Andoreta 10 - Rencana dengan Nareta
***
Pagi ini, Reta sedang bersarapan dengan keluarganya Ando. Reta memang terlihat akrab dengan mereka.
Di rumah Ando, Reta sudah dianggap menjadi anak sendiri. Miranda -mamanya Ando- sudah menganggap Reta adalah saudara kembar bagi Wulan.
Pertama kali Reta main ke rumah Wulan, Miranda sudah terlanjur senang dengan gadis itu. Padahal Wulan jarang sekali membawa temannya ke rumah.
Pertemuan pertama itu juga yang membuat Ando menyukai Reta. Namun Ando hanya bisa menahannya. Hingga dua tahun yang lalu Ando menyatakan perasaannya.
"Ma, Pa, Ando rencananya mau tunangan sama Reta minggu depan," ujar Ando. Tanpa aba-aba, tanpa pemanasan, Ando langsung ke pokok pembicaraan.
Sam sudah biasa dengan sikap anaknya yang suka tiba-tiba itu. Sementara Miranda dan Wulan dibuat terkejut oleh penuturan Ando.
"Kok cepat, Ndo?" tanya Miranda.
"Iya, Kakak ihh. Reta juga nggak bilang-bilang kalau mau tunangan minggu depan," lanjut Wulan.
"Bukan salah Reta. Ando sendiri yang minta," kata Ando.
"Kalau Papa tidak pernah ada masalah. Silakan saja kalau kamu ingin bertunangan dengan Reta. Asalkan Reta-nya setuju," ujar Sam. Sebelumnya ia sudah mengetahui perihal ini dari Josh.
"Kamu gimana, Sayang? Beneran mau tunangan sama anak Tante minggu depan?" tanya Miranda pada Reta.
"Reta setuju, Tan," jawab Reta. Senyuman mereka di sudut bibir Ando mendengar persetujuan dari Reta.
"Papa, Mama, Wulan sepertinya juga sudah tahu tentang masa lalu Reta. Ando hanya ingin melindungi Reta," kata Ando.
Sudah dipastikan semua kunci di sini adalah Sam. Sam memang selalu memberitahu Miranda dan Wulan tentang masalah ini. Tentunya sudah melalui persetujuan Reta dam Ando. Jadi wajar saja jika Ando melakukan ini.
"Wah, Kak Ando seneng banget nih udah resmi sama Reta," goda Wulan.
Reta malah tersenyum malu. Ditambah lagi respon terbuka dari Sam dan Miranda.
Di sini Reta memang merasa tenang dan nyaman. Orang-orang di rumah Ando sangat menyayangi Reta. Reta tidak pernah kekurangan kasih sayang.
Reta mendapatkan kasih sayang seorang ayah melalui Sam. Mendapatkan kasih sayang seorang ibu dari Miranda, ditambah lagi perilaku Wulan yang sangat terbuka pada Reta. Walaupun terkadang Ando lebih mengutamakan Reta, Wulan bisa mengerti sifat kakaknya itu.
"Ma, Pa, padahal nih ya, tadi malam ada yang baru aja berantem. Eh taunya pagi-pagi udah kasih info mau tunangan aja," goda Wulan.
"Wulan ihhh," kata Reta sambil mencubit pinggang Wulan.
"Kenapa sih Ta? Kan aku nggak bilang itu kamu. Kamu kok peka banget sih?" kata Wulan.
"Ando ...," adu Reta.
"Udah-udah, kalian itu. Lanjutin makannya," ujar Ando. Ia selalu saja dipusingkan dengan candaan Reta dan Wulan.
"Yaa beginilah kalau punya kakak cowok yang mau tunangan. Selalu aja bela tunangannya," ejek Wulan. Tapi semua krang justru tertawa. Tidak ada yang menganggap serius omongan Wulan.
"Makanya kamu cari jodoh, biar ada yang bela," ujar Ando mengejek adiknya.
"Tuh, Ma, Pa! Kak Ando ngejek Wulan terus." Jika Reta mengadu pada Ando, maka Wulan akan mengadu pada Sam dan Miranda.
"Anak-anak Mama jangan berantem gini. Masa udah gede masih aja saling ngejek," kata Miranda.
"Kalau Wulan nggak ada yang bela, biar Papa aja yang bela Wulan," ujar Sam. Wulan bahagia. Papanya itu memang selalu memanjakannya.
"Aw, aw, aw. Makasih Papa!" ujar Wulan sambil memeluk leher papanya.
***
"Kamu jangan telpon-telpon aku terus kalau di kantor. Jadi bos jangan seenaknya," tutur Reta saat mengantarkan Ando ke pintu depan. Ando kebiasaan dengan Reta. Setiap berangkat kerja Ando selalu ingin didampingi oleh Reta.
"Kan kangen, Yang. Orang kangen mah nggak bisa ditahan."
"Kamunya aja yang suka kangen!" sungut Reta.
"Kamu tuh, dikangenin pacar masa nggak mau?" ujar Ando.
"Udah sering dikangenin. Kamu fokus kerja dong!" kata Reta.
Reta lelah jika tiap satu jam Ando selalu menelpon Reta. Hanya sekedar ingin tahu keadaan gadisnya.
"Iya sayang. Aku fokus kerja, buat masa depan kita, ya?" goda Ando.
"Gombal ihhh!"
"Gemesss ihhh!" balas Ando.
"Wah, Ma, belum nikah aja udah romantis," ujar Sam. Sam dan Miranda menyusul mereka ke ruang depan.
Miranda juga mengantarkan suaminya berangkat kerja. "Iya, nih, Pa. Mesra banget ya?" goda Miranda.
"Mama sama Papa punya saingan di rumah nih!" tambah Wulan.
Kemunculan Miranda, Sam dan Wulan malah membuat Reta malu. Jadi dari tadi mereka mendengar pembicaraannya dengan Ando. Malu sekali.
"Yaudah, Ma, Lan. Papa berangkat dulu," pamit Sam. Sam mencium kening istri dan anaknya.
"Papa tunggu di kantor," ujar Sam saat melewati Ando. Andk hanya mengangguk.
"Aku berangkat dulu ya Sayang. Jangan lupa nanti kuliah kabari aku. Jangan suka bikin khawatir," kata Ando berpesan pada Reta.
"Iya, bawel ihh," balas Reta.
Ando pun mencium tangan Miranda dan mengacak rambut Wulan.
"Hati-hati, Nak," ujar Miranda.
"Iya, Ma," jawabnya.
"Kak Ando kebiasaan suka bikin rambut Wulan berantakkan," kata Wulan saat Ando mengacak rambutnya.
"Berangkat, Yang," kata Ando berpamitan pada Reta.
Ando pun masuk ke mobilnya. Menyusul papanua di kantor. Seperti ada hal penting yang ingin Sam bicarakan dengan Ando.
TBC
Tengah malam gini ada yang masih bangun?
Yuk komen. Lanjut kalau komennya banyak ya:"33 Komen yaa sayang-sayangkuhh 😉
Hehhee maaf. Biar ada yang respon.
Kan capek kalau nulis tapi dikacangin, hehehe 😒😒😒-ela-
KAMU SEDANG MEMBACA
🌽 ANDORETA (END) 🌽
RomanceAndoreta (My Possessive Fiance #1) -Ando Rafisqy- Dia sahabat dari adikku. Dan aku menyukainya. Memilikinya adalah kewajibanku, hakku, hanya aku yang bisa melakukannya. -Nareta Safila- Aku seorang gadis yang hidup sendiri, aku hanya mempunyai Wulan...