Part 39

44 5 0
                                    

Setelah pulang ke rumah, jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh di malam hari ini, Halin sepertinya sudah tidur, mungkin juga dengan Ibu Suho, besok mereka akan naik pesawat, Laura tidak ingin menganggunya, jadi memilih duduk di sofa.

"Kamu, pergilah mandi," ucap Suho membangunkan Laura dan membawanya ke dalam kamarnya.

"Tetapi.. baju-bajuku, sepertinya berada di dalam kamar Halin." Mengingat kopernya masih berada di kamar Halin, Laura merasa bingung, bagaimana cara dia menganti baju?
Suho kembali tersenyum, dia menarik Laura ke dalam kamarnya, membuka ruang bajunya.

Baju-baju Laura tergantung rapi di sana, tidak hanya baju yang dibawanya, masih banyak baju baru lainnya. "Ini?" Dengan penuh tanda tanya dia menatap Suho.

Suho melipatkan kedua tangannya di depan dada dan menyandarkan dirinya di pintu ruangan tersebut, senyumannya kembali terukir. "Ini akan menjadi ruang baju istriku juga. Aku sudah menyuruh orang-orang untuk merapikan barang-barangmu. Sudah, mandilah sana."

Laura pelan-pelan membuka laci di dekat bajunya, baju dan celana dalamnya tersusun rapi di sana. Dengan malu dia mengambilnya dan juga baju tidurnya, membawanya ke dalam kamar mandi.

Bathtub kamar mandi Suho sangat besar, tidak seperti rumahnya, dia merasa sangat nyaman setiap berendam di dalam air, mungkin itu sudah menjadi kebiasaannya setelah bencana kebakaran melandanya, dengan berendam di dalam air dingin, dirinya akan menjadi lebih tenang dan nyaman, walaupun dirinya tidak dapat berenang, namun air sedangkal itu tidak akan membunuhnya. Busa-busa meluap seiring air keran yang tidak dimatikan mengalir.

"Laura," panggil Suho mengetuk pintu kamar mandi, dia takut jika Laura ketiduran lagi.

"Iya?"

"Sudah malam, jangan berendam terlalu lama." Begitulah pesan Suho.

"Iya, tunggu sebentar."

Setelah membilas dan memakai baju tidurnya, Laura berjalan keluar.

Suho menunggu Laura di dekat kamar mandi, melihat Laura berjalan keluar dia langsung membawa Laura ke tepi kasur, itu membuatnya sangat terkejut.

"Kau..?!"

Suho mencolokkan alat pengering rambut dan mulai mengeringkan rambut Laura. "Sudah malam, kenapa masih membasahkan rambutmu?"

"Aku.."

"Jagalah kesehatanmu."

Kata-kata itu membuat Laura menatapnya dengan penuh heran, bukannya dirinya sendiri juga tidak menjaga kesehatannya? Berani-beraninya dirinya mengatainya.

"Kau juga serupa bukan?"

Suho mengacak rambut Laura dengan kasar. "Itu berbeda."

"Sudah, aku dapat mengeringkan sendiri, kau juga pergi mandi."

"Baiklah."

Suho memberikan alat pengering itu kepada Laura, lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Rambut Laura akhirnya kering, dia mencari selimut dan membawa salah satu bantal berjalan ke arah kursi sandar di dalam kamar itu. Dia mulai membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya, karena merasa lelah, dia pun tertidur.

Suho berjalan keluar dari kamar mandi, tubuhnya seperti roti sobek, begitu kekar, otot-otonya, dan six pack yang disukai perempuan-perempuan, sayangnya Laura sudah tertidur. Dia hanya melilitkan sebuah handuk di bagian bawah tubuhnya.

Air-air mengalir dari atas kepalanya, merintik di tubuhnya, mengalir melewati roti sobeknya.

"Lagi-lagi, kenapa dia tidak dapat tidur dengan benar," ngedumelnya, dia berjalan ke arah Laura, mengendong Laura ke atas kasur, wajah Laura selalu mengalihkan perhatiannya, ketika dia ingin mencium Laura, air di atas kepalanya merintik membasahi kening Laura. Laura terbangun, dia sangat terkejut melihat Suho begitu dekat dengannya, dia segera terbangun, ketika melihat Suho tidak memakai baju, dia langsung berteriak dan menutupi dirinya dengan selimut.

Oh! My FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang