Be Yours

360 46 9
                                    

Tiffany pov  

Pagi ini aku terbangun dengan mata yang masih terasa berat. Suhu tubuhku sepertinya sudah turun dan kepalaku sudah lebih ringan. Aku masih ingat tadi malam aku menangis dipelukkan sehun tapi kenapa sekarang aku tertidur sendiri, apakah sehun pergi meninggalkanku??...apa dia tak tidur disini??.

“kau sudah bangun??”, hatiku sangat lega melihat sehun ada dihadapanku. Dia tersenyum dengan wajah yang sedikit basah sepertinya dia mencuci wajahnya.

“odiyeyo??”, tanyaku khawatir.

“aku mencuci wajahku... apa kau ingin kekamar mandi??”, aku menggeleng lalu berusaha duduk. Sehun membantuku lalu duduk disampingku.

“bagaimana perasaanmu??..apa kepalamu sakit??”, sehun menyentuh dahiku dan tersenyum sepertinya memang suhu tubuhku sudah turun. Sehun merapikan rambutku dan mengusap wajahku, mendapatkan perlakuan seperti ini dari sehun membuatku menyesal tak pernah menanggapi serius apa yang pernah dia katakan dan apa yang dia lakukan untukku. Aku selalu mengelak jika aku penting untuknya dan membatasi itu dengan status pertemanan kami.

Setelah jaehyun mengatakan padaku untuk mempertimbangan sehun, aku mulai berfikir dan baru menyadari apa yang selama ini telah sehun lakukan untukku. Bahkan ketika aku menangis dia berusaha menghiburku dan mengajakku berjalan-jalan. Kenapa tuhan tak membuatku jatuh cinta pada sehun saja dan membiarkan kami bahagia, kenapa aku harus jatuh cinta pada jaehyun dulu hanya untuk menyadari cinta tulus yang sehun berikan padaku.

“apa yang kau pikirkan??”, tanya sehun membuyarkan pikiranku.

“aniya...aku hanya berfikir betapa beruntungnya aku bisa mengenalmu”, sehun tersenyum lalu mengenggam tanganku.

“aku yang beruntung bertemu denganmu... kau tahu sejak mengenalmu aku lebih banyak tersenyum”,

“mark sudah memberi tahuku... kau sering tersenyum akhir-akhir ini”, sehun tersenyum lagi dan itu sangat manis. Aku bohong jika aku bilang sehun tak pernah menggoyahkan hatiku, karena untuk beberapa saat hatiku berdebar berada disisinya. Hanya saja aku membangun benteng tersendiri agar aku tak goyah dan hanya mencintai satu orang. Setelah jaehyun pergi dariku, aku tahu bahwa sekaranglah saatnya aku menghancurkan benteng itu dan memberikan sehun kesempatan. Aku hanya percaya pada sehun, aku percaya hanya sehun yang bisa membuatku lupa pada jaehyun dan aku akan bahagia bersamanya.

“apa kau lapar sekarang??...hari ini kau harus makan dan minum obatmu..ehhmmm kau harus makan 4 kali..ani..ani 5 kali...kau harus cepat sembuh karena setelah itu aku akan mengajakmu liburan”, betapa beruntungnya aku mendapat cinta dari laki-laki manis seperti sehun.

“arraseo”, jawabku patuh dan tepat saat itu suster datang membawa makanan. Hah...aku tak terlalu suka bubur, apalagi buatan rumah sakit. Rasanya pasti hambar.

“ayo makan...aaaa”, sehun menyuapiku dan dengan terpaksa aku membuka mulutku. Ahhhh...sudah kuduga ini pasti hambar.

“waeyo??”, tanya sehun panik.

“ania...rasanya hambar”, kataku lalu sehun mencobanya.

“kau tak suka??”, aku menggeleng pelan. “tapi tak apa...aku bisa memakannya...jangan khawatir”, kataku cepat sebelum sehun pergi untuk komplain atau mungkin meminta garam.

“ania...kau harus makan apa yang kau suka...aku akan membelikanmu...kau mau apa??”, sudah kuduga dia akan melakukan ini.

“hanya jangan tinggalkan aku lagi... tetaplah disisiku..aku hanya ingin itu”, aku tak ingin sendirian lagi. Setiap kali aku sendiri aku selalu memikirkan jaehyun dan menangis, memikirkannya membuatku kehilangan nafsu makan dan ingin melarikan diri dari hidup ini. Aku hanya perlu seseorang disisiku dan aku tahu sehun adalah orang yang tepat.

THE RIGHT MANWhere stories live. Discover now