Andoreta 35 - Kepulangan Nareta
***
Selama di perjalanan pulang, Reta masih diam saja. Ia tidak mau mencoba berbicara dengan Ando dan Wulan. Setelah ini, Reta harus segera mengambil keputusan.
Ia tidak mau jika Rizki tiba-tiba 'menculiknya' lagi.
Ando, Wulan dan Reta sudah sampai di rumah keluarga Rafisqy. Mereka kemudia masuk ke dalam rumah dan sudah di sambut oleh Miranda dan Sam.
Begitu melihat Miranda, Reta lamgsung menghambur ke pelukkan Miranda. Ia menangis tersendu di dalam pelukkan Miranda.
Ando tahu, gadisnya itu sedang dalam suasana yang tidak mau. Bukan bermaksud tidak ingin menghiburnya, tapi Ando membiarkan mamanya lebih dulu untuk menghibur calon menantunya. Pikirnya, mungkin saja Reta akan merada jauh lebih baik saat bersama Miranda.
"Tante," lirih Reta dalam tangisannya. Reta terus memeluk Miranda kuat. Sejak dulu selalu Miranda yang menenangkannya. Reta sudah menganggap Miranda seperti ibunya sendiri.
Miranda mengelus rambut Reta, mencoba menenangkan gadis yang dipuja oleh anaknya itu.
"Tenang, Sayang. Sekarang kamu nggak akan ke mana-mana lagi. Ando dan kami semua akan menjagamu," ujar Miranda.
Reta masih menangis, namun Miranda merasakan anggukkan dari kepala Reta. Setidaknya Reta masih merespon ucapannya.
"Wulan, kamu bawa Reta ke kamarnya, ya." Miranda menatap anak gadisnya itu.
"Iya, Ma," jawab Wulan.
Miranda pun melepaskan pelukkannya dengan Reta dan Wulan menuntun Reta menuju kamarnya. Selama itu, Wulan juga ikut berusaha menghibur Reta. Wulan tidak tahu seperti apa perasaan sahabatnya itu, karena Wulan memang tidak pernah merasakan apa yang dirasakan oleh Reta. Merasakan ditinggalkan dan diabaikan.
Wulan bersyukur sejak kecil selalu dilimpahi kasih saya baik itu dari Miranda dan Sam, maupun Ando. Wulan tidak pernah diabaikan dan ditinggalkan. Makanya, Wulan tidak pernah merasa iri saat kedua orang tuanya dan kakaknya juga sayang terhadap Reta. Karena Wulan ingin berbagi kasih sayang pada sahabatnya itu.
Sementara di ruang tamu, Ando, Miranda dan Sam sudah duduk di kursi. Miranda menatap Ando. Ada yang ingin disampaikan Miranda pada Ando.
"Sekarang apa rencana kamu selanjutnya? Rencana untuk tetap menjaga Reta," tanya Miranda.
"Reta akan tinggal di sini untuk sementara waktu," jawab Ando.
"Sebenarnya dari dulu Mama memang nggak setuju kalau Reta harus tinggal di apartemen kamu, tapi Mama mencoba menerima keputusan Reta. Mungkin dia memang risih jika digosipkan di kampusnya," ujar Miranda. Sam paham betul apa yang dirasakan oleh istrinya.
Miranda sangat menyayangi Reta seperti dirinya menyayangi Wulan.
"Besok Reta mau ketemu sama Amel dan Rizki. Ando rasa mereka bertiga memang harus bertemu, setidaknya untuk menyelesaikan masalah mereka." Ando tampak lelah sekali. Ia bahkan belum sempat istirahat.
"Kamu istirahat aja dulu, Ndo. Reta masih sama Wulan," ujar Miranda.
"Benar kata mama kamu," tambah Sam.
Ando memijat pangkal hidungnya, rasanya ia pusing sekali. Andai saja ia bisa menjaga Reta lebih baik, mungkin kejadian hari ini tidak akan terjadi.
"Nggak, Ma, Pa. Ando mau ke kamar Wulan dulu. Ando mau lihat keadaan Reta. Pasti sekarang ia masih sedih," ujar Ando.
Sam dan Miranda sangat takjub pada Ando. Mereka tidak menyangka jika putra mereka akan seperhatian dan sesayang ini pada gadisnya. Ando mengabaikan rasa lelahnya hanya untuk melihat keadaan Reta.
Ando pun meninggalkan Sam dan Miranda. Ando segera menuju kamar Wulan.
"Sayang," panggil Ando saat melihat Reta bersandar di bahu Wulan. Wulan mengusap-usap rambut Reta.
Mendengar suara Ando, Reta pun mendongakkan kepalanya ke arah Ando.
"Ando," lirih Reta.
Ando berjalan perlahan mendekati Reta.
"Maafin aku karena nggak bisa jagain kamu. Aku janji bakalan terud jagain kamu, nggak akan ninggalin kamu." Ando berucap penuh semangat. Wulan salut sekali terhadap kakaknya.
Reta pun langsung memeluk Ando yang duduk di sampingnya. "Aku takut, Ndo. Kemarin Kak Rizki kasar sama aku. Aku dipaksa harus ikut pulang ke rumah. Bahkan Kak Rizki sampai ...." Reta terhenti. Haruskah ia melanjutkannya?
"Sampai apa, Sayang?" tanya Ando karena ia penasaran hal apa yang telah diperbuat oleh Rizki pada Reta.
"Reta, ngomong," kata Wulan.
"Kak Rizki ... nampar aku," ujar Reta sedikit takut.
Terlihat sekali kalau Ando marah besar akibat ulah Rizki. Bagaimana bisa Rizki berperilaku seperti itu pada adiknya.
Reta sadar jika Ando sedang dalam keadaan marah. Reta harus menjelaskan semuanya.
"Kamu jangan marah sama dia. Biar aku yang nyelesein semuanya. Besok. Besok aku akan menjelaskan semuanya," ujar Reta.
"Kamu nggak pa-pa besok ketemu sama mereka?" tanya Wulan. Wulan takut jika Reta akan kenapa-kenapa lagi.
Reta mengangguk mantap. "Iya, Wulan," jawab Reta.
"Ndo, kamu mau kan hubungi Kak Rizki sama ibu kalau besok aku mau ketemu mereka? Besok kita datang ke rumah mereka," pinta Reta.
Tentu saja Ando tidak bisa menolak semua permintaan Reta.
"Iya, Sayang. Nanti aku hubungi Rizki. Sekarang kamu istirahat ya," ujar Ando.
Reta pun mengangguk dalam dekapan Ando. Wulan tersenyum bahagia melihat kakak dan sahabatnya bisa bersama dan bersatu kembali.
TBC
Fufufuf. Udah part 35. Part 38 udah tamat, ya... Puas-puasin dulu sama Ando, yaak..
-ela-
KAMU SEDANG MEMBACA
🌽 ANDORETA (END) 🌽
RomansaAndoreta (My Possessive Fiance #1) -Ando Rafisqy- Dia sahabat dari adikku. Dan aku menyukainya. Memilikinya adalah kewajibanku, hakku, hanya aku yang bisa melakukannya. -Nareta Safila- Aku seorang gadis yang hidup sendiri, aku hanya mempunyai Wulan...