Andoreta 13 - Bicara dengan Nareta
***
Sejak tadi Reta hanya diam saja. Sekedar makan martabak sisa dari Wulan ataupun bercanda Ando.
Ada hal yang mengganggu pikiran Reta. Tentang gosipnya. Tentang berita yang diaebarkan oleh Bella di kampus.
Andai saja ia tidak tinggal satu rumah dengan Ando, maka berita itu tidak akan tersebar. Tapi ... Memang Bella-nya saja yang ember. Rasanya ia haus sekali akan gosip. Apalagi itu tentang Reta.
"Ndo, aku mau bicara sama kamu," kata Reta pada Ando. Ando masih memakai pakaian kerjanya lengkap. Ando sengaja, ia ingin menghabiskan waktunya bersama Reta dulu.
"Ada apa, hm?" ujar Ando.
"Aku mau balik lagi ke kost-an aku," ucap Reta. Tentu saja Ando terkejut. Hubungan mereka baik-baik saja, bahkan Ando memperlakukan Reta dengan baik. Tapi kenapa dengan tiba-tiba Reta meminta untuk kembali tinggal di kost-annya.
"Kenapa? Kamu nggak betah tinggal di sini? Ada yang nyakitin kamu?" tanya Anda sambil menangkup pipi Reta.
Dulu saat Reta memilih untuk kost sendiri, Ando dan Wulan sudah menawarkan untuk tinggal di rumah mereka saja. Namun Reta menolaknya. Dan sekarang adalah momen yang baik bagi Ando untuk membawa Reta agar tetap tinggal di rumahnya.
"Nggak, bukan itu," jawab Ando.
"Terus apa, Sayang?"
"Aku nggak betah digosipin sama teman satu kampus. Aku dipikir cewek penggoda lah, dikira hamil dan kumpul kebo sama kamu. Padahal jelas-jelas aku tinggal di sini nggak cuman berdua sama kamu," keluh Reta. Sudsh cukul dirinya menutup telinganya pura-pura tidak mendengar gosip tentangnya. Cukup baginya untuk menutup mulutnya agar Ando tidak mengetahuinya.
Yang diucapkan Wulan sudah benar, sekali-sekali Bella harus diberi pelajaran dengan cara membuktikan bahwa apa yang diucapkan Bella itu tidak benar.
"Siapa yang ngomong kayak gitu ke kamu? Bella?" tebak Ando cepat. Dari mana Ando tahu?
"Kok kamu tahu?" tanya Reta.
"Selama ini Wulan selalu cerita apapun tentang kamu ke aku. Ini bukan salah Wulan, jadi kamu nggak usah nyalahin dia. Ini udah tanggung jawab aku buat jagain kamu. Apalagi kita sebentar lagi bakalan tunangan," jelas Ando.
Sebenarnya Wulan sudah berjanji pada Reta untuk tidak menyebarkan semuanya pada Ando. Tapi Ando tetap memaksanua, lagipula Ando sudah berjanji untuk tetap diam, asalkan Wulan tetap menjaga Reta. Ando hanya ingin tahu perkembangan Reta.
"Maaf, bukan maksud aku nyembunyiin semuanya. Aku cuma nggak mah nambah pikiran kamu aja," kata Reta. Ia takut jika Ando marah karena Reta menyembunyikan kenyataan ini.
"Nggak pa-pa, Sayang. Aku tau kamu orangnya nggak mau ngerepotin orang lain. Selama ini aku percayain kamu ke Wulan. Selama ada Wulan, aku percaya dia bisa jagain kamu kalau aku nggak bisa jagain kamu," ujar Ando sambil membelai pipi Reta. Tersungging senyum manis dari sudut bibir Ando. Ia senang, ia bahagia. Setidaknya Ando bisa memahami keinginan Reta.
"Iya, ih. Wulan anarkis, ya? Tadi aja hampir berantem sama Bella. Serem tau!" seru Reta. Ando tertawa melihat ekspresi kekasihnya itu.
"Wulan memang gitu, Sayang."
"Ando, tapi aku tetap nggak mau tinggal satu rumah sama kamu. Aku sebel digosipin kayak gitu." Reta tetap keras kepala.
"Iya-iya, Sayang. Kamu tinggal di apartemen aku aja ya? Biar bisa mantau kamu. Di sana juga aman." Ando memberikan solusi.
"Nggak mau. Mau balik ke kost-an aku aja, ya, Ndo?" pinta Reta.
"Di kost kamu nggak aman. Aku takut kamu kenapa-kenapa kayak kemarin lagi, Sayang. Kan aku udah ngizinin kamu pindah dari sini, sekali ini aja kamu mau ya ikutin kemauan aku?" pinta Ando. Dia tidak mau memaksa Reta, tapi Ando juga tidak mau keinginannya diabaikan oleh kekasihnya. Ando hanya membuat perjanjian kecil kepada Reta, agar tidak terlihat seperti pemaksaan.
Ando hanya ingin membuat Reta tidak terkekang, tapi tetap dalam pengawasan Ando.
Reta tetap diam. Dia masih menimang permintaan Ando.
"Gimana, Sayang? Mau?" tanya Ando.
Reta pun mengangguk. Lagi-lagi Ando berhasil membuat Reta menurut kepadanya. Lagipula Reta tidak mau membuat Ando kecewa kepadanya.
"Makasih, Sayang. Aku sayang kamu," ujar Ando sambil mencium pipi Reta. Rasa gemas mengalir dalam diri Ando. Bibirnya menyentuh pipi gembul Reta.
"Genit, ih!"
"Biarin, dong! Sama kamu juga, tunangan aku. Bebas mau ngapain. Ohiya, semua persiapan pertunangan kita sudah beres semuanya. Kita tinggal terima beres aja," kata Ando. Bahkan Reta saja belum memikirkannya, padahal kurang dari seminggu mereka tunangan.
"Yasssss ... Ando. Makasih, maafin aku nggak ikut campur dalam persiapan kita."
"Nggak pa-pa, Sayang. Aku bakalan lakuin apa aja buat kamu. Aku juga nggak mau kamu kecapekan. Kamu harus fokus kuliah, biar cepat lulus. Terus kita nikah deh! Hehehe," canda Ando.
"Nikah-nikah mulu!"
"Hehehehe. Gak pa-pa Sayang. Kamu mah gitu."
Ando langsung memeluk Reta. Bahagianya dia, setidaknya walaupun ia tidak tinggal satu rumah dengan Reta, ia tetap bisa memantau kekasihnya.
"Sayang, seminggu setelah pertunangan, kita bakalan ketemu sama keluarga kamu. Kamu siap?" ujar Ando. Ia takut jika membuat Reta teringat dengan masa lalunya.
"Iya, nggak pa-pa. Kan ada kamu nanti."
"Aku bakalan jagain kamu. Tenang aja, Yang," jelas Ando.
Reta merasa tenang. Walaupun pada akhirnya ia bertemu dengan keluarganya. Bertemu dengan Amel, ibu yang meninggalkannya. Bertemu Rizky, kakaknya. Reta harus menyiapkan perasaannya, walaupun ada Ando, ia tetap harus tegar.
TBC
Maaf kalau typo:*
-ela-
KAMU SEDANG MEMBACA
🌽 ANDORETA (END) 🌽
RomanceAndoreta (My Possessive Fiance #1) -Ando Rafisqy- Dia sahabat dari adikku. Dan aku menyukainya. Memilikinya adalah kewajibanku, hakku, hanya aku yang bisa melakukannya. -Nareta Safila- Aku seorang gadis yang hidup sendiri, aku hanya mempunyai Wulan...