Dabut dengan sangat percaya diri bahwa ia bisa membawa kitab air tersebut dengan cepat tanpa hambatan. Dengan kepercayaan Ronma yang telah tenggelam dalam hati Dabut, ia tidak ingin mengecewakan bocah berambut emas tersebut.
Tetapi sayang, tidak setiap ekpetasi sesuai dengan realita. Ketika ia sampai di tepi laut, suara dari pengawas Tasruf terdengar kembali.
"Kitab air telah di dapatkan dan di bawa menuju garis akhir..."
Dabut langsung terkejut tanpa berkata apa apa, seperti semuanya telah berakhir. Lagi dan lagi, perempuan tersebut langsung terjatuh dengan lututnya sebagai penampangnya.
"Sudah berakhir semua ini..."
Keempat temannya itu langsung menghampirinya.
Temannya yang berambut coklat pun langsung jongkok dan memegang pundaknya, "Tidak Dabut, masih ada tiga kitab lagi. Semoga saja mereka bisa mendapatkannya tepat waktu..."
Disusul oleh temannya yang berambut abu abu, "Itu benar, kita hanya harus menunggu tandanya terlebih dahulu..."
Lalu disusul pula oleh temannya berambut biru, "Betul itu..."
"Kalian..."
Temannya yang terakhir, berambut hitam kebiruan, dengan gaya kunciran khas ponytail terus melihati Dabut dengan tatapan dinginnya.
"Jadi, sekarang kita kemana?"
Temannya yang berambut coklat sependek leher dengan gaya bajunya yang memperlihatkan pusarnya langsung berdiri, "Apa kau tidak dengar, Frida? Intruksinya jika kita harus menunggu sinyal tersebut..."
Perempuan bernama Frida itu langsung meninggikan alis kanannya, "Jadi kalian benar benar percaya dengan Ronma?"
"Tentu saja kami percaya," ujar Dabut dengan dingin yang langsung berdiri.
"Apa kau tidak terlalu berlebihan percaya padanya?"
"Tentu saja tidak, karena orang yang bahkan tidak kita kenali saja percaya padanya..."
"Baiklah, tapi aku..."
Tiba tiba perempuan bernama Frida itu langsung seperti merasakan sesuatu sedang mendekat ke arah mereka dengan sangat cepat, hal itu dapat dilihat dengan tatapan tajamnya yang mengarah ke lautan dengan kuda kudanya yang sudah siap.
"Apa kau merasakannya, Rubi?"
Temannya yang berambut abu abu pun berpikiran sama seperti Frida yang sama sama memasangkan kuda kudanya dan tatapan mereka yang sangat tajam.
"Apa kalian serius?" Tanya Dabut dengan sangat dingin.
Frida pun menyipitkan matanya dan melirikan matanya ke arah Dabut, "Tentu saja aku serius..."
"Itu benar Dabut, aku bisa merasakannya dari para angin yang tiba tiba arahnya seperti tertabrak oleh sesuatu..." ujar Rubi yang memiliki rambut hitam yang dikuncir.
"Begitu juga dengan arah uap uap di sana..." Frida pun semakin memantapkan kuda kudanya
"Mereka datang..." ujar Rubi yang langsung memperkuat kuda kudanya dan begitu pula dengan Frida.
Dabut dan kedua temannya itupun langsung berdiri dengan tatapan wajahnya yang sudah sangat siap akan kedatangan ancaman tersebut.
Tak selang beberapa lama pun sesutau yang sangat cepat datang dengan berjumlah lima. Mereka pun melewati kelompok Dabut dengan sangat cepat.
Tetapi Dabut tahu, jika yang melewatinya itu adalah kelompok lain yang telah mendapatkan kitab elemen air. Dengan sangat cepat Dabut pun membalikan tubuhnya dan mengarah kedua tangannya ke arah kelompok lain tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengendali
FantasyDi dunia ini terdapat berbagai macam elemen yang terdiri dari berbagai macam elemen. Ada yang elemen alam dan ada yang elemen buatan, dan di dunia ini pasti ada orang yang bisa mengendalikannya termasuk Hida dan teman temannya ini.