Andoreta 23 - Masakkan Nareta
***
Hari ini dengan mata yang berbinar Ando datang ke apartemen Reta. Dengan langkah cepat Ando segera menaikki lift apartemen. Ando sudah mempunyai rencana untuk menghabiskan waktu dengan Reta.
Ando menatap kantung bawaannya dengan senyum bahagia. Hari ini akan memasak dengan Nareta, em ... lebih tepatnya Reta yang memasak, sementara Ando hanya duduk manis memperhatikan Nareta memasak.
"Ando?" panggil Reta saat membukakan pintu. Awalnya ia takut jika yang muncul di hadapannya adalah Rizki. Tapi ia menyangkal semuanya, bisa saja kan yang berkunjung adalah Wulan, atau Ando?
"Hai, Sayang. Mukanya biasa aja dong. Jangan takut gitu, kamu pikir siapa yang datang, hm?" ujar Ando.
"Nggak. Aku pikir tadi Kak Rizki, aku takut kalau dia datang," kata Reta. Lalu ia mempersilakan Ando masuk.
"Nggak bakalan dia datang selama ada aku, oke? Ini aku bawain bahan makanan buat kamu," ujar Ando sambil meletakkan kantong yang ia bawa di atas meja makan.
"Mau ngapain? Bahan masakkan aku masih banyak, Ndo."
"Ya masak dong, Sayang. Aku mau makan masakkan kamu." Ando mengeluarkan semua bahan yang ia beli.
"Mau masak apa?" tanya Reta.
"Tadi aku titip sama Bibik sih. Ada jagung, tepung, telur, terong, kentang, kubis, wortel, buncis." Ando mengabsen bahan yang ia bawa.
"Jadi Bibik yang beli? Kirain kamu yang beli, wuuu," ejek Reta.
"Jangan dong, Sayang. Nanti kalau aku yang beli, ibu-ibu yang belanja malah kegoda sama aku yang ganteng gini," ujar Ando menyombongkan diri.
Reta menyenggol siku Ando, bisa-bisanya lelaki di sampingnya ini begitu percaya diri.
"Idihhh, waktu itu kenapa kamu malah nemenin aku ke supermarket?" kata Reta.
"Kalau itu beda lagi, nanti kalau kamu ilang gimana? Susah tau cari tunangan kayak kamu. Dipikir gampang apa?!" seru Ando. Ah, enak sekali menggoda Reta, pikirnya.
"Enak aja anak ilang, gini-gini aku bisa pulang sendiri," ujar Reta.
"Kan siapa tau aja ilang, Sayang. Lagian kalau kamu belanja sendiri di supermarket, nanti nggak ada yang bantuin kamu bawa belanjaan loh? Kan aku peka, Yang," tambah Ando lagi. Lagi-lagi ia mmebuat Reta memerah. Ia malu, Ando baru saja menggodanya dengan memperlakukannya istimewa.
"Ihhhh, merah pipinya Sayang. Kayak paprika," goda Ando sambil menoel pipi Reta.
"Ihhh, genit, nakal, nyebelin," sungut Reta.
"Tapi cinta, kan?" godanya.
"Ando jangan godain aku terus sih?!"
"Iya-iya, Sayang. Hehehe. Inu kita masak bakwan jagung, sambal kentang sama sayur sop ya? Kayaknya segar, deh," pikir Ando.
"Boleh, deh. Aku ambil cabai sama bawang di kulkas dulu, ya. Kamu cuci sayur-sayurnya," titah Reta.
"Siaaaap, komandan. Laksanakan!" ujar Ando penuh semangat.
"Dasar alay!" gerutu Reta.
Ntah kenapa kedatangan Ando kali ini cukup menghiburnya. Masak dan Ando, dua hal yang disukai Reta.
Reta memang jago memasak, Ando pun tidak melarang Reta untuk memasak. Ando selalu mendukung apa pun yang menjadi kesukaan Reta. Terlebih lagi jika Reta memasak untuk Ando. Seperti istri idaman.
***
Kini Ando dan Reta sedang bersantai. Mereka baru saja menikmati makanan yang mereka masak. Ando senang dan kenyang. Senang bersama Reta, dan kenyang karena Reta. Hahaha.
"Sayang, aku nginap sini aja, ya? Mager banget deh mau pulang," kata Ando saat mereka sedang menonton DVD di ruang tengah.
"Enak aja! Nggak mah ah!" kata Reta dengan cepat. Ia tahu jika Ando hanya mencari alasan dan mengambil kesempatan.
"Yah, kali ini aja."
Reta menimang sebentar, pasalnya di apartemen itu hanya ada satu kasur. Kalau Ando tidur bersamanya, otomatis mereka akan satu ranjang. Reta tentu saja tidak mau.
"Yaudah," ujar Reta pasrah.
Ando tersenyum senang, ia langsung memeluk Reta. "Akhirnya bisa bareng kamu, Sayang," katanya.
"Enak aja, apaan yang bareng. Kamu tidur di ruang tamu lah! Masa iya kita satu ranjang. Sah aja belum," sungut Reta.
"Kamu sendiri yang di sah-in cepat-cepat malah nggam mau," lawan Ando.
"Hmm, nakal ya sekarang." Reta menjewer telinga Ando.
"Aw! Aw! Sayang, sakit nih," pekik Ando yang refleks karena ulah Reta.
"Makanya kalau mau ya kamu tidur di ruang tengah, di kursi ini. Kalau nggak mau, kamu pulanh aja deh sana," seru Reta. Menurutnya ini penawaran yang cukup adil untuk menghindari hal yang iya-iya.
"Iya-iya, nurut aja deh sama kamu," pasrah Ando. Mau tidak mau ia harus menuruti Reta, demi Reta.
Ia ingin menjaga Reta dan memastikan bahwa Rizki tidak akan datang lagi. Makanya ia meminya untuk menginap di apartemen bersama Reta.
Ini lah Ando, punya cara tersendiri untuk menjaga miliknya, melindungi Reta.
TBC
Sepagi ini ada yang udah bangun? Hehehe.. 😹😹
Hadiah di Minggu pagi, ya. Update-nya pagi banget.. 🙈🙈🙈
Ohiyaa, bagi kalian yang menemukan cerita mirip cerita-ceritaku, apapun judulnya. Bisa DM aku ya.. Makasih yaa 💞💞💞
-ela-
KAMU SEDANG MEMBACA
🌽 ANDORETA (END) 🌽
RomanceAndoreta (My Possessive Fiance #1) -Ando Rafisqy- Dia sahabat dari adikku. Dan aku menyukainya. Memilikinya adalah kewajibanku, hakku, hanya aku yang bisa melakukannya. -Nareta Safila- Aku seorang gadis yang hidup sendiri, aku hanya mempunyai Wulan...