Andoreta 21 - Usaha Nareta

27K 1.7K 12
                                    

Andoreta 21 - Usaha Nareta

***

reta meregangkan ototnya. Rasanya semalam seperti mimpi. Ando begitu baik dan perhatian kepadanya. Ia bahagia dan merasa beruntung mendapatkan Ando di sisinya. Reta sudah memantapkan hatinya pada Ando.

Reta segera turun dari ranjangnya, bersiap mandi. Sebentar lagi Ando menjempunya.

Tiba-tiba pikirannya teringat oleh Rizki yang tadi malam mendatanginya. Bagaimana jika Rizki datang di saat tidak Ando? Untuk pertama kalinya Reta takut kepada Rizki, padahal Rizki adalah kakaknya Reta.

Hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit untuk mandi. Kini Reta membuka lemarinya. Ia lebih memilih dress di bawa lutut. Gaun itu adalah gaun yang pernah dibelikan Miranda untuknya.

Reta mulai menaburkan bedak di wajahnya, dan sedikit lip cream. Reta tidak suka menggunakan make up yang berlebihan. Bahkan Reta jarang mengunakan make up, tapi entah kenapa hari ini ia ingin sekali menggunakan make up. Ingin tampi beda di depan Ando.

Sekarang Reta sudah siap, tinggal menunggu Ando saja.

Reta melirik jamnya, biasanya jam segini Ando sudah datang. Tapi kenapa sekarang juga ia belum datang?

"Ando ke mana, sih? Kok lama? Tumben banget," gumam Reta.

Tiba-tiba ada suara bel. Reta segera beranjak dari kamarnya, tak lupa juga ia mengambil tas slempang kecilnya.

"Iya, bentar," ujar Reta.

Reta hanya tersenyum saat mendengar bel pintunya berbunyi. Ando seperti tidak sabaran aja.

Namun betapa terkejutnya Reta saat melihat siapa orang dibalik pintunya. Untuk apa ia ke sini?

"Kak Rizki ...," gumam Reta. Reta takut, sangat takut.

"Pagi, Ta. Gimana tidurnya? Enak?" kata Rizki.

Reaksi Reta masih sama seperti tadi malam. Ia berjalan mundur perlahan, ia tidak ingin berdekatan dengan Rizki, kakak yang melupakannya.

"Kak Rizki jangan masuk, pergi!" usirnya lagi.

"Nggak, Ta. Kamu harus ikut Kakak. Ibu mau ketemu sama kamu," kata Rizki yang terus memaksa masuk.

Rizki berhasil mencekal tangan Reta, ia menggeret Reta dan memaksanya ikut. Sementara Reta terus berusaha meronta agar terlepas dari Rizki. Apa yang Rizki dapat sehingga ia bisa sekasar ini pada adiknya?

"Reta nggak mau! Kenapa Kak Rizki maksa Reta terus. Lepas, Kak! Sakit," keluh Reta. Ia tidak mau dipaksa seperti ini.

Harapannya sudah hancur, ia sudah membuktikan jika Rizki bukan kakak yang baik. Kakak yang selalu ia idamkan, sekarang sudah berubah. Jahat. Itu yang bisa menggambarkan diri Rizki sekarang.

"RIZKI LEPAS!" Suara lantang menggema di apartemen Reta. Suara Ando. Ando datang di waktu yang pas. Rizki menatap Ando, hal itu membuat dirinya lengah kalau ia sedang memegang tangan Reta.

Merasa mengendur, Reta langsung melepaskan cekalan Rizki dan berlari menuju Ando.

"Ando," lirih Reta.

"Kamu nggak pa-pa, kan, Sayang?" tanya Ando. Reta mengangguk. Ia bersembunyi di balik pelukan Ando.

"Jadi kamu sudah berani datang ke sini dan mengsuik Reta?" serang Ando.

"Memang kenapa? Dia adikku. Aku berhak atasnya." Rizki pun tidak mau kalah atas perlawanan Ando.

"Itu dulu, bukan sekarang."

Reta merasakan ada kekuatan dalam dirinya. Jika ia begini terus justru ia akan menjadi orang lemah. Ia harus melawan Rizki. Setidaknya sekarang ada Ando di sampingnya, jadi dia tidak merasa takut lagi.

"Kak Rizki, udah. Reta nggak mau ketemu sama Kakak. Apa Kakak nggak bisa hidup seperti dulu? Bukannya selama ini Kak Rizki hidup tanpa Reta? Bukankah ibu juga sama. Jadi untuk apa Kak Rizki ingin membawa Reta?" lirih Reta. Ia sudah menangis. Menangsi karena secara terang-terangan menolak ibu dan kakaknya.

Apakah di sini Reta yang salah?

"Jangan ganggu Reta lagi," ujar Ando menambahi. Rizki diam terpaku? Benarkah ia sudah keterlaluan tadi?

Ando membawa Reta keluar dari apartemennya. Membiarkan Rizki masih di sana. Biarlah, Ando akan meminta pihak keamanan untuk mengunci kembali apartemen Reta.

Di dalam mobil, Ando berusaha menenangkan Reta.

"Sayang, udah. Jangan nangis. Rizki nggak ngapa-ngapain kamu, kan?" tanya Ando.

"Enggak, Ndo. Aku cuma, uhm .... Belum siap semuanya terjadi," katan Reta

"Kamu tenang, Sayang. Aku bakalan ada di sisi kamu. Aku nggak akan ngebiarin Rizki ganggu kamu lagi. Dia udah sering datang ke apartemen?" tanya Ando. Reta bingung, bahkan tadi malam ia menyembunyikan semuanya.

Reta masih diam.

"Sayang?" panggilnya lagi.

"Tadi malam. Kak Rizki tadi malam datang. Aku nggak tau kenapa dia bisa datang dan tau apartemen kita, tapi sepertinya dia ngikutin mobil kamu tadi malam," kata Reta.

"Kenapa kamu nggak bilang kalau dia datang? Apa tadi malam kamu nggak bisa tidur, gara-gara dia?" ujar Ando.

Reta pun mengangguk. "Maaf," ujar Reta.

"Iya, nggak pa-pa. kamu nggak salah. Aku wajar kok kalau kamu belum siap buat cerita semuanya ke aku. Tapi aku harap, kalau kamu mau terbuka sama aku. Aku juga senang kok karena orang pertama yang kamu hubungi tadi malam itu aku," seru Ando. Setidaknya Ando tidak marah kepada Reta.

Ini saatnya Ando belajar. Belajar memahami Reta dan segala masalahnya. Jangan memaksakan apapun yang membuat Reta semakin terpuruk.

Ando berjanji akan menjaga Reta, akan melindungi Reta. Dia tidak akan menmbiarkan Reta merasa terganggu seperti tadi malam.

Untung saja tadi Ando datang tepat waktu, sehingga Rizki tidak berbuat macam-macam lagi padanya.

TBC

Wuh wuh, Rizki kenapa ya? Untung aja cepat datangnya. Emang yaaah ya si Ando.

Btw, ceritanya udh aku ketik sampe part 33:3 tunggu aja. InshaAllah tamat sampai 38 part heheheh 😝😝😝

-ela-

🌽 ANDORETA (END) 🌽 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang