LDR

415 44 7
                                    

Warning!!!!
18++

*** 
Tiffany pov

Melihatnya menangis seperti bayi membuatku gemas dan ingin tertawa, tapi aku tak boleh melakukannya. Dia menangis karena takut aku benar-benar akan meninggalkannya. Sehun oppa membuatku semakin yakin bahwa keputusanku benar...berada disisinya adalah yang terbaik. Aku yakin bahwa akan sangat membahagiakan menghabiskan seluruh hidupku bersamanya.

“sebaiknya kita kembali ke kantor”, ajakku dan sehun oppa mengangguk pelan. Sehun oppa mengenggam tanganku dan kami berjalan kembali ke kantor.

“oppa”, kami berhenti setelah melihat begitu banyak wartawan yang tiba-tiba ada didepan kantor.

“mereka bergerak terlalu cepat”, sehun oppa mengambil ponsel dari sakunya lalu menelfon seseorang.

“jemput aku ditaman dekat kantor”, kata sehun oppa

“siapa oppa??”,

“sebaiknya kita pergi dari sini... mereka mungkin sudah tahu kalau kau bekerja disini”, ayahku benar jika media pasti akan tahu lebih cepat. Tak berapa lama mobil milik sehun oppa pun datang dan kami segera pergi dari sana.

“kita akan pergi kemana oppa??”, tanyaku

“kita pergi ke kafe saja... aku ingin bicara banyak denganmu”, sehun oppa mengenggam tanganku dengan erat. Aku tahu dia mungkin ingin membujukku agar aku tak pergi.
Sampai dikafe, sehun oppa langsung meminta ji hoon untuk membuatkan kami coffe dan membawakan beberapa cake.

“aku sudah kenyang oppa... omonim menyuruhku makan yang banyak”, keluhku sambil memegang perutku.

“benarkah??... katakan padaku apa yang orang tuaku katakan”, dia sangat penasaran, dia mungkin tak menyangka jika mereka menyambutku dengan sangat baik.

“hmm... omonim sangat cantik dan ramah, dia berkata bahwa dia sangat senang karena oppa akhirnya memiliki pacar dan pacarmu sangat cantik”,

“tentu saja...pacarku memang sangat cantik”, dia bahkan sangat bersemangat saat mengatakan itu padaku. “lalu aboji??”, tanyanya lagi

“awalnya aku sangat takut berhadapan dengan abonim tapi berkat omonim kami bicara dengan santai dan abonim akhirnya tersenyum padaku...oppa tahu?,  kami bahkan bermain catur tadi dan aku menceritakan banyak hal”, ceritaku dengan antusias dan sehun oppa terlihat sangat lega.

“tak bisakah kau tetap tinggal??....kita baru menghabiskan waktu selama 1 minggu bersama”, sudah kuduga pada akhirnya dia akan berusaha membujukku.

“ketika ayahku telah berkata seperti itu maka itulah yang akan terjadi... dibanding berusaha membujukku...maukah oppa menghabiskan seminggu ini bersamaku??”, usulku

“tentu saja...kita akan berlibur, berkencan, menonton film, dan melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan oleh pasangan remaja”, sehun oppa menarikku dan menciumku lembut. Saat kami berciuman didalam mobil saat itu, itu adalah waktu dimana aku mulai merasa sangat tegang dan jantungku berdetak sangat kencang setiap kami berciuman. Aku harap ini adalah sebuah awal dimana aku benar-benar telah menerimanya.

“Omo kamjagiya!”, aku dan sehun oppa terlonjak kaget hingga melepaskan ciuman kami.

“Hya!!!... apa yang kalian lakukan dikantorku??”, byun baekhyun, dia selalu saja bereaksi berlebihan. Aku tak tahu apa yang akan dia  katakan padaku setelah dia tahu hubungaku dengan sehun.

“ini kantorku bodoh”, kata sehun santai. Baekhyun yang awalnya berdiri didepan pintu segera menghampiri kami dengan bedecak pinggang.

“wuah... sudah kuduga jika istri pertama yang akan menang pertarungan..wuah... kalian benar-benar sesuatu”, katanya takjub.

THE RIGHT MANWhere stories live. Discover now