Andoreta 37 - Kejutan untuk Nareta
***
Ada rasa lega dalam diri Reta. Dia sudah menyelesaikan segala urusannya. Masalah Amel dan Rizki sudah hilang dalam pikiran Reta. Ando pun bahagia melihat Reta tidak sedih lagi.
Kini Ando sedang mengajak Reta makan siang. Ando sengaja meluangkan jam makan siangnya untuk pergi bersama Reta. Kegiatan Ando di kantor dan jam kuliah Reta yang padat, membuat mereka berdua jarang pergi bersama.
Kali ini Ando sudah berjanji untuk pergi bersama Reta. Untung saja jadwal kuliah Reta sedang kosong.
"Kamu mau makan apa?" tanya Ando. Reta sejak tadi membolak-balik buku menu yang ia pegang.
"Apa aja, sih, Ndo. Kan aku suka semuanya. Bingung mau pesan apa. Semuanya aku suka," kata Reta. Ando benar-benar gemas pada Reta. Reta tidak malu menunjukkan banyak makannya pada Ando.
"Kamu tuh lucu banget sih," ujar Ando.
"He he he, aku mau pesan ini aja. Sop durian, es campur, jus mangga, jus alpukat, batagor sama empek-empek aja," ujar Reta enteng. Padahal Ando sudah terbengong mendengar pesanan Reta.
"Banyak banget. Yakin habis?" tanya Ando.
Reta mengangguk semangat. "Habis, kok. Kalau nggak habis, ya kamu yang habisin semuanya. He he he," ucap Reta. Ando mengusap kepala Reta.
"Dasar banyak makan," goda Ando.
"Ihhh, kamu mah. Gini juga kan tunangam kamu. Walaupun aku banyak makan kan kamu juga sayang sama aku, huh," ujar Reta sambil menggerutu. Ia tidak terima digoda seperti itu.
"Iya-iya, deh. Sayang banget sama kamu."
"Ishh, udah, ah. Sana kamu pesan dulu makanannya. Aku udah lapar," ujar Reta.
"Iyaa, Sayang. Ini aku pesan makan dulu," kata Ando. Ia pun langsung memesan makanan yang diinginkan oleh tunangannya itu.
Reta tersenyum melihat Ando yang begitu menuruti keinginannya. Kali ini saja Reta akan meminta banyak jenis makanan pada Ando. Entah mengapa kali ini Reta ingin sekali makan banyak.
Ando sudah kembali ke mejanya. Kemudian ia menatap Reta dan tersenyum. Sementara Reta yang ditatap Ando seperti itu justru terlihat malu.
"Kamu apaan sih, Ndo. Lihat-lihat gitu," ujar Reta.
"Nggak, kok. Nggak pa-pa. Senang aja ngelihatin kamu. Manis, cantik, nggak gampang bosan, gemesin lagi."
"Bisa aja gombalnya. Sekarang udah pinter banget ya," kata Reta.
"Nanti kalau kita nikah nanti. Kamu mau punya anak berapa?" tanya Ando. Niatnya sih ingin menggoda Reta.
"Ando, ish. Nikahnya nggak dekat-dekat ini. Tiga tahun lagi baru kita nikah. Aku masih mau fokus kuliah dulu. Nanti kalau udah lulus baru kita nikah. Yang penting aku mau dapat gelar sarjana dulu, Ndo," kata Reta.
Reta sangat berharap sekali kalau Ando akan menerima keputusannya.
Ando masih diam saja.
"Ndo, kamu nggak pa-pa, kan?" tanya Reta sekali lagi.
"Iya nggak pa-pa, kok. Aku siap nunggu kamu. Asal kita saling setia dan percaya aja," jawab Ando.
"Aku setia, kok," seru Reta dengan cepat. Enak saja jika Ando menganggapnya tidak setia.
"Iya, Reta Sayang. Percaya kok kalau kamu setia. Kan aku cuma bilang aja," kata Ando. Rasanya seru sekali menggoda Reta.
Tiba-tiba pelayan datang mengantarkan pesanan Reta.
"Nih, makanannya udah datang. Makan dulu," perintah Reta.
"Oh, dengan senang hati."
Dengan gerakkan cepat, Ando pun memilih untuk menyuapi Reta. Reta juga tidak menolsk disuapi oleh Ando.
Banyak sekali pasang mata yang terlihat iri dengan Ando dan Reta.
Ando pun membantu Reta menghabiskan makanan yang dipesan oleh Reta. Untung saja Ando tidak mempunyai alergi makanan apa-apa. Sehingga ia tidak masalah jika harus memakan semuanya.
Seusai mereka makan, Ando pun segera mengajak Reta ke dalam mobil.
Reta tidak tahu saja jika Ando sudah menyiapkan kejutan untuk dirinya.
"Kita mau ke mana lagi?" tanya Reta.
"Tunggu bentar, aku punya kejutan buat kamu," jawab Ando.
Reta mengerutkan keningnya. Kejutan apa yang ingin diberikan Ando?
"Apa?"
Ando pun mengambil sebuah bingkai yang sengaja ia letakkan di kursi belakang.
"Apa ini?" tanya Reta saat Ando meletakkan bingkai itu di pangkuannya.
"Buka aja," ujar Ando.
Reta pun membuka bingkisan bingkai itu. Betapa terkejutnya apa yang dilihat oleh Reta.
Bingkisan itu berisi bingkai dari sketsa wajah Ando dan Reta. Bahkan Reta tidak menyangka jika Ando sudah memesan sketsa wajah mereka. Betapa romantisnya Ando.
"Bagus banget, Ndo," kata Reta.
"Kamu buka kotak yang dibawahnya. Masih ada satu lagi," ujar Ando. Reta terharu sekali. Dengan antusias ia membuka kotak satu yang dibungkus bersama bingkisan tadi.
Kotak itu berisi album foto mereka. Foto pertama kali mereka bertemu sampai sekarang. Reta tidak menyangka jika Ando selalu mengabadikan setiap momen mereka bersama.
"Fotonya banyak bangey, bagus lagi. Kamu ngumpulin semua foto ini?" tanha Reta.
"Iya, semua foto sama kamu, aku selalu simpan."
Sekarang Reta benar-benar bahagia. Baru beberapa hari yang lalu ia menyelesaikan masalahnya dengan Amel dam Rizki dan sekarang ia direrbangkan tinggi oleh sikap romantis Ando.
Sam, Miranda dan Wulan pun sudah mengetahui semuanya. Reta sudah menjelaskan kepada mereka kalau Reta sudah memaafkan keluarganya tapi memang tidak bisa kembali lagi. Keluarga Rafisqy pun menerima keputusan Reta. Mereka percaya jika Reta bisa menyelesaikan semuanya.
TBC
Yihiiii... Sebenarnya kalau gini, udah ending siiih. Tapi aku satu part lagi deeeh. Bonus heheheh.
Jadi fix yang Amdoreta tamat di Part ke-38 💕💕💕
Nah, aku mau tanya nih. Bisa diisi dikomen yaa. Dan InsyaAllah aku jawab (sebagai permintaan maafku karena lupa balas komen kalian, he he he)
1. Harapan kalian dengan pasangan Ando dan Reta?
2. Kekurangan cerita ini?
3. Kelebihan cerita ini?
4. Yang kalian ngga suka dari cerita ini?
5. Yang kalian suka dari cerita ini?
6. Kalian pernah nemuin cerita yang sama dengan ceritaku, nggak?
7. Cerita favorit kalian apa aja?
8. Kalau cerita ini terbit gimana? He he he
See you, ya. Satu part lagi tamat.
-ela-
KAMU SEDANG MEMBACA
🌽 ANDORETA (END) 🌽
RomanceAndoreta (My Possessive Fiance #1) -Ando Rafisqy- Dia sahabat dari adikku. Dan aku menyukainya. Memilikinya adalah kewajibanku, hakku, hanya aku yang bisa melakukannya. -Nareta Safila- Aku seorang gadis yang hidup sendiri, aku hanya mempunyai Wulan...