Andoreta 15 - Hari Bahagia Nareta
***
Hari ini merupakan hari bahagia bagi Reta. Berbagai rasa ia rasakan. Gugup, takut, bahagia, sedih dan banyak lagi.
Entahlah, sejak tadi Reta meremas-remas tangannya. Ia takut, takut bertunangan dengan Ando. Bukan karena ia tidak mencintainya, tapi takut jika suatu saat ia akan mengecewakan Ando.
"Ta, udah nggak usah gugup gitu!" ujar Wulan yang sejak tadi gemas melihat Reta yang tidak bisa diam.
"Gak bisa, Wulan. Tetap aja gugup. Kamu kan nggak pernah ngerasain kayak gini," kata Reta.
"Ihh, rempong. Baru aja tunangan, Ta. Belum nikah. Gimana coba kalau nikah nanti?" kata Wulan.
Reta cemberut karena Wulan. Bukan malah mendukung dan menenangkannya, malah menakuti Reta seperti itu.
"Wulan, udah ah. Reta-nya jangan digangguin gitu," ujar Miranda.
Sekarang Reta sedang bersama Miranda dan Wulan. Mereka berdua sedang menemani Reta yang masih berdanda.
"Calon menantu Tante cantik, kok. Jangan gugup ya Sayang? Yakin kalau semuanya baik-baik aja." Miranda menyentuh pipi Reta, memberikan pujian agar Reta tidak gugup. "Kamu cantik, kok, Sayang," lanjut Miranda.
"Makasih, Tante," jawab Reta. Ia sudah tidak merasa canggung lagi dengan keluarganya Ando.
"Ando ngelakuin ini demi kamu," tambah Miranda lagi. Reta hanya mengangguk dan tersenyum. Berusaha menghargai apa yang dilakukan Ando untuk menjaganya. Hanya Ando yang bisa ia andalkan sekarang.
"Udah, yuk. Turun. Papa sama Kak Ando kayaknya nungguin kamu," ujar Wulan.
Perlahan Wulan dan Miranda pun menuntun Reta keluar dari kamarnya.
***
"Setelah pertunangan ini, tanggung jawabmu akan bertambah. Kamu harus menjaga Reta," ujar Sam yang berdiri di samping anaknya.
Entahlah kenapa para wanita di keluarganya berkumpul di kamar Wulan. Sementara membiarkan Ando dan Sam yang menyambut para tamu. Seharusnya mereka mendampingi Sam dan Ando.
"Iya, Pa. Ando sudah tahu," jawab Ando. Matanya masih memindah seluruh ruangan pertunangan, menunggu sang pujaan hati.
"Matanya nggak usah gitu, nanti Reta juga bakalan turun. Dia lagi dimonopoli sama mama dan adikmu," ucap Sam yang mengerti ke mana arah pandangan anaknya.
"Satu lagi, sebenarnya Papa tidak pernah mempermasalahkan Sugeng yang nanti akan bertemu Reta. Tapi yang Papa permasalahkan adalah Rizki. Kakaknya Reta yang satu itu selalu berusaha mencari Reta dan berniat untuk mengambil Reta, hanya saja Reta selalu menolaknya. Kita tidak pernah tahu apa yang bisa ia lakukan setelah ini," jelas Sam. Ia sudah mencari tahu semuanya, bahkan saat Ando belum tahu.
"Ando nggak akan biarin siapapun mengambil Reta dari keluarga kita. Setelah pertunangan ini, Reta tidak hanya menjadi tanggung jawab Ando, tapi sudah menjadi bagian dari keluarga kita," ujar Ando mantap. Ia sudah yakin untuk menjalankan dan menghabiskan masa tuanya bersama Reta. Hanya Reta. Miliknya. Dan selalu menjadi miliknya.
"Bagus. Jawaban itu yang ingin Papa dengar," ujar Sam. Ando tidak pernah ragu dalam mengambil keputusan.
Semua pasang mata mengarah pada tiga wanita yang baru saja turun dari tangga.
Wulan dan Miranda yang menggunakan dress hitam, sementara Reta yang menggunakan dress merah. Tentu saja Ando yang menyiapkan dress itu. Ando memilihkan design dress yanv kembar untuk tiga wanita berharga dalam hidupnya. Hanya saja warna yang berbeda.
Mata Ando masih meneliti setiap gerakkan yang dilakukan Reta. Dia tidak menyangka Reta sangat cantik malam ini. Kalau dia tahu Reta akan semenarik ini, lebih baik acara pertunangan mereka dilakukan secara tertutup. Agar tidak ada banyak mata yang menatap Reta seperti tatapan liar.
Sam pun menepuk bahu Ando. "Dijaga matanya. Biasa aja ngelihatnya, kasihan Reta nya gugup kamu lihatin seperti itu," ujar Sam. Ando pun terlihat salah tingkah saat ketahuan ayahnya sedang menatap Reta.
"Selamat malam untuk tamu undangan. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih karena sudah datang di acara pertunangan putra saya, Ando Rafisqy dan Reta Safilla. Setelah pertunangan ini, mereka akan menikah saat Reta sudah lulus kuliah," ujar Sam. Miranda dan Wulan pun menuntun Reta agar berdiri di samping Ando.
Sam memberikan sebuah kotak beludru mereha kepada Miranda dan Wulan, agar bisa segera dipakai oleh Ando dan Reta.
Miranda menberikan kotak itu kepada Ando, lalu Ando memakaikan sebuah cincin mewah namun simple ke jari manisnya Reta. Reta terharu sekali.
Kemudian Wulan melakukan hal yang sama pada Reta. sekarang giliran Reta yang memaikaikan cincin pertunangan kepada Ando.
Akhirnya mereka sudah saling bertukar cincin. Tepukkan tangan meriah diberikan oleh para tamu undangan. Reta sudah tidak merasa gugup lagi, sudah ada Ando di sampingnya. Ia merasa lega sekarang.
"Aku senang banget kita sudah resmi bertunangan," ujar Ando. Reta tersenyum malu dan Ando menyukainya.
"Aku juga, Ndo. sekarang aku cuma punya kamu. Aku udah nggak ada siapa-siapa lagi," ujar Reta.
Ando pun merangkul pinggang Reta. "Love you," bisik Ando.
Reta mencubit pinggang Ando. "Genit!"
***
TBC
Feel tunanganya dapat nggak sih?
-ela-
KAMU SEDANG MEMBACA
🌽 ANDORETA (END) 🌽
RomanceAndoreta (My Possessive Fiance #1) -Ando Rafisqy- Dia sahabat dari adikku. Dan aku menyukainya. Memilikinya adalah kewajibanku, hakku, hanya aku yang bisa melakukannya. -Nareta Safila- Aku seorang gadis yang hidup sendiri, aku hanya mempunyai Wulan...