Andoreta 26 - Hiburan untuk Nareta
***
Terkadang kekecewaan terbesar datang dari orang yang paling dipercaya. Itu lah yang dirasakan Reta saat ini.
Reta berusaha melupakan masalahnya. Akhirnya ia menerima ajakan Miranda pergi bersama Wulan.
Kini Miranda, Reta dan Wulan sudah berada di dalam mall. Mereka sedang berkeliling dari toko satu ke toko yang lainnya.
"Eh, Ma, kita beli baju samaan, yuk? Kembar tiga gitu," ujar Wulan saat mereka berhenti di toko pakaian.
Reta merasa tidak nyaman karena Wulan dan Miranda sudah begitu baik.
"Tante sama Wulan aja yang kembaran, Reta nggam usah," kata Reta. Ia bingung ingin menolak seperti apa.
"Loh, kenapa, Ta? Kan lucu kalau kita kembar?" tanya Wulan.
"Iya, Sayang, kenapa? Bagus loh kalau kita punya baju samaan," tambah Miranda.
"Nggak pa-pa, Tan. Reta nggak enak aja, kalian udah baik banget sama Reta."
Wulan merasa terharu. Memang dia tidak salah pilih sahabat dan calon kakak ipar.
"Ihhh, nggak pa-pa, bentar lagi kan kamu nikah sama Kak Ando, jadi kan wajar kalau kita samaan. Nanti habis beli baju, kita beli tas sama sepatu yang sama juga. Ya kan, Ma?" tanya Wulan pada Miranda. Miranda justru tersenyum menanggapi Wulan.
Ada-ada saja, pikir Miranda.
"Tapi, Lan, ini udah banyak banget." Reta menunjukkan belanjaan yang dia bawa. Tadi Miranda juga sudah membelikan Wulan dan Reta dress.
"Nggak pa-pa, Sayang. Sekali ini aja. Ando juga nggak marah, kok."
"Iya, Ta. Kita udah izin sama Papa dan Kak Ando kok, jadi santai aja. Yuk, ah, masuk!" Wulan sudah keburu masuk ke salah satu toko pakaian.
Mkranda tersenyum menanggapi kelakuan putrinya yang teelalu senang. Ini memang bukan pertama kalinya Wulan belanja bersama Miranda dan Reta. Tapi Wulan selalu saja terlihat ceria, mungkin karena ia tidak punya saudara perempuan, jadinya ia senang sekalj jika bersama Reta.
"Turuti saja maunya Wulan. Biar dia nggak kecewa," ujar Miranda. Dengan begitu Reta pasti tidak akan menolaknya. Jelas saja, Reta tidak ingin mengecewakan sahabatnya.
Akhirnya Reta pun menyusul Miranda dan Wulan. Mereka asyik memilih baju. Sejak tadi Wulan sangat antusias sekali memlih baju. Entah sudah berapa baju yang ia pilih. Sementata Reta hanya mengangguk-angguk saja saat Wulan menanyakan pendapatnya tentang baju yang dipilihnya. Miranda pun sama.
Saat mereka sedang asyik memilih baju, tiba-tiba Wulan melihat Amel. Apakah Amel mengikuti mereka?
"Tante Amel?" gumam Wulan yang tentu saja bisa didengar oleh Reta. Reta pun langsung menoleh ke arah pandangan Wulan.
Rasanya ... Entahlah. Amel perlahan mendekati mereka.
"Reta," lirih Amel. Ia senang melihat putrinya. Ia sengaja mengikuti Reta sejaj dari apartemen tadi. Tentu saja sampai mereka pergi ke mall. Amel membayangkan jika Reta sedang berbelanja bersama, namun sayangnya itu hanya bayangan Amel saja.
"Amel, sendirian aja?" tanya Miranda yang saat itu melihat Amel.
"Iya, Miranda. Saya boleh ngomong sesuatu sama Reta?" ujar Amel meminta izin pada Miranda. Sementara Reta menatap lekat ke arah Amel. Ia tidak mau berbicara dengan Amel.
"Gimana, ya, Mel? Sebenarnya saya tidak masalah. Semua tergantung Reta mau atau tidak," ujar Miranda yang menatap Reta. Lalu Miranda memberi kode pada Wulan untuk segera membayar barang yang sudah ia pilih. Wulan pun pergi ke kasir. Dan tinggallah di sana mereka bertiga.
"Nak," panggil Amel lagi.
"Reta nggak mau bicara sama ibu. Reta tunggu di parkiran, Tan," ujar Reta yang langsung pergi ke parkiran. Lagi-lagi Reta menolak Amel.
Wulan yang melihat Reta sudah keluar toko segera buru-buru membayar barang belanjaannya, untung saja saat itu sedang tidak antre.
Amel menatao lekat ke arah Miranda. Betapa bersyukurnya Miranda bisa disayang oleh Reta. Sementara Amel, ibu kandungnya, Reta justru menolak untuk berbicara dengan Amel.
"Amel, maaf, ya. Sepertinya Reta belum siap untuk bicara sama kamu. Mungkin lain kali kamu bisa main ke rumah, saya akan membujuk Reta," ujar Miranda. Amel hanya tersenyum getir.
"Tidak apa-apa," jawab Amel.
"Kalau gitu, saya permisi dulu," kata Miranda. Lalu Amel hanya bisa menatap punggung Miranda. Miranda yang sudah mengambil posisinya di hati Reta.
Amel akan berusaha untuk mengambil Reta. Amel pun mengambil ponselnya, ia mencoba menghubungi Rizki.
"Hallo, Bu?"
"Rizki, Ibu mau kamu mengambil Reta darj keluarga Rafisqy. Apapun yang terjadi. Reta itu anak ibu, adik kamu. Seharusnya ia tinggal bersama kita. Kali ini kita tidak boleh mengalah."
"Rizki janji, Bu. Ibu jangan khawatir."
Setelah itu Amel akan berjanji akan mengambil Reta. Reta miliknya, putrinya, buah hatinya. Tidak seharusnya Reta menyayangi Miranda seperti ibunya.
TBC
Wah ini mah namanya Ando vs Rizki sama Miranda vs Amel. Wkwkwk 😏😏😏
-ela-
KAMU SEDANG MEMBACA
🌽 ANDORETA (END) 🌽
RomanceAndoreta (My Possessive Fiance #1) -Ando Rafisqy- Dia sahabat dari adikku. Dan aku menyukainya. Memilikinya adalah kewajibanku, hakku, hanya aku yang bisa melakukannya. -Nareta Safila- Aku seorang gadis yang hidup sendiri, aku hanya mempunyai Wulan...