Chapter 8

744 47 5
                                    

Tiga hari setelah hari penjelasan itu Hida tidak pernah masuk sekolah lagi, tidak ada yang tau mengapa dia melakukan itu.

Di saat jam istirahat Sizi mendekati meja Napa, "Mmmmm, Napa."

"Iyaaa?" Napa menoleh ke arah Sizi.

"Kenapa Hida sekarang jarang masuk sekolah?" Tanyanya dengan biasa.

Mungkin Sizi sudah tak peduli lagi tentang cintanya yang tak diterima, yang penting dia harus bisa melindunginya.

"Hmmmmm, aku juga tidak tahu," Napa menempelkan ujung pensil yang tumpulnya kedagunya sembari melihat ke atas

"Lalu, apa kau tau keadaanya sekarang?"

"Nah, jika itu aku bersama yang lain sekarang akan menjenguknya," Napa menghadap kebelakang, "Sage, Ronma, Lasri. Pulang ini jadi kan?"

"Tentu saja," ujar Sage dengan biasa.

"Lah, Lasri mana?" Napa tekejut ketika melihat bahwa Lasri tidak ada di sana.

"Lasri selama dua hari tidak masuk sekolah," ujar Sage

"Kenapa?"

"Entah."

Ronma hanya terdiam saja tanpa ada sepatah kata pun.

"Ooyy, petir aneh," Sizi meledeknya agar menjawabnya.

"Apa kau bilang!" Ronma langsung bangkit dari duduknya dengan sangat kesal.

Sizi menutupi bibirnya dengan tiga jari punggung tangan kannannya, "Woho, dia marah. Aku takut."

Ronma meredakan amarahnya lalu kembali duduk, "Berisik kau! Hah, aku ikut," ia memejamkan matanya dengan tangannya yang memeluk tubuhnya itu.

Napa pun langsung berdiri dengan sangat cepat. "Okeh, sepulang sekolah kita menjenguk Hida! Yoo!" Ia pun langsung melompat.

Sedangkan yang lainnya melihat Napa dengan tatapan aneh.

"Kau kenapa?" Tanya Sage dengan heran.

"Ehehehehehehehe," Napa hanya bisa tertawa dengan perasaan malu.

"Dasar bodoh," ujar Ronma.

Sepulang sekolah mereka pun berkumpul di gerbang sekolah, dan di sana sudah ada Sizi, Ronma dan Sage.

"Napa dimana sih?" Kesal Sizi sambil melihat jam dan menengok kesana dan kesini.

"Lebih baik kita tinggalkan saja orang bodoh itu," ujar Ronma dengan dingin dan mata tertutup.

"Hah? Kau jangan bercanda bodoh," Sizi menengok ke belakang.

"Lalu apa kita akan tetap menunggunya hingga malam?" Ronma pun membuka matanya.

Sizi hanya terdiam tanpa kata, ibarat kan tikus yang sudah disudutkan kucing.

"Aku setuju tuh dengan Ronma," ujar Sage.

"Yasudah ayo kita pergi," Ronma langsung membalikan badannya.

Tiba tiba.

"Tunggu teman teman!" Teriak Napa sembari berlari dan melambaikan tangannya.

"Oy! Cepat!" Sizi mengepalkan tangannya.

"Hehehehehe maaf yaa, tadi aku makan sebentar di kantin. Aku lapar sekali," ujar Napa sambilbmenggaruk garuk kepalanya.

"Apa kita hanya akan berdiam di sini?" Tanya Ronma dengan dingin.

"Ah iyaa, ayo Napa," ujar Sizi.

"Ayooooo!" Teriak Napa.

Tiba tiba ada seorang pria berambut orange dan wanita berkacamata dengan baju yang ditambah dengan jas putih menghambat mereka.

Sang PengendaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang