Setelah pertengkaran waktu itu Suho berubah banyak, dia tidak lagi sedingin dan sekasar dulu, dia lebih banyak tersenyum di depan hadapan Laura, itu membuat Laura menjadi lebih santai terhadap pekerjaannya.
"Nanti ada rapat, siapakan seluruh dokumen." Pesan Suho sebelum dia berjalan masuk ke dalam kantornya.
Laura mulai menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan, setelah itu dia berjalan menghampiri Suho di ruang rapat. Seseorang duduk di dekat Suho, dia membuat Laura membatu di tempatnya seketika.
"Di mana dokumennya?" Suho mengulurkan tangannya meminta dokumen kepada Laura. Dia membuat Laura tersadar dan segera menyerahkan dokumennya. "Duduklah," ucapnya memerintahkan Laura duduk di sampingnya, tepat di antara Suho dan orang yang telah membuatnya kaget itu.
"Kita mulai rapat hari ini."
Tugas Laura sebagai asisten, dia harus mencatat apapun yang dibicarakan waktu rapat, namun karena duduk di samping HongYi, dia menjadi sangat tegang. HongYi memiliki kebiasaan yang masih melekat, dia selalu meletakkan jarinya di depan bibir jika sedang berpikir. Sepasang bola matanya terlihat begitu serius melaksanakan rapat itu.
"Buatlah laporan rapat kali ini," pesan Suho sebelum meninggalkan ruang rapat. HongYi dia juga siap-siap meninggalkan ruangan, meninggalkan Laura yang menunduk seorang diri di ruang rapat.
***
"Direktur, ini laporan yang Anda inginkan."
HongYi duduk di sofa tepat di dekat Suho, Laura menyodorkan dokumennya, dia begitu tegang, dia ingin segera meninggalkan tempat tersebut.
"Oke, kamu pergilah makan siang, setelah ini masih banyak pekerjaan."
Kata-kata Suho bagaikan pencerahan untuknya, dia segera membungkuk dan berjalan keluar.
Segelas kopi hangat kesukaannya. Laura duduk di dekat kaca jendela sebuah café kecil dekat kantor. Menikmati pemandangan di luar, kenangan menyenangkan pelan-pelan muncul di benaknya. Begitu banyak senyuman yang disunggingkan oleh HongYi di dalam hidupnya. Dia tidak habis berpikir jika mereka berdua akan menjadi seperti sekarang ini.
"Kenapa kau muncul di sini lagi?" Suara itu, suara yang benar-benar dirindukannya, Laura segera menoleh ke belakangnya, menemukan HongYi sedang berdiri di belakangnya, membuat dirinya terkejut.
"Kenapa kau muncul lagi di sini?" HongYi melanjutkan langkahnya hingga ke depan Laura.
"Aku.."
"Sudahlah,aku juga tidak ingin membuang waktu." HongYi melanjutkan langkahnya untuk meninggalkan Laura, dia merindukan Laura, namun juga membencinya. Namun rasa rindu memenangi rasa benci, dia ingin melihat Laura lebih lama lagi, dia memutarkan tubuhnya untuk melihat Laura, tatapannya tidak semanis sepolos waktu dulu, kini hanya tersisa dendam. "Menurutmu apakah aku akan memaafkan seorang perempuan yang meninggalkan aku hampir empat tahun?"
Kata-kata itu membuat Laura menatap HongYi dengan lekat, apakah dia punya hak untuk mengatakan hal tersebut, Laura belum sempat merespon, HongYi sudah berjalan pergi meninggalkannya. Kini Laura juga tidak dapat tenang duduk di sana, dia memilih kembali bekerja, menyibukkan diri.
Suho berjalan keluar dari kantornya, hari ini Laura terlihat berbeda, wajahnya penuh masalah. "Kau kenapa?"
Laura mengeleng pelan. "Tidak kenapa-napa. Ada yang perlu saya bantu?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.
"Oh, ini. aku sudah selesai menanda-tanganinya, bawa pergi kasih Linda."
Laura mengambilnya dan berjalan pergi. Tidak lama kemudian dia kembali ke kantor, Suho masih berada di sana sambil bermain ponselnya. "Direktur? Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh! My Father
Fanfiction[Complete story✔] Tiga tahun berlalu, Lee Laura membawa Halin pulang ke Seoul, Halin merupakan putrinya dan satu-satunya harapannya untuk tetap hidup. Demi menghidupi Halin, dia bekerja di sebuah perusahaan besar dan menjadi seorang asisten direktur...