Andoreta 11 - Gosip Nareta

36.3K 2.5K 11
                                    

Andoreta 11 - Gosip Nareta

***

Seperginya Ando dan Sam, Wulan dan Reta pun berangkat kuliah. Untung saja jadwal kuliah mereka masuk siang, jadi Reta masih sempat bertemu dengan Ando pagi ini.

Reta dan Wulan berangkat diantar supir rumah. Ando memang malaranv Wulan untuk membawa mobil. Walaupun Ando menyayangi Reta, ia juga menyayangi Wulan.

Ando tidak mau terjadi apa-apa dengan Wulan jika mengendarai mobil sendiri, apalagi ia membawa Reta juga. Lebih mereka diantar jemput oleh supir.

Wulan dan Reta menyusuri koridor fakultas, banyak sekali pasang mata yang melirik Reta dengan sinis. Bukannya mereka tuli, hanya saja Reta berusaha tidak memperdulikannya. Padahal sejak tadi telinga Wulan sudah panas mendengar gosip tentang sahabatnya itu.

"Pantas ya si Reta ngedeketin Wulan, dia kan ngedeketin kakaknya juga."

"Dasar cewek matre, deketin adiknya buat jadian sama kakaknya."

"Denger-denger mereka udah tinggal satu rumah loh."

"Ihh, penampilannya aja kalem gitu ternyata udah kumpul kebo ya."

Masih banyak sekali omongan gosip yang mereka dengar. Reta sejak tadi menggenggam tangan Wulan. Isyarat agar Wulan tidak melakukan yang macam-macam.

"Ta, kamu kok betah sih diomongin gitu?" tanya Wulan. Padahal ia ingin sekali melabrak mulut cabe orang-orang itu.

"Udah biarin aja, nanti kan mereka capek sendiri. Diemin aja," kata Reta.

"Tapi kan mereka keterlaluan. Masa kamu dibilangin kumpul kebo sama Kak Ando. Awas aja mereka," sungut Wulan. Dia juga tidak terima jika sahabat dan kakaknya dijelekkan seperti itu.

"Wulan, udah," kata Reta pelan. Ia tidak ingin memunculkan pertengkaran di kampus ini. Niat dia kuliah hanya untuk menuntuk ilmu bukan untuk berkelahi.

"Ah, udah ah! Udah gak betah. Kamu diam di sini," ujar Wulan. Gadis itu langsung menuju ke kumpulan perempuan yang berani membicarakan Reta. Wulan sudah tidak tahan lagi.

"Eh mulut kalian dijaga dong! Enak banget ngomongin orang!" kata Wulan membentak kumpulan gadis itu.

"Kan emang benar yang kita omongin. Reta kan emanh tinggal di rumah yang sama dengan pacarnya. Jadi di sini siapa yang salah?" ujar salah satu gadis itu.

"Emang bener sih yang kalian bilang, tapi kalian nggak tahu kan apa yang terjadi?" kata Wulan tidak terima.

"Emang kenapa? Reta hamil?!"

"Sialan lo!" ujar Wulan tidak terima. Wulan sudah memasang ancang-ancang ingin menampar gadis itu. Kurang ajar sekali menjelekkan Reta.

"Wulan udah. Jangan ditanggepin orang kayak gitu," kata Reta menghentikkan Wulan. Kalau Wulan berbuat masalah, bisa panjang urusannya. Apalagi jika Ando tahu. Ando juga pasti tidak akan terima jika Wulan dan Reta diperlakukan seperti itu.

"Kalian itu sehari nggak bisa banget ya diam? Selalu aja ada gosip. Kekurangan bahan gosip?" kata Reta. Ia sejak tadi sudah tidak tahan dengan gosip yang beredar, tapi ia berusaha meredamnya.

"Aku memanh tinggal satu rumah sama Wulan. Aku juga memang pacaran sama Ando. Tapi aku nggak kumpul kebo. Aku juga nggak hamil." Reta menggebu-gebu membela dirinya.

"Reta sebentar lagi bakalan tunangan sama Kak Ando. Dan kalian lihat aja kalau Kak Ando sampai tahu ini, kalian dalam bahaya." Wulan tidak segan memperingatkan mereka.

"Dan kamu Bella, sekali lagi kamu bilang Reta hamil, Kak Ando nggak segan-segan juga buat ngehancurin perusahaan krang tua kamu. Mau bangkrut, kan? Butuh kerja sama, kan?" ancam Wulan pada Bella. Gadis yang berani menjelekkan Reta.

Wulan tahu semuanya. Ando selalu menceritakan semua kerja sama perusahaannya pada keluarganya, apalagi jika salah satu relasinya adalah orang tua dari teman Wulan. Tentu saja itu senjata yang bagus untuk Wulan.

Bella terlihat pucat. Padahal dia sudah berusaha menyembunyikan berita tentang kebangkrutan orang tua nya, tapi semua tersebar karena Wulan.

Reta menarik tangan Wulan. Tidak mau memperkeruh masalah ini.

"Kita ke kelas aja, Lan."

Wulan pun mengikuti Reta. Andai saja tidak ada Reta di sana, habislah sudah Bella di tangan Wulan.

"Seharusnya tadi kamu nggak usah cegah aku. Biar tau rasa si Bella. Kadang mulutnya emag perlu dikasih cabe biar nggak liar kayak kelakuannya," kata Wulan. Reta hanya tertawa melihat ketidaksukaan sahabatnya itu.

"Malah ketawa," gerutu Wulan.

"Ya udah sih, biarin aja. Kan tadi kamu udah bongkar rahasia dia juga? Aku rasa semuanya udah cukup. Nggak usah ditambah-tambah lagi."

"Tapi kan sama aja, nyebelin banget jadi orang. Suka nyebarin gosip, sekali-sekali dia yang jadi bahan gosipan karena kebangkrutan orang tua nya," bela Wulan. Padahal ia ingin mempermalukan Bella lebih keras lagi.

"Udah, ah. Kamu ini," kata Reta.

"Kamu tuh terlalu baik. Awas aja aku bilangin ke Kak Ando."

"Wulan?" panggil Reta. Ada hak yang ingin dia bicarakan.

"Apa?"

"Jangan kamu aduin ke Kak Ando, kakak kamu serem kalau marah," ujar Reta.

"Habisnya Bella udah gituin kamu. Jelas banget lah kalau Kak Ando marah," jawab Wulan.

"Wulan, janji, ya?"

"Tau ah, Ta. Gak janji lihat aja nanti."

Wulan masih terlalu kesal. Pasalnya Reta masih saja membela Bella. Padahal Bella sudah menjelek-jelekkan Reta.

TBC

Udah itu aja. Ela udah malas dan capek.
😄😄

-ela-

🌽 ANDORETA (END) 🌽 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang