Andoreta 17 - Nasihat Nareta

28.4K 1.9K 33
                                    

Andoreta 17 - Nasihat Nareta

***

Dentingan sendok menggema saat Reta, Wulan dan Ando makan. Tidak ada yang memulai topik pembicaraan.

Reta menundukkan wajahnya. Ia takuy jika diintrogasi oleh Ando. Kenapa sih Wulan harus keceplosan?! Padahal ia sudah berjanji tidak akan bercerita pada Ando.

Ando masih menatap tajam Wulan dan Reta, menunggu salah satu dari dua gadis di depannya itu bersuara, menjelaskan tentang kejadian yang mereka alami.

"Ish! Kak Ando matanya dijaga! Natapnya gitu banget." Wulan sudah mulai risih.

"Kalau gitu ceritakan semuanya." Ando masih menatap mereka.

"Ando, udah, ya? Nggak usah dibahas lagi. Kan kita lagi makan, masa mau bahas masalah gituan. Lagian kan udah selesai masalah," ujar Reta lembut. Ia tidak mau membahasnya dengan Ando.

"Ihh ribet," gerutu Wulan. Ando langsung menatap ke arah Wulan.

"Itu si Bella masih nyebarin gosip. Setelah kemarin dia bilang kalau Reta kumpul kebo sama Kak Ando, hari ini dia bilang ke anak kampus kalau Reta itu cewek matre dan penggoda. Dan dia cuma mau kekayaannya Kak Ando aja. Puas?! Udah tau kan?!" ujar Wulan gregetan. Biar saja lah Ando mengetahuinya. Ia masa bodo dengan Bella.

Sejak lama Wulan memang sudah benci dengan Bella, tapi ia selalu menahannya karena Reta selalu di samping Wulan.

Anda saja Reta tidak mencegah Wulan, sudah habis Bella di tangan Wulan. Dia pikir Wulan tidak bisa membalas bibir cabe si Bella? Wulan bukan wanita lemah.

"Jadi gitu? Semua karena Bella?" tanya Ando memastikan.

"Iyaps! Betul banget, Kak. So, sekarang Kak Ando nggak usah natap-natap gitu, jadi nggak nafsu makan nanti," keluh Wulan.

"Wulan!" tegur Reta.

"Apa sih, Ta? Biarin aja lah Kak Ando tau, capek juga lama-lama. Panas nih kuping," gerutu Wulan lagi. Padahal sejak lama ia ingin melakukan ini.

"Ando, udah ya? Nggak usah ditanggepin. Aku nggak pa-pa. Nanti juga mereka udah capek ngomongin aku." Reta membujuk Andi. Ia tahu jika Ando juga kesal seperti Wulan. Reta tidak memperbesarkan masalah ini.

Biarkan gosip itu beredar sesukanya, nanti juga akan menjamur.

"Tapi walaupun kamu cewek matre dan penggoda, aku tetap suka sama kamu, Sayang. Aku punya banyak uang yang bisa menghidupi kamu, dan aku memang tergoda sama kamu," ujar Ando.

"Yaelah! Malah gombal-gembel di sini." Wulan lagi-lagi menggagalkan momen romantis antara Ando san Reta.

"Iri banget sih!" sungut Ando.

"Iya-iya, mending makan aja. Pura-pura tuli lagi," ujar Wulan, lalu melanjutkan makannya.

"Kalau kamu mau masalah ini didiamkan aja, aku bakalan nurut sama kamu. Tapi kamu beneran nggak pa-pa? Ini kan menyangkut nama baik kamu juga," kata Ando. Ia berusaha memahami keinginan Reta, tidak memaksakan kehendaknya.

"Iya, Ando. Aku nggak pa-pa. Aku baik-baik aja selama ada Wulan di samping aku," ucap Reta. Wulan menoleh kearah Reta.

"Akhirnya aku dianggap juga," kata Wulan.

Ando mendengus kesal. "Aku nggak dianggap nih?" sungut Ando.

"Cemburuan banget sih. Iya asal ada kamu juga kok," tambah Reta.

"He he he. Kamu tau gak? Aku beruntung banget punya kamu," goda Ando.

Pipi Reta bersemu merah. Ia senang bersama Ando, perlahan Ando sudah berubah.

Dulu saja Ando selalu ikut campur dalam urusan Reta, tapi sekarang? Ando masih bisa diajak diskusi dan mengambil kesimpulan bersama.

"Ndo, nanti pulangnya nggak usah diantar aja ya? Biar kita nanti naik taksi aja," ujar Reta. Ia tidak ingin merepotkan Ando.

"Yah, kenapa, Ta? Minta jemput supir aja deh," saran Wulan.

"Nggak usah, Lan, biar kita naik taksi aja. Lagi pengen naik taksi," kata Reta.

Sebenarnya Ando lebih ingin mengantarkan Reta pulang, supaya waktu bersama mereka lebih lama.

"Aku nggak pa-pa, kok, kalau harus ngantar kamu pulang," ujar Ando.

"Nggak usah, nanti kamu telat ke kantor," balas Reta.

"Yaudah kalau kamu maunya gitu, aku usahain aku pulang cepat kok," seru Ando.

Wulan hanya bisa mengikuti keinginan Reta, setidaknya Reta tidak pernah minta yang macam-macam pada Ando.

***

Kini Wulan dan Reta sudah sampai di rumah. Ada Miranda yang sudah menunggu mereka. Wulan pun mendatangi mamanya dan mencium pipi Miranda.

"Baru pulang sayang?" tanya Miranda pada Wulan.

"Iya, Ma, tadi malan siang sama Kak Ando," jawab Wulan.

Kini giliran Reta yang menyalami Miranda.

"Reta, Tante mah bicara sama kamu," kata Miranda serius.

Apa yang ingin dibicarakan oleh Miranda? Kenapa terlihat serius sekali mimik Miranda.

"Kenapa, Tan?" tanya Reta.

"Sayang, Tante mau bilang, kemungkinan minggu depan kita bakalan ketemu sama keluarga kamu. Kamu siap kan, Sayang?" kata Miranda. Ia memegang tangan Reta yang sudah duduk di sampingnya.

Miranda tahu Reta masih takut bertemu dengan keluarganya. Bertemu dengan masa lalu yang pernah menyakitinya.

Harus mengingat betapa jahat ibunya yang meninggalkan Reta di tempat Tantenya. Terlebih lagi, Amel hanya membawa Rizki saja. Bahkan sampai sekarang, Amel tidak menjemput Reta. Reta benci ibunya.

"Reta siap, kok, Tan."

"Kamu yakin, sayang? Kalau kamu belum siap, Tante nggak maksa kamu untuk ikut nanti." Miranda khawatir pada calon menantunya itu.

"Yakin, Tan. Kan Reta punya Ando yang bakalan Reta. Reta juga punya Wulan, Om Sam, dan Tante Miranda."

Setelah itu Reta berusaha memantapkan perasaannya. Semuanya akan baik-baik saja.

TBC

Semakin ke sini yang nanggepin cerita ini makin dikit ya? Pada komen minta lanjut, bukan itu yg Ela inginkan. Heheh (︶︿︶)

Kalau bisa komen tentang cerita ini, pengaruh cerita ini ke kalian gimana? ❤

Apa sih yang kalian mau di next chapternya? Dan lainnya.

Ela menghargai kok buat kalian yg udah read, vote dan komen begitu. Seenggaknya kalian nggak diam aja. Hehehe ❤

Rasanya Ela nulis ya nulis aja gitu, kayak nggak ada interaksi dengan kalian. Ela juga nggak tau kalian gimana sama cerita Ela. 💕

🌽 ANDORETA (END) 🌽 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang