Andoreta 14 – Membantu Nareta
***
Sesuai kesepakatan, akhirnya Ando pun mengizinkan Reta tinggal di apartemennya. Awalnya Eulan menolak keinginan sahabatnya itu, tapi mau bagaimana lagi jika ini sudah keinginan Reta.
Saat ini, Ando dan Wulan sedang membantu Reta beres-beres di apartemennya. Sebenarnya tidak banyak yang mereka kerjakan karena Reta tidak membawa barang banyak.
"Sayang, aku nginap di sini aja ya? Bantuin kamu beres-beres lagi," kata Ando dengan wajah memelasnya. Reta tentu saja sudah membaca akal bulus Ando.
"Alasan aja tuh, Ta. Bilang aja nggak mau pisah!" sungut Wulan. Sekali-sekali menggagalkan rencana akaknya tidakk apa-apa.
"Heh! Anak kecil mah diam aja," balas Ando. Seharusnya ia tidak membawa Wulan. Biarkan saja Wulan di rumahnya merengek ikut membantu Reta jika akhirnya ia merusak rencana Ando.
"Iya, nih, Ndo. Apalagi yang mau diberesin? Kan udah nggak ada barang lagi," kata Reta. Sebenarnya seja tadi mereka sudah membereskan barang bawaannya.
"Beresin hati aku yang hancur soalnya kamu pergi dari rumah," kata Ando sok puitis. Wulan saja eneg mendengar gombalan kakaknya.
"Belajar dari mana tuh Kak Ando bisa ngegombal gitu?" tanya Wulan.
"Kok kamu kepo sih?!" sungut Ando. Ada saja yang diucapjan adiknya itu.
"Nggak usah, ah, Ndo. Nggak enak juga nanti digosipin lagi. Masa baru pindah rumah terus masih tinggal satu apartemen," komentar Reta. Ando masih saja, belum terbiasa hidup tanpa Reta. Tapi memang Reta membawa pengaruh besar bagi Ando. Wulan saja heran kenapa kakaknya bisa seperti itu.
"Kan nanti nggak ada yang jagain kamu. Apalagi ini kan tempat baru," ujar Ando mencari alasan.
"Alasan lagi tuh, Ta," komentar Wulan.
"Berisik banget sih kamu, Lan," balas Ando. Ia merasa kesal dengan adiknya.
"Gimana kalau Wulan aja yang nginep di sini? Kan sama-sama perempuan," saran Reta.
"Nah itu benar banget. Mending aku aja yang nginap di sini, Kak Ando buruan balik deh. Dicariin mama tuh!" kata Wulan senang. Karena bisa mengganggu kakaknya. Kapan lagi, kan?
"Dasar pengganggu. Bisa-bisa aja gangguin orang. Yang mau nginap siapa, yang disuruh nginap siapa. Nggak peka, ah," sungut Ando.
"Hahaha Kak Ando marah, nih? Cowok kok marahan sih?" Lagi ... Wulan menggoda kakaknya.
"Tau, ah, Lan. Ya udah aku pulang dulu," kata Ando kesal.
"Hati-hati, ya, Ndo!" balas Reta saat Ando mulai mengambil jaketnya. Lalu ia menatap kesal ke arah gadisnya itu.
"Udah diusir, nggak di antar sampe depan pintu lagi," keluhnya.
"Iya-iya, ih. Ngambekkan banget sih. Ayo!" ajak Reta menggandeng tangan Ando.
Menatap geli ke arah kakaknya. Bisa-bisanya Ando bersikap manja seperti itu.
Sementara Ando, ia masih cemberut perihal tadi. Padahal ia ingin menghabiskan waktu bersama dengan Reta. Setidaknya bisa mengobati rindunya untuk besok. Besok ia tidak akan melihat senyum gadisnya setiap pagi. Ah, Reta.
"Kok masih cemberut gitu?" tanya Reta saat mengantar Ando.
"Kamu tuh nggak peka, Yang."
"Bukannya nggak peka, Ando. Tapi mengurangi gosip aja."
"Pokoknya nanti aku mau nginap di sini. Titik!" ujar Ando tidak mau dibantah.
"Ya, kalau mau nginap di sini juga nggak pa-pa, nanti aku nginap di rumah kamu sama Wulan. He he he," canda Reta. Apa dia tidak tahu jika Ando makin kesal dengan sikap Reta?
"Sayang mah nggak peka," ujar Ando.
"Iya-iya, Terserah kamu aja. Udah malam, kamu buruan balik gih!" ujar Reta. Ia tersenyum dan mencium kening Reta. Sangat lama, sangat dalam. Menyatukan bibirnya dengan kening gadisnya.
"Aku pulang, mimpiin aku," bisik Ando di telinga Reta. Sangat geli.
"Iya, hati-hati," ujar Reta. Lalu Ando pergi, Reta pun menutup pintunya dan kembali ke ruang tamu.
***
Reta dan Wulan sedang berbaring di kamar Reta. Mereka sudah selesai beres-beres ruang tamu dan dapur, kini saatnya mereka tidur.
Namun ada hal lain yang mengusik pikiran Reta.
"Kamu lagi mikirin sesuatu?" tanya Wulan. Sejak tadi ia sudah memperhatikan Reta yang selalu diam.
"Aku tuh ngerasa bersyukur banget ketemu kamu dan keluargamu. Entah kenapa, aku merasa nyaman diantara kalian," kata Reta.
"Senangnya karena ketemu aku atau ketemu Kak Ando?"
"Dua-duanya," jawab Reta.
"Aku juga. Kamu sahabat terbaik aku, calon menantu terbaik di rumah aku, dan calon kakak ipar terbaik juga." Wulan memeluk Reta.
"Aku takut kalau nanti aku ketemu sama keluargaku. Aku takut, Lan," lirih Reta. Itu lah yang dipikirkan Reta.apa yang harus ia lakukan saat bertemu dengan keluarganya?
"Nggak usah takut. Kamu nggak sendirian," kata Wulan menenangkan hati Reta.
"Tolong yakinin aku kalau apapun keputusan yang kuambil sudah benar, Lan," pinta Reta.
"Semuanya benar, kok, Ta. Kamu udah ngelakuin yang terbaik. Semuanya bakalan baik-baik aja. Banyak orang yang jagain kamu," ucap Wulan.
Wulan tidak mau menggoyahkan semangat Reta. Reta sudah menemukan kebahagiaannya bersama Ando.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
🌽 ANDORETA (END) 🌽
RomansaAndoreta (My Possessive Fiance #1) -Ando Rafisqy- Dia sahabat dari adikku. Dan aku menyukainya. Memilikinya adalah kewajibanku, hakku, hanya aku yang bisa melakukannya. -Nareta Safila- Aku seorang gadis yang hidup sendiri, aku hanya mempunyai Wulan...