Tiffany pov
“uaaahem”, aku menguap cukup lama saat aku membuka mataku. Aku benar-benar lupa jika aku ada dirumah nenek sehun. Aku melihat ke samping dan sehun masih tidur ditempatnya dengan damai. Aku benar-benar gila bagaimana bisa aku bermimpi jika sehun menciumku tadi malam. Astaga otakku benar-benar tak beres, kenapa aku bisa berprasangka buruk seperti itu padanya.
Aku bangun dan merapikan tempat tidurku lalu keluar dari kamar. Ruangan tamu sepi tapi aku bisa mendengar suara bibi yang bicara dengan seseorang. Aku bergegas kekamar mandi untuk mandi lalu keluar kehalaman.
“imonim!...halmoni!”, panggilku sedikit keras dan bibi akhirnya keluar dari sebuah ruangan.
“kau sudah bangun rupanya... kemari lah... imo sedang memasak”, aku segera menghampiri bibi dan masuk keruangan yang ternyata adalah dapur.
“pagi halmoni”, sapaku saat aku melihat nenek ternyata disana sedang duduk bersama dengan seejor anjing dan ada seorang gadis kecil disana.
“hai...anyeong”, sapaku dan gadis itu tersenyum malu-malu sambil memeluk nenek.
“ayo.. perkenalkan dirimu.. dia pacar sehun oppamu”, kata nenek menyuruh gadis kecil itu memperkenalkan diri.
“tiffany imnida”, kataku sambil mengulurkan tangan.
“oh ha ni imnida”, katanya malu-malu dan menyalami tangan. Sepertinya usianya baru 7 tahun, dia tampak imut dengan rambut pendek sebahu dan giginya yang ompong.
“kau manis sekali”,
“dia anakku yang terakhir... jarak umurnya sangat jauh dengan kakak-kakaknya” jelas bibi sambil memotong-motong sayuran.
“biar aku bantu bi”, aku mengambil alih tugas bibi sementara bibi sedang memasak sesuatu.
“apa kau bisa memasak sayang?”, tanya nenek.
“bisa nek, tapi tidak banyak”, kataku ragu.
“itu bukan masalah kau masih bisa terus belajar... sehun tidak terlalu cerewet dengan makanan...dia makan apapun... hanya saja tidak terlalu suka ramyeon”, ramyeon??... tapi dia memakannya waktu itu bersamaku.
“dia sangat suka ttokpoki dan naengmyeon... jika kau bisa pelajari itu sayang supaya saat kalian sudah menikah sehun betah makan dirumah”, sehun benar-benar bisa membuatku gila. Nenek bahkan sudah bicara tentang pernikahan sekarang padahal kami hanya berteman.
“apa sehun masih tidur sayang?”,
“ne... dia sepertinya lelah nek... kemarin aku sudah mengoleskan minyak dilehernya agar dia tak masuk angin tapi sepertinya dia sangat lelah”, jelasku pada nenek.
“kau sangat perhatian... dia sebenarnya sangat manja dihadapan ibunya, aku dan bibinya tapi dia terlihat kuat dan dingin dihadapan orang lain... kau harus memperhatikannya lebih sering... jika dia lelah berikan dia sandaran dan beri dia semangat”, aku seperti sudah menjadi menantu disini. Nenek dan bibi memberi tahuku banyak hal tentang sehun dan mereka juga memberiku banyak nasehat dalam menjaga hubungan. Meskipun aku sebenarnya hanya berteman dengan sehun tak ada salahnya aku mendapatkan banyak nasehat disini, siapa tahu itu berguna untukku dimasa depan.
“bangunkan sehun sayang... dia harus makan”, suruh nenek.
“ne halmoni”, aku segera masuk kedalam kamar dan sehun masih tertidur dengan tenangnya. Aku menyentuh lengannya pelan.
“sehun-ah... irona..ayo makan... kau bisa tidur lagi nanti”, sehun tak bergeming mungkin karena suaraku yang kecil dan sangat lembut. Aku menguncang pelan tubuhnya.

YOU ARE READING
THE RIGHT MAN
FanfictionTiffany hwang gadis polos yang memiliki hati seperti malaikat harus berhadapan dengan situasi yang membuatnya ingin lari dari kenyataan. hidupnya berubah saat dua laki-laki tampan masuk ke dalam kehidupannya sekaligus. Siapakah laki-laki yang tepat...