seperti akan menendang sesuatu. Dengan tenaganya yang ia fokuskan pada kaki kanannya itu, ia menendang dada seseorang yang hendak menyerangnya. Rupanya itu adalah Hida, Hida membuat bayangannya yang kedua untuk menyerang Oman di belakang sedangkan ia di depannya.
"Sangat mudah tuk dibaca, Hida," ujar Oman dengan kaki kanannya yang kembali menapak di tanah.
Hida pun terpental tetapi tidak jauh karena tendangan Oman itu. Tetapi, tak berapa lama seteah ia terjatuh, ia bangkit dengan mengangkatkan tubuhnya terlebih dahulu dengan kepalanya yang belum ia angkat.
"Apa hanya itu kemampuanmu?" ujar Hida yang terpukul oleh Oman.
"Itu tidak sakit sama sekali," ujar Hida yang tertendang.
Kedua Hida itupun langsung membelah diri, hingga membuat ada 4 Hida yang akan melawan Oman. Setelah ia membelah diri, tanpa menunggu waktu yang lama, mereka pun langusung menyerang Oman dengan menyeebunya langsung.
Tetapi, sekali lagi Oman berhasil mengatasinya meskipun ia mendapat luka goresan yang ia dapatkan dari cakaran Hida pada tangan kanannya.
Hida pun kembali membelah dirinya, hingga membuatnya menjadi 8.
"Cih, ini tidak ada habisnya," ujar Oman dengan memegang lukanya yang masih mengeluarkan cairan merah, "Lilit! Bantu aku!" teriaknya yang langsung menoleh ke arah Lilit.
Lilit yang sedari tadi terdiam dengan kehilangan kekuatan kegelapannya dan juga telah keluar dari tubuh Joku yang sudah terkapar tak berdaya di hadapannya langsung mengubah kuda-kudanya dengan mengarahkan lengan kanannya ke arah Hida.
"Esfa! Keluarlah!"
Keluarlah seekor elang yang berukuran cukup besar sekitar 3 meter dari tubuh Lilit dengan tubuhnya yang berwarna ungu.
"Seraaaaang!" teriak Lilit dengan posisi yang sama seperti sebelumnya.
Tenma berbentuk elang itu pun langsung mengepakan sayapnya, yang menandakan ia akan menyerang Hida.
Tetapi, baru saja elang itu mengepakan dan terbang dengan jaraknya yang masih satu meter, tiba-tiba tenma itu hancur berkeping-keping dengan sebuah pukulan dari kepalan tangan seseorang berwarna hitam yang langsung memosisikin dirinya dengan lengan kanannya yang ia gunakan untuk menghancurkan tenma milik Lilit menghadap dan menapak ke tanah dan tubuhnya yang ia bongkokan mengikuti lengannya itu.
"Hi...hida?" Lilit yang terkejut melihat sosok itu ternyata Hida langsung terjatuh ke belakang dengan kedatangannya itu.
Hida yang memiliki wajah seram itu langsung mengangkatkan wajahnya dan menoleh ke arah Lilit, "Jika kau masih ingin hidup, jangan pernah ikut campur!" ujarnya dengan nadanya yang mengancam dengan jari telunjuknya mengarah ke arah Lilit dan langsung membalikan tubuhnya dan pergi meninggalkan Lilit untuk bertarung kembali dengan Oman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengendali
FantasyDi dunia ini terdapat berbagai macam elemen yang terdiri dari berbagai macam elemen. Ada yang elemen alam dan ada yang elemen buatan, dan di dunia ini pasti ada orang yang bisa mengendalikannya termasuk Hida dan teman temannya ini.