Andoreta 27 - Meninggalkan Nareta
***
Ando dan Wulan kini sedang bersiap-siap pergi ke apartemen Reta. Ads hal yang ingin mereka bicarakan.
"Duh, lama amat sih Kak Ando," ujar Wulan saat mereka sudah masuk ke dalam mobil. Wulan sejak tadi nenunggu Ando.
"Sabar kali, Dek. Lagi nyiapin barang yang mau dibawa," kata Ando.
"Yaelah, cuma beberapa hari doang, gak sampe setahun," keluh Wulan.
"Biar Reta nggak ngomel kalau ada barang yang ketinggalan," ujar Ando.
"Dih, kebiasaan. Sukanya cari alasan," sungut Wulan. Kemuadian Ando hanya tersenyum melihat kelakuan adiknya itu. Nanti ... Nanti Wulan akan tahu seperti apa rasanya saat ia benar-benar jatuh cinta seperti Ando.
Ando pun menjalankan mobilnya menuju apartemen Reta. Sebenarnya hari ini ada jadwal kuliah bagi Reta dan Wulan, jadi sekalian saja Ando yang mengantar mereka kuliah, sekali ada yang ingin disampaikan oleh Ando.
***
"Iyaaa! Tunggu bentar," ujar Reta saat mendengar bel apartemennya berbunyi. Saat ini Reta sudah tidak takut lagi jika ada yang memencet bel apartemennya. Karena sudah beberapa hari ini sejak kedatangan Amel, Reta tidak menerima tahu lagi. Terumata Rizki dan Amel pun memang tidaj datang lagi.
"Ando?!" pekik Reta saat ia mmebukakan pintu.
"Hai, Sayang," kata Ando sambil mengecup pipi Reta.
"Masih pagi udah mesra aja," sungut Wulan.
"Iri banget sih. Makanya cari pacar dong!" balas Ando.
"Reta, lihat tuh Kak Ando," ujar Wulan mengadu pada Reta.
"Ssst, Ando jangan gangguin Wulan gitu," ujar Reta.
Kemudian Reta mempersilakan Wulan dan Ando masuk ke dalam.
"Kamu kok datang ke sini? Kamu nggak kuliah?" tanya Reta yang merasa heran karena Ando semalam tidak bilang ingin menjemputnya.
"Kan pengen nganterin kamu kuliah," jawab Ando.
"Bukan tuh! Bohong. Alasan aja." Wulan langsung berbicara.
"Ando ... Kamu bohong?"
"He he he enggak, Sayang. Beneran kok mau nganterin kamu kuliah. Sekalian aku mau minta izin," kata Ando.
Reta mengerutkan keningnya. Izin apa yang dimaksud Ando?
"Izin apa?"
"Izin aku mau pergi ke Surabaya, ada urusan pekerjaan. Tapi paling cuma tiga hari, paling cepat lusa udah pulang."
Reta malah tertawa. Untuk apa Ando meminta izinnya seperti ini? Padahal bisa saja Ando pergi tanpa izin Reta.
Tapi itulah Ando, dia merasa tidak enak pada Reta.
"Iya, Ndo. Nggak pa-pa, lagian ngapain pakai izin segala? Kan kamu bisa langsung pergi," tanya Reta.
"Isihhh, Ta. Kayak nggak tau aja sama Kak Ando, dia kan modus aja. Biar bisa ketemu kamu atau paling nggak ... dia mau kamu cegah dia biar nggak pergi. Huuuu," balas Wulan. Ando memberengut kesal. Kenapa adiknya selalu saja mengganggu rencananya?
"Wulan ember banget sih!" sungut Reta.
"Biarin ah. Udah sana mesra-mesaraan dulu. Aku mau ke kamar mandi dulu, kebelet. Untung kuliahnya masih lama," ujar Wulan. Ia sengaja meninggalkan Ando dan Reta berdua. Membiarkan mereka berbicara satu sama lain.
"Sayang?"
"Hm?"
"Kamu nggak pa-pa, kan aku tinggal sendiri? Kamu udah nggak takut kan sama kakak dan ibumu?" tanya Ando cemas. Ia tidak mau Reta masih merasa takut saat Ando tidak ada di sampingnya.
"Engga, kok. Lagian beberapa hari ini, mereka udah nggak datang lagi," jawab Reta.
"Beneran?" tanya Ando.
Reta menggangguk lalu mencubit gemas pipi Ando. "Iya, Ando. Beneran, kok," kata Reta. "Lagian kan ada satpam yang bakalan jaga apartemen ini," lanjutnya.
"Iya juga, ya. Ia di sini ada satpam ya, ada kamu juga," seru Ando. Reta tidak mengerti maksud Ando.
"He?" Reta mengerutkan keningnya.
"Iya, Sayang. Kan satpam tugasnya jagain kamu di sini, sementara kamu jagain cinta aku, eak eak eak," goda Ando.
"Idiiiiih, genit, ganjen, gombal!" seru Reta. Ando malah tertawa terbahak-bahak.
"Ta, Kak Ando emang gitu. Main gombal aja," ujar Wulan yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Apa sih, berisik!" sungut Ando.
"Ck, dasar! Untung kakak sendiri. Ta, mending kamu nginap di rumah aja. Kan lumayan nanti mama ada temennya," kata Wulan memberi saran.
"Iya, Yang. Daripada kamu di sini sendirian," tambah Ando.
"Nggak usah, di sini juga aman kok. Lagian nggak mau ngerepotin kalian." Reta menolak secara halus.
"Yaudah kalau itu mau kamu, Ta."
"Maaf, ya," ujar Reta tidak enak pada Wulan.
"Iya nggak pa-pa. Yaudah yuk, kita berangkat ke kampus," ajak Wulan pada Reta. Reta pun mengambil tasnya dan mereka segera berangkat ke kampus dengan diantar oleh Ando.
Setelah dari kampus, Ando akan segera berangkat ke Surabaya.
Kali ini Ando harus percaya kalau tidak akan terjadi apa-apa pada kekasihnya.
***
Malam ini Reta merasa dirinya lelah sekali. Kuliahnya full sekali.
Ando pun tidak lupa juga memberi kabar pada Reta, namun karena rasa lelahnya, Reta langsung bilang pada Ando kalau ia ingin lamgsung tidur.
Reta merasa ada yang kurang saat ia ingin memulai tidur. Ia lupa mengambil air minum. Reta memang mempunyai kebiasaan menyiapkan air minum di atas nakas samping ranjangnya.
Reta pun langsung menuju dapur, umtung saja ia sudah hapal tata letak di dapur, jadi tidak masalah jika ia tidak menghidupkan lampu dapur.
Reta membuka kulkas dan menuangkan air putih ke dalam gelasnya. Saat ia ingin mengembalikan botol minum ke dalam kulkas, tiba-tiba ada yang membekap mulut Reta.
"Hhmmpp ... Hhmmmp." Reta terus meronta saat orang itu semakin kuat membekap mulut Reta.
Siapa orang itu? Bagaimana bisa ia masuk ke dalam apartemen Reta?
Reta pun refleks menginjak kaki orang tersebut, lalu ia memanfaatkannya untuk kabur. Reta langsung berlari dan menghidupkan lampunya. Ruangan yang gelap membuat Reta kesusahan untuk keluar, walaupun ia sudah hapal tata letak barang di ruangan itu. Namun rasa takutnya memudarkan segalanya.
Tanpa sengaja Reta melihat wajah orang yang membekapnya. Betapa terkejut saat mengetahui siapa orang itu. Bagaimana dia bisa masuk?
"Kak Rizki?" ujar Reta.
***
TBC
Duuuh, Ando pergi, Rizki datang. Gimana Reta-nya? Padahal Reta udah percaya diri banget kalau Rizki nggak datang lagi. Tapi ternyata ....
-ela-
KAMU SEDANG MEMBACA
🌽 ANDORETA (END) 🌽
RomanceAndoreta (My Possessive Fiance #1) -Ando Rafisqy- Dia sahabat dari adikku. Dan aku menyukainya. Memilikinya adalah kewajibanku, hakku, hanya aku yang bisa melakukannya. -Nareta Safila- Aku seorang gadis yang hidup sendiri, aku hanya mempunyai Wulan...