Andoreta 5 - Keinginan Nareta
***
Reta bingung. Ando meminta untuk menjadi untuk menjadi tunangannya. Akankah Reta menerimanya?
"Ando ...," lirih Reta. Ia tidak ingin mengecewakan Ando, tapi ia juga belum siap untuk bertunangan. Reta ingin fokus kuliah dulu.
"Sayang, ayolah. Aku hanya ingin menjagamu." Ando memohon.
"Tapi, Ndo," kata Reta gugup. Apa yang harus ia katakan?
"Baiklah, aku nggak maksa lagi. Kamu pikirin dulu masalah ini," kata Ando. ia berdiri, memberikan tangannya untuk Reta.
"Bangunlah, kita ke kamar Wulan. Katanya kamu mau tidur di sana, kan?"
"Ando, maaf," ucap Reta lagi. Ia bingung. Ia bimbang.
"Jangan minta maaf, Reta. Kamu nggak salah. Aku yang meminta ini terlalu cepat." Sebenarnya ia kecewa. Apakah Reta tidak mencintainya? Lalu apa hubungan mereka selama dua tahun ini?
Apakah Reta tidak berniat untuk ke jenjang yang lebih serius bersama Ando?
"Bangunlah, Sayang," kata Ando lagi. Andi bernapas lesu. Tidak ... Tidak. Ia tidak boleh menampilkan wajah kekecewaan di depan gadisnya.
Ando tidak mau melihat Reta bersedih karenanya.
"Aku tahu kamu masih mau fokus kuliah dulu, aku bakalan tunggu kamu sampai kamu siap. Bahkan sampai kamu lulus. Jadi, jangan terlalu memikirkan ini, ya?" ujar Ando. Lalu ia membantu Reta bangun. Mengajaknya menuju kamar Wulan.
Reta hanya mengangguk. Menundukkan kepala karena ia takut melihat Ando kecewa. Reta tahu jika Ando kecewa dengannya. Tapi Reta belum memantapkan hatinya.
Reta akui kalau Ando sudah masuk ke dalam hati dan hidupnya. Reta akui kalau ia memang mencintai Ando. Sangat. Sangat mencintai Ando.
Tidak ada pria lain yang mencintai Reta seperti Ando mencintai Reta. Ia pernah ditinggalkan dan diabaikan, maka ia tidak akan melakukan hal yang sama pada orang lain. Semuanya menyakitkan. Reta tidak mau membuat Ando merasa sakit sepertinya dahulu.
Ando membawa Reta ke kamar Wulan. Ando juga berpesan kepada Wulan untuk tetap menjaga Reta.
Ando juga menceritakan semuanya pada Wulan. Menceritakan saat ia meminta Reta menjadi tunangannya. Tentunya saat Reta mandi, Ando tidak mau membuat Reta mengingatnya lagi.
***
Di sini ... Reta masih memikirkan permintaan Ando.
"Kamu kenapa?" tanya Wulan saat menidurkan dirinya di samping Reta. Sejak tadi bukannua Wulan hanya diam saja, tapi dia sedang memperhatikan Reta.
Saat Ando memberitahukan tentang rencananya, Wulan diminta untuk tetap mengawasi Reta. Jangan sampai Reta terlalu banyak pikiran. Ando tidak ingin memberatkan Reta.
"Lan, mau cerita," rengek Reta pada Wulan. Hanya Wulan tempat ia berkeluh kesah. Tapi ada satu hal yang tidak pernah Reta ceritakan ke Wulan, yaitu tentang keluarganya.
"Cerita aja Reta sayang, masih aja malu-malu. Kan kamu udah biasa cerita sama aku," kata Wulan sambil memutar tubuhnya ke arah Wulan. Mereka tidur saling berhadap-hadapan.
"Tadi, Ando, kakakmu. Dia minta aku buat jadi tunangannya," kata Reta. Reta berbaring menghadap Wulan sambil menyelipkan telapak tangannya di antara pipi dan bantal.
"Kamu udah kasih jawaban?" tanya Wulan. Ia hanya ingin memancing Reta saja.
Reta menggeleng. "Belum, aku belum ngasih jawaban. Kata Ando, dia bakalan nunggu aku," kata Reta.
"Kalau dia aja mau nunggu kamu, kenapa kamu masih ragu dengan Kak Ando? Arti hubungan kalian selama dua tahun ini apa?"
"Aku nggak tau, Lan. Dalam hati aku, perasaan aku, jiwa aku, ada sebagian yang hilang. Ada masalah yang belum aku selesaikan. Hati aku nggak tenang. Padahal, aku sudah tidak memikirkan semuanya. Tapi ... Semuanya seakan berusaha untuk aku ingat, padahal aku benci itu," kata Reta. Terlihat jelas dari manik matanya kalau Reta ingin menangis. Air matanya hampir saja jatih.
Oh, jangan sampai Ando tahu jika Reta menangis malam ini. Yang ada nanti Wulan akan terkena sidang dadakan oleh kakaknya itu.
"Aku tahu, hanya sekedar tahu. Mungkin karena aku tidak pernah merasakan apa yang kamu rasakan. Tapi kamu harus percaya, kalau Kak Ando sayang banget sama kamu. Pake banget nget nget, Ta. Udah nggak diraguin lagi. Dia kalap begitu tahu kamu nggak sadarin dan nangis sesegukkan pas jawab telpon aku. Mungkin ini terlalu cepat untuk kamu. Aku tahu kamu ingin tetap kuliah, tapi kalau kalian tunangan kan nggak akan ganggu tunangan kalian?" jelas Wulan. Ia hanya ingin memberikan beberapa kata kesadaran untuk Reta. Walaupun Reta punya masalah, tapi Reta juga punya masa depan. Masa depan bersama Ando.
"Tapi, Lan ...," ujar Reta. Ia masih tampak berpikir.
"Kak Ando cuma mau jagain kamu. Dia seperti punya kewajiban untuk jaga kamu. Toh, Kak Ando kan minta kamu buat jadi tunangan, bukan langsung menikah dengannya. Itu artinya dia hanya ingin mengikatmu saja dengan status sebagai tunangannya," kata Wulan.
Reta mengangguk. Betapa jahatnya dia sekarang. Dia menggantung hubungannya dengan Ando. Padahal sejak awal mereka berhubungan Ando sudah baik kepadanya.
"Kamu nggak marah kan sama aku karena masih belum kasih jawaban untuk Ando?" tanya Reta. Ia juga takut jika Wulan marah kepadanya.
Wulan tersenyum. "Enggak, Ta. Aku nggak marah. Tapi setelah ini, aku harap kamu sudah menemukan jawabn yang kamu cari."
Wulan mengangguk. Ia sudah tahu apa yang harus ia lakukan. Ia tidak akan mengecewakan Ando lagi. Tidak akan.
TBC
Reta-nya nggak keras kepala, kan? Ando juga nggak kelihatan kayak pemaksa, kan?
Kasih komen terbaik dan terpanjangmu, aku update lg besok!:**
-ela-
KAMU SEDANG MEMBACA
🌽 ANDORETA (END) 🌽
RomanceAndoreta (My Possessive Fiance #1) -Ando Rafisqy- Dia sahabat dari adikku. Dan aku menyukainya. Memilikinya adalah kewajibanku, hakku, hanya aku yang bisa melakukannya. -Nareta Safila- Aku seorang gadis yang hidup sendiri, aku hanya mempunyai Wulan...