Lilit yang menyengir dan merasa telah membagi dua tubuh Sila itu terkejut dengan apa yang dilihatnya, ternyata senjatanya itu tidak berhasil tuk menebas Sila melainkan tertahan oleh sebuah tombak bermata tiga.
Ternyata Sila telah berubah menjadi Mode Kendal, dimana seorang pengendali menyatu dengan Tenma dan elemen yang bisa dikendalikannya.
Rambut Sila yang berwarna abu, berubah menjadi Putih bersinar begitu juga dengan lensa matanya yang berubah menjadi putih bersayap seperti elang dengan ukuran yang sangat besar. Tubuhnya pun diselimuti oleh elemen cahaya dengan sayatan angin yang menyertainya.
Sila langsung menyerang Lilit yang hampir membuatnya menjadi belah dua, tapi karena Lilit telah mengetahui pola serangan yang akan ia terima, ia langsung menghindarinya dengan sangat cepat dengan memberikan jarak antar ia dan Sila sekitar 5 meter.
Ketika Lilit mendarat, Lilit masih memasangkan wajah menyengirnya. Seperti, ia sudah tahu bahwa Sila akan menggunakan Mode Kendanya. Tapi Sila tidak memperdulikannya, ia langsung meluncurkan serangannya dengan mengarahkan tombaknya kepada Lilit.
Dari tombak itu langsung meluncur sebuah gumpalan cahaya yang diselimuti oleh sayatan angin yang sangat cepat dan Sila pun memancarkan mantranya.
"Ledakan Cahaya!"
Dengan sangat santainya Lilit pun memasang kuda kudanya seperti seseorang yang sudah sangat siap akan apa yang menerjangnya.
"Sudah kuduga." Ujarnya dengan sebuah senyuman jahat yang masih terpasang pada wajahnya.
Serangan yang Sila lancarkan meluncur semakin cepat menghampiri Lilit, tapi Lilit tidak memasangkan wajah kekhawatirannya ataupun melarikan diri.
Serangan itu semakin dekat, mendekat hingga ketika serangan itu akan mengenai Lilit, ia tetap tenang dan ketika sudah sangat dekat Lilit langsung memukul serangan Sila itu dengan sangat santainya yang membuatnya kembali kepada Sila yang bisa disebut dengan senjata makan tuan.
Sila terkejut dengan apa yang dia liatnya karena ia tak percaya dengan apa yang ia lihat, serangan yang memerlukan energi yang sangat banyak bisa Lilit tangkis dengan sangat santai.
"Apa! Tidak mungkin? Seranganku yang sangat besar itu bisa ia tangkis dengan mudah sekali". Ujarnya dengan wajahnya yang sangat terkejut.
"Ada apa, Putri? Apa kau terkejut? Hahahahaha". Lilit sangat puas dengan apa yang ia liatnya karena ia bisa melihat seorang yang ia benci mati.
Sila tidak melarikan diri melainkan tetap pada tempatnya dan langsung membuat sebuah perisai yang sangat tebal.
"Perisai Cahaya Angin!"
Sebuah bola cahaya pun langsung menyelimuti Sila dengan angin kencang yang mengelilingi bola cahaya tersebut.
"Hmmmmm? Boleh juga kau Sila. Tapi sayang, kau masih terlalu muda untuk menggunakan semua serangan dan pertahan tersebut." Ujar Lilit dengan kepercayaan dirinya bahwa ia pasti akan menang.
Serangan yang dibalikan oleh Lilit pun langsung menghantam bola tersebut dengan sangat kencang yang mengakibatkan ledakan angin yang sangat besar hingga membuat rumah tempat tinggal Sila hancur berkeping keping.
Sila terus menerus menahan serangan yang ia keluarkan dengan sekuat tenaga, meskipun ia sudah tidak sanggup melakukannya tetapi ia terus menerus menahannya.
Lilit pun langsung menghampiri Sila yang sedang menahan serangannya tersebut.
"Sudahlah, Sila. Menyerahlah, dan bukalah kembali segelmu ini dan berikan kekuatanku kembali." Pintanya dengan menunjukan ke arah perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengendali
FantasyDi dunia ini terdapat berbagai macam elemen yang terdiri dari berbagai macam elemen. Ada yang elemen alam dan ada yang elemen buatan, dan di dunia ini pasti ada orang yang bisa mengendalikannya termasuk Hida dan teman temannya ini.