Oh Sehun

746 64 5
                                    


Rintikan Hujan menyerbu kota seoul hari ini, sementara jam masih menunjukkan pukul 2 siang. Orang-orang masih harus bekerja dan beraktifitas namun semuanya terhambat akibat hujan yang begitu deras. Seorang gadis berlari terburu-buru dengan tas yang dia gunakan untuk melindungi kepalanya dari air hujan yang begitu lebat. Gadis itu baru saja datang dari sebuah toko buku dan hendak bertemu dengan sahabat baiknya.

"Ige mwo ya?...kenapa harus hujan segala?, aku tak membawa payung, bagaimana aku bisa pulang", keluh gadis itu sambil sesekali melihat ke sekitarnya. Gadis itu sedang berteduh didepan sebuah kafe yang sepertinya sedang sepi pembeli. Dia mendesah pelan sambil menatap keatas langit.

"yeppo", gumamnya. Gadis itu sangat menyukai hujan, meskipun dia terkadang kesal karena hujan datang disaat yang tidak tepat, tapi hal itu tak pernah membuatnya membenci hujan. Baginya hujan adalah hal yang paling indah yang terjadi didunia ini. Gadis itu menjulurkan satu tangannya dan membiarkan rintikan hujan membasahi telapak tangannya.

Tiffany Pov

Namaku tiffany hwang, umurku 24 tahun dan aku baru saja diterima bekerja di perusahaan terkenal milik haneul Group. Hari ini aku akan merayakan penerimaanku dengan sahabatku tapi sayangnya hujan justru turun disaat yang tidak tepat. Meskipun begitu aku tak pernah bisa membenci hujan, aku akan selalu menjulurkan tanganku dan menyapanya dengan senyuman. Sekarang pun aku melakukannya, hingga bunyi sebuah lonceng menyadarkanku. Aku menoleh dan melihat pintu kafe itu terbuka. Seorang laki-laki keluar dari kafe itu dengan kedua tangan yang ada didalam saku jaketnya dan dia menatap ke arah langit.

Dia laki-laki yang sangat tampan, kulitnya sangat putih untuk seorang laki-laki dan yang membuatku terpaku adalah sinar dimatanya yang sangat lembut dan murni. Meskipun ekspresi wajahnya terkesan dingin tapi aku bisa menebak dia seseorang yang memiliki hati yang hangat. Tiba-tiba saja dia menoleh kearahku dan tentu saja aku langsung memalingkan wajahku dengan gelagapan.

"apa anda sedang berteduh?", dia bertanya dengan nada yang sedikit khawatir menurutku

"ne?...ne...aku tidak membawa payung...aku akan pergi jika hujannya sedikit reda", kataku ragu

"masuklah...diluar sangat dingin", katanya ramah dan aku melihat senyuman kecil diwajahnya.

"gwaenchanayo....aku akan menunggu disini", tolakku sesopan mungkin

"jangan sungkan...masuklah dan duduk didalam, aku tak akan meminta bayaran kalau kau hanya duduk", katanya sambil menyuruhku masuk dengan tangannya. Aku adalah orang yang mudah percaya dengan orang asing tapi entah perasaan apa ini, hanya dengan melihat tatapan matanya aku tahu dia laki-laki baik dan bisa dipercaya.

Aku akhirnya menurut dan masuk kedalam kafenya. Ternyata dugaanku benar, tak ada pelanggan hanya ada dia dan seorang pegawai. Aku duduk didekat jendela agar aku bisa melihat hujannya reda. Dia menghampiri pegawainya dan aku melihatnya tertawa, sepertinya mereka sedang bercanda dan dari yangaku lihat mereka seperti bersahabat bukan seperti atasan dengan anak buahnya. Aku mengalihkan pandangaku kembali ke langit dan hujan yang masih saja turun dengan derasnya.

"minumlah ini...aku tak tahu kau suka kopi apa jadi aku membuatkan cappuccino untukmu", aku terkejut melihat dia duduk dihadapanku dengan celemek dan secangkir kopi dihadapanku.

"anda tak perlu repot-repot...aku hanya akan sebentar disini", aku benar-benar tak enak hati padanya.

"kau tak bisa menebak kapan hujan akan berhenti...minum saja..aku memberinya gratis padamu. Kafe ini baru dibuka seminggu yang lalu jadi kami belum punya banyak pelanggan... hmm...jika kau menyukainya kau bisa memberi tahu teman-temanmu tentang kafe ini, anggaplah aku meminta tolong padamu", katanya dengan senyuman yang lebih cerah bagiku.

"anda benar-benar baik...aku pasti akan membantumu mempromosikan kafe ini",

"Oh Sehun imnida", dia memperkenalkan dirinya dan menjulurkan tangannya padaku. Aku menyambut tangannya lalu memperkenalkan diri.

"Tiffany Hwang imnida, senang berkenalan dengan anda",

"Senang bertemu denganmu juga nona hwang... silahkan nikmati kopinya karena aku harus mengerjakan sesuatu dibelakang.... kau bisa tinggal disini selama yang kau mau, dan kau bisa meminta bantuan pegawaiku namanya Lee ji hoon... kalau begitu aku permisi", sehun membungkuk padaku lalu pergi meninggalkan aku sendirian. Laki-laki yang baik, aku merasa tenang bicara dengannya seolah kami sudah pernah bertemu.

Hujan akhirnya turun 30 menit kemudia dan tepat sekali saat Cappuccinoku habis, kopi itu sangat enak sayang sekali aku memiliki maag sehingga aku harus meminumnya sedikit-demi sedikit.

"anda akan pergi sekarang?", tanya lee ji hoon saat aku berdiri dia sampai harus menghampiriku.

"ne...tolong sampaikan terima kasihku pada sehun...dan...kopinya sangat enak",

"ne...saya akan sampaikan...beliau menitipkan jaket ini untuk anda", lee ji hoon menyerahkan sebuah jaket hitam kepadaku dan aku tak bisa berkata apapun.

"sehun yang memintamu?", tanyaku ragu sambil menerima jaket itu

"ne...itu jaket miliknya...beliau tak ingin anda kedinginan jadi sebaiknya anda memakai jaket itu", astaga sehun itu benar-benar baik. Aku tak menyangka bisa bertemu dengan laki-laki sebaik itu.

"gamsahamnida.... katakan padanya aku sangat berterima kasih dan aku akan mengembalikkan jaket-"

"Beliau tidak mengizinkan anda mengembalikkannya",

"ne?...ahh...begitu ya...arraseoyo... sekali lagi sampaikan ucapan terima kasihku

"ne", Laki-laki itu membuatku tak bisa berkata apa-apa, bagaimana bisa dia bersikap begitu manis. Jika aku punya kesempatan bertemu dengannya lagi aku akan mentraktirnya daging sapi, dia benar-benar baik.

THE RIGHT MANWhere stories live. Discover now