Andoreta 7 - Nareta Kesal
***
Malam ini, seusai Ando pulang kerja. Ia sudah berjanji akan mengajak Reta nonton film. Hanya untuk memberikan kesenangan bagi Reta.
Ando tidak mau membuat Reta merasa monoton hanya berdiam diri di rumahnya saja. Ia ingin membuat Reta merasakan angin malam.
"Sayang, kamu mau nonton apa, hm?" kata Ando saat memeluk pinggang ramping gadisnya itu. Sejak pulang dari kantor tadi, Ando tidak menemukan Reta di ruang tengah.
Padahal Ando sudah membayangkan jika ia pulang dari kantor maka Reta akan menunggunya. Membukakan jas kantornya, lalu menyiapkan air hangat untuk Ando mandi. Lali mereka makan malam bersama, menghabiskan sisa malam berdua.
Itu hanya khayalan Ando saja. Mungkin ia bisa mewujudkannya jika benar-benar menikah dengan Reta.
"Kamu pulang kerja kok nggak langsung mandi sih? Bau tau!" kata Reta sambil menutup hidungnya.
"Habisnya kamu sih. Masa nggak nungguin aku pulang kerja. Kan aku maunya kamu orang pertama yang aku lihat pas aku pulang kerja," kata Ando yang masih setia sekali memeluk Reta.
"Gombal. Sana mandi."
"Jadi nontonnya, hm?" tanya Ando. Sepertinya ia masih ingin berlama-lama memeluk Reta.
"Jadi."
"Mau nonton apa? Di mana? Kamu kok bel siap-siap, hm?"
"Nonton di rumah aja. Ngapain nonton di luar?" kata Reta.
"Maksud kamu nonton tivi?" tanya Ando. Reta menganggukkan kepala.
Ya ampun, pikir Ando ia akan pergi jalan berdua dengan Reta. Ternyata hanya di rumah saja.
"Ya udah sana kamu mandi. Aku tunggu di ruang tengah," kata Reta sambil melepaskan pelukannya.
"Sayang, kalau nontom di rumah nanti ada yang ganggu. Aku maunya berdua sama kamu."
"Wulan nggak bakalan gangguin kita, dia mau ngerjain tugas," kata Reta.
"Kamu nggak ngerjaim tugas, Sayang?" tanya Ando. Kalau Wulan mengerjakan tugas, kenapa Reta tidak?
"Udah, kok. Kan malamnya mau nonton sama kamu," jawab Reta.
"Mama-Papa ke mana?" tanya Ando lagi. Kalau Wulan sudah dipastikan tidak akan mengganggu mereka, maka orangtua Ando juga. Pasalnya mereka juga senang mengganggu Ando saat bersama dengan Reta.
"Tadi sore katanya mau pergi ke rumah temen papa kamu." Reta mengingat-ingat.
"Nah mantap. Aku mandi, ya," ujar Ando semangat. Lalu meninggalkan Reta di kamar Wulan.
Untung saja Wulan sedang di dapur, sehingga tidak akan melihat tingkah lucu pasangan itu.
***
Kini Ando dan Reta sudah ada di ruang tengah. Mereka sudah siap dengan camilan dan aneka minuman untuk persediaan mereka nonton. Ingat, ini hanya menonton televisi biasa.
Tidak masalah bagi Ando mereka akan menonton apa, karena tujuannya adalah hanya ingin berduaan dengan Reta.
Seharian ini rasanya ia sangat merindukan Reta. Pekerjaannya di kantor memaksanya sehingga ia tidak punya waktu untuk sekedar menelpon kekasihnya itu.
Reta pun mengerti keadaan Ando. Ia tahu Ando orang yang sibuk. Makanya tadi Reta tiba-tiba mengirimkan pesan ingin mengajak Ando nonton.
Betapa senangnya ia saat menerima oesan itu. Ia ingin sekali cepat sampai ke rumah dan melihat wajah kekasihnya itu.
Ando merangkul Reta, sementara kepala Reta ia sandarkan pada dada bidang Ando. Reta masih serius menonton acara televisi, sementara kerjaan Ando sejak tadi adalah hanya menyuapi camilan ke mulut Reta, membersihkan sisa camilan di sudut vibir Reta. Terkadang ia mengelus rambut Reta sambil sesekali mencium wangi rambut kekasihnya.
"Ehem." Suara deheman itu mengganggu kesenangan mereka. Ando ingin marah. Siapa yang mengganggunya sekarang?
"Josh?" panggil Ando saat melihat Josh berdiri di sampingnya. Itu adalah suara deheman Josh.
"Ada apa?" kata Ando dingin.
"Saya sudah mendapatkan informasi yang Tuan cari," kata Josh. Sebenarnya ia takut jika tuannya itu akan marah. Tapi, Ando akan lebih marah jika informasi ini tidak disampaikan dengan segera.
"Baiklah. Tunggu di ruangan kerjaku," perintah Ando. Lalu Josh menundukkan badan.
"Saya permisi, Tuan," pamit Josh meninggalkan tuan dan nonanya itu.
Sepertinya Reta mencium tanda-tanda tidak enak. Sepertinya ia akan ditinggalkan lagi.
"Sayang, aku tinggal sebentar ya? Kamu nggak pa-pa kan aku tinggal sendiri dulu?" kata Ando. Rasanya berat sekali. Tapi informasi yang akan disampaikam oleh Josh juga penting.
Reta memberengut kesal. Ia tidak mau ditinggal sendiri terus.
"Sana pergi. Aku juga udah biasa kamu tinggal sendiri kan?" kata Reta ketus. Biasanya Ando akan lebih memilih menghabiskan waktu bersama Reta, tapi kenapa sekarang tidak?
"Jangan marah, Sayang. Kan cuma bentat aja," kata Ando.
"Bentarnya kamu itu, lamanya aku. Lagian kan kamu udah ngurusin pekerjaan dari pagi, masa sekarang juga?" sungut Reta.
"Sayang ...," ujar Ando sambil menggapai tangan Reta. Tapi Reta menghindarinya.
Reta marah?
"Mending aku ke kamar Wulan aja," kata Reta sambil berdiri meninggalkan Ando.
"Reta! Tunggu. Reta sayang!" pekik Ando. Ia mengejar Reta, mencekal tangan Reta.
"Lepas. Sana! Pergi aja." Reta menepis tangannya dari Ando. Ando bingung ia harus memilih apa?
Reta tersenyum sinis, lalu ia pergi ke kamar Wulan.
"Maaf, Sayang. Tapi info ini demi kamu," lirih Ando sambil menatap punggung gadisnya. Ia tahu jika Reta sedang marah. Ia tahu jika Reta sedang mengambek.
TBC
Tumben Reta pengen mesra-mesraan ya? 😝😝
Ditunggu komen terbaiknyaa 💞-ela-
KAMU SEDANG MEMBACA
🌽 ANDORETA (END) 🌽
RomanceAndoreta (My Possessive Fiance #1) -Ando Rafisqy- Dia sahabat dari adikku. Dan aku menyukainya. Memilikinya adalah kewajibanku, hakku, hanya aku yang bisa melakukannya. -Nareta Safila- Aku seorang gadis yang hidup sendiri, aku hanya mempunyai Wulan...