Andoreta 32 - Kesepakatan dengan Nareta

21.4K 1.3K 29
                                    

Andoreta 32 - Kesepakatan dengan Nareta

***

Rizki masih menatap adiknya. Sementara Reta terus saja mengalihkan pandangannya dari Rizki. Ia enggan menatap wajah Rizki.

"Kamu tetap nggak mau makan?" kata Rizki.

"Nggak," jawab Reta cuek.

"Kalau kamu mau makan, setelah ini Kakak bakalan kasih kamu handphone. Setidaknya buat gantiin handphone kamu yang Kakak rusak," ujar Rizki. Ia ingin membuat kesepakatan dengan Reta.

Rizki merasa tidak dirugikan. Kalau pun Reta memakai handphone yang diberikannya. Toh, sekarang Reta sudah berada di dalam rumahnya. Rizki tidak akan membiarkan Reta pergi dari rumahnya.

"Masih nggak mau? Beneran?" bujuk Rizki.

Reta masih menimang ucapan Rizki.

Reta masih saja diam.

"Kakak bakalan kasih handphone-nya langsung hari ini," ujarnya lagi.

Reta menatap Rizki bahagia.

"Janji?" tanya Reta.

"Iya, Kakak janji," jawab Rizki.

Reta tersenyum tipis, sementara Rizki merasa puas. Dengan begini Rizki tetap bisa membuat Amel bahagia, apalagi jika Reta mau makan masakkannya.

Rizki pun menyuapi Reta, tidak ada penolakkan dari adiknya. Rizki pun senang bisa lebih dekat lagi dengan Reta. Sudah berapa tahun ia habiskan tanpa Reta. Ia menyesal, seharusnya dari dulu ia mencari Reta. Pantas saja Reta merasa sakit sekali. Dilupakan dan ditinggalkan begitu saja. Tanpa ada kepastian.

Rizki menyadari jika dirinya dan Amel memang sudah keterlaluan dengan Reta. Menitipkan Reta pada orang lain, tanpa menjenguk Reta. Mungkin bukan menitipkan, tapi meninggalkan. Itu yang Reta tahu selama ini.

"Kakak mau bikin kamu bahagia. Kakak nggak mau kamu sedih," ujar Ando.

Reta menatap Rizki dan berkata, "seharusnya kalau Kak Rizki mau Reta bahagia, bukan gini caranya. Reta sudah bahagia bersama Ando," ujar Reta.

"Kali ini aja, Reta. Setidaknya kamu mau tinggal di sini," ucap Rizki.

"Nggak, Reta nggak mau. Reta udah nyaman sama keadaan Reta yang sekarang. Keadaan Reta tanpa ibu dan Kak Rizki." Reta sudah tidak sanggup lagi. Harus seperti apa ia menolak kehadiran Rizki?

"Kakak akan lebih senang jika kamu merasa senang dengan apa yang Kakak berikan, Kakak bakalan ngabulin semuanya yang kamu minta," seru Rizki.

"Nggak, Kak Rizki bohong. Dari tadi Reta udah bilang kalau Reta nggak mau apa-apa, Reta nggak mau tinggal di sini. Reta cuma mau pulang, Kak. Itu aja," jawab Reta. Ia menghela napas. Rasanya sulit sekali mengambil jalan tengah antara perdebatannya dengan Rizki.

"Kamu makan aja. Masalah seperti ini kita bahas nanti. Kita sama-sama perlu waktu buat berpikir." Rizki menaruh makanan milik Reta di meja. Membiarkan Reta untuk makan sendiri.

Suasana hati Rizki sedang tidak baik, sebaiknya ia tidak melanjutkan kegiatannya menyuapi Reta. Biarkan Reta melakukannya sendiri.

Rizki pun beranjak dari kasur Reta.

"Handphone-nya mana?" tagih Reta begitu Rizki hendak membalikkan badan.

Jangan harap Reta akan melupakan janji Rizki. Tentu saja dia ingat sekali. Dia sudah rindu dengan Ando dan Wulan. Ingin sekali ia menghubungi kekasih dan sahabatnya itu.

Rizki tersenyum tipis, masih saja. Reta hanya perduli dengan perasaanya saja. Ia tidak perduli bagaimana perasaan Rizki dan Amel ditolak oleh Reta.

Rizki pun merogoh kantong celananya. Mengeluarkan ponsel yang sengaja ia sediakan untuk Reta.

"Ini," ujar Rizki sambil memberikan benda itu pada Reta. Sebenarnha Rizki tidak rela memberikan Reta ponsel. Itu sama saja membiarkan Reta semakin sering berkomunikasi dengan Ando.

Rizki tahu Ando tidak suka dengannya, dan berniat menjauhkan Reta darinya. Tapi Rizki tidak mau juga mengekang Reta. Ia juga ingin memberikan kebebasan pada Reta.

Andai saja Reta mau mengerti kondisinya. Andai saja Reta mau menurut dengannya.

Rizki pun meninggalkan Reta. Sementara Reta masih terlalu bahagja karena mendapatkan handphone dari Rizki. Tapi ada satu yang ia lupa.

Reta tidak hapal nomor ponsel Ando maupin Wulan. Bagaimana caranya ia menghubungi mereka?

Reta terus memutar otaknya. Ia berpikir agar bisa memberika kabar pada Ando maupun Wulan.

Reta mencoba mendownload aplikasi Facebook-nya, kemudian ia Log In. Semoga saja bisa.

Untung saja Reta berteman dengan Wulan di Facebook, itu akan memudahkannya menghubungi Wulan. Sementara Ando, entahlah ... Sepertinya Ando sudah tidak memakai Facebook lagi.

Reta pun segera mengirimkan pesan via Facebook pada Wulan.

Setekah itu, Reta bersiap untuk mandi. Tubuhnya rasanya gerah sekali.

Reta beranjak dari kasurnya dan segera menuju kamar mandi. Reta sudah tidak selera lagi untuk melanjutkan makannya.

TBC

🌽 ANDORETA (END) 🌽 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang