Andoreta 30 - Khawatir pada Nareta
***
Sejak tadi Ando sudah menghubungi Reta, tapi tidak ada balasan. Jelas saja, ponsel Reta sudah dirusak oleh Rizki.
Sejak tadi Ando mondar-mandir saja. Dia sudah mencoba menelpon Reta, tapi tidak diangkat. Bahkan nomornya saja tidak aktif. Semua pesan Ando pun tidak dibalas oleh Reta. Ando benar-benar mengkhawatirkan Reta. Ini sudsh siang, jadi tidak mungkin jika Reta belum bangun.
Baru saja Ando rapat dengan kliennya di Surabaya. Dia tidak menyangka jika rapatnya akan selesai dengan cepat. Jadi dia menghubungi Reta untuk melepas rindu, lalu akan membelikan oleh-oleh. Baru lah besok pagi ia akan pulang. Tapi tak ada kabar sedikit pun yang ia terima dari Reta hari ini. Dan itu membuatnya sangat khawatir.
Ando mulai menghubungi Wulan. Ia akan meminta Wulan untuk memeriksa apartemen Reta dan mencari tahu apa yang dilakukan gadisnya itu sampai mengabaikan panggilan dan pesan darinya.
"Halo, Kak?"
"Lan, kamu tolong ke apartemen Reta, ya? Kakak dari tadi hubungin dia nggak diangkat. Kakak khawatir sama dia."
Terlihat jelas jika Ando sangat mengkhawatirkan Reta. Kemeja yang dipakainya pun sudah tidak rapi lagi. Ando gusar sehak tadi.
"Yang benar? Mungkin dia lagi nggak megang hape?"
"Nggak mungkin, dari pagi Kakak hububgin dia. Masa sampai sekarang nggak ada kabar? Nggak mungkin kalau dia masih tidur. Apalagi nomornya nggak aktif."
"Oke, bentar Kak. Wulan ke sana sekarang. Nanti Wulan kabarin."
Ando bernapas lega. Setidaknya ada Wulan yang akan memeriksa keadaan Reta. Setidaknya khawatirnya sudah teratasi.
Semoga saja Reta tidak apa-apa.
***
Wulan segera turun dari taxi, melangkah dengan cepat menuju apartemen Reta. Benar kata kakaknya, Reta tidak bisa dihubungi. Sepanjang jalan Wulan juga mneghubungi Reta.
Setahu Wulan, Reta tidak pernah seperti ini.
Wulan memencet bel apartemen berulang kali, tapi tidak ada tanda-tanda pintu akan dibuka. Benar kah Reta tidak sda di rumah? Lalu di mana Reta sekarang?
Wulan tidak sabar, ia segera memasukkan pin apartemen Reta, untung saja Ando pernah memberitahu pinnya. Wulan langsung menuju kamar Reta.
Keadaan apartemen sangat sepi, sepertinya memang tidak ada Reta. Kamar Reta pun terlihat rapi. Wulan mengecek ruang dapur dan kamar mandi, tapi tidak ada Reta. Dengan tergesa Wulan membuka lemarin pakaian milik Reta.
Betapa terkejutnya Wula saat melihat tidak ada pakaian Reta. Apakah Reta pergi? Tapi pergi ke mana? Kenapa Reta pergi?
Berulang kali Reta menulusuri seluruh ruangan di apartemen itu, dan memang tidak ada Reta. Apakah Reta memiliki masalah yang menyebabkan dirinya pergi? Kenapa Reta tidak pernah cerita pada Wulan?
Wulan sudah putus asa. Dia segera menuju pos keamanan. Mungkin saja pihak keamanan apartemen mengetahui ke mana Reta pergi.
"Maaf, Pak," ujar Wulan.
"Eh? Mbak Wulan. Tumben, Mbak. Ada apa?" tanya Pak Supri, penjaga keamanan apartemen. Pak Supri tentunya sudah hapal dengan Wulan dan Ando, hampir setiap hari mereka mengunjungi Reta. Tentu saja Ando meminta secara pribadi untuk mengawasi Reta kepada Pak Supri.
"Itu, Pak. Kok Reta nggak ada di apartemen ya? Tadi pagi Reta pergi, ya, Pak?" tanya Wulan.
"Waduh, sejak tadi sih Mbak Reta nggak ada keluar dari apartemen."
"Tapi di dalam nggak ada Reta, Pak. Pakaiannya pun nggak ada. Pak Supri bener-bener nggak lihat Reta?" tanya Wulan memastikan.
"Sebentar, Mbak. Tadi pagi saya sempat ke kamar mandi. Mungkin saja pas saya ke kamar mandi, Mbak Reta keluar," ujar Pak Supri.
"Maaf, Pak, kalau saya lihat kamera CCTV boleh? Saya takut Reta kenapa-kenapa, Pak," ujar Wulan. Untung saja masih ada kamera CCTV.
"Bisa, Mbak. Tunggu sebentar," ujar Pak Supri.
Pak Supri memutar CCTV, Wulan dengan seksama memeperhatikan siapa saja yang keluar masuk apartemen. Sejauh ini tidak ada yang mencurigakan, karena tidak terlihat Reta keluar dari apartemen.
Wulan terus memperhatikan tiap gerak-gerik orang yang ada di CCTV. Hingga ia menemukan sosok pria yang membawa paksa Reta. Jelas saja Wulan tahu siapa dia.
"Kak Rizki," lirih Wulan. Ia tahu ada yang tidak beres di sini. Jadi, Rizki yang membawa Reta pergi?
"Mbak Wulan kenal pria yang membawa Mbak Reta?" tanya Pak Supri.
"Saya kenal, Pak. Dia kakaknya Reta. Kalau gitu makasih ya, Pak. Saya harus buru-buru pergi," ujar Wulan.
Dengan tergesa Wulan meninggalkan pos keamanan itu. Wulan segera merogoh ponselnya. Ia harus menghubungi Ando.
"Halo, Kak Ando."
"Gimana, Lan? Ada kabar?"
Terdengar daru suaranya Ando menunggu kabar dari Reta.
"Reta dibawa sama Kak Rizki. Wulan nggak tahu gimana caranya Kak Rizki bisa masuk dan bawa Reta. Yang jelas pas Reta masuk, di sana udah nggak ada baju Reta."
"Jadi Rizki sudah berani mengambil milik Kakak? Berani-beraninys dia membawa Reta. Kamu tunggu di rumah, sekarang Kakak akan pulang."
Ando segera memesan tiket pulang. Ia tidak akan membiarkan masalah ini terlalu lama. Ia harus mengambil Reta kembali.
***
Reta sudah sampai di rumah Sugeng. Dengan paksaan Rizki membawa Reta. Rizki menggeret Reta dan mencengkram tangannya. Ia tidak akan membiarkan Reta pergi dan kembali.
Sementara Amel, ia sangat bahagia saat mendapatkan kabar jika Rizki berhasil membawa Reta pulang.
Amel segera berjalan ke arah Rizki dan Reta. Akhirnya ia bisa hiduo kembali bersama putrinya.
"Sayang," ujar Amel yang langsung memeluk Reta erat. Ia tidak akan melepaskan Reta.
Reta meronta agar Amel melepaskannya. Ia muak dengan segala tingkah kakak dan ibunya. Tidak bisa kah mereka membiarkan Reta hidup bahagia?
"Lepas!" ujar Reta.
"Nggak, Nak. Kamu putri ibu, kamu milik ibu. Kamu akan tinggal di sini," ujar Amel.
Amel masih memeluk Reta erat padahl sejak tadi Reta terus meronta. Reta tidak mau pulang. Ia tidak mau tinggal bersama ibu dan kakaknya.
***
TBC
Hehehehe, Alhamdulillaah, kurang dikit lagi. Nah, karena kurang dikit lagi, Ela minta tanggapannya buat cerita ini dong?
InshaAllah nggak lebih dari 40 part. Doakan aja biar nggak kelewat yaaa... Hehehhee..
Jangan lupa baca Arsensha, Abinaya dan Alfarana, ya.. Sekalian komen di sini, kalian suka yang mana? Dan alasannya..
Hehehhee, love you, guysss 💕💕💕
-ela-
KAMU SEDANG MEMBACA
🌽 ANDORETA (END) 🌽
RomansaAndoreta (My Possessive Fiance #1) -Ando Rafisqy- Dia sahabat dari adikku. Dan aku menyukainya. Memilikinya adalah kewajibanku, hakku, hanya aku yang bisa melakukannya. -Nareta Safila- Aku seorang gadis yang hidup sendiri, aku hanya mempunyai Wulan...